Vaksinasi adalah prosedur yang bertujuan mencegah penyakit akibat infeksi, baik infeksi bakteri atau virus. Tindakan medis ini juga sering disbeut imunisasi.
Vaksin untuk mencegah infeksi virus mengandung virus yang telah mati atau dilemahkan. Sedangkan vaksin pencegah infeksi bakteri mengandung komponen kecil dari bakteri yang telah mati.
Cara kerja vaksin adalah dengan merangsang sistem imun yang akan mengenali bakteri atau virus dalam vaktin, lalu menghasilkan antibodi untuk membunuhnya. Ketika ada bakteri atau virus yang sama memasuki tubuh, sistem kekebalan tubuh sudah mengenali dan dapat membunuh bakteri atau virus yang bersangkutan.
Terdapat dua jenis imunisasi bagi penduduk Indonesia, khususnya anak-anak. Vaksinasi ini berupa imunisasi dasar dan lanjutan. Pemberiannya akan disesuaikan dengan usia anak.
Imunisasi dasar saja tidak cukup untuk melindungi anak. Jadi diperlukan imunisasi lanjutan guna mempertahankan sistem kekebalan tubuh.
Imunisasi wajib terdiri atas vaksin hepatitis B, BCG, polio tetes, DPT-HB-Hib, polio suntik, dan campak. Vaksinasi ini diberikan hingga anak berusia 9 bulan.
Imunisasi lanjutan biasanya berupa vaksin DPT-HB-Hib, campak, tetanus, dan difteri. Vaksinasi ini diberikan pada anak usia sekolah.
Apabila belum pernah menerimanya saat masih kanak-kanak, Anda pun dianjurkan untuk menjalaninya ketika dewasa. Dokter bisa menentukan jenis-jenis vaksin yang sebaiknya Anda jalani.
Vaksinasi merupakan salah satu metode paling efektif dalam mencegah penyakit. Vaksin akan membantu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan membunuh virus maupun bakteri, sehingga pasien akan terhindar dari penyakit tersebut.
Vaksin dapat mencegah berbagai jenis penyakit. Contohnya, campak, polio, tetanus, difteri, meningitis, influenza, demam tifoid, hingga kanker serviks.
Vaksinasi diberikan sesuai dengan kelompok umur. Pada bayi baru lahir hingga usia 1 tahun, imunisasi dasar harus dilakukan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit yang berbahaya pada usia dini.
Saat anak berusia 1-4 tahun, imunisasi lanjutan diberikan guna memperpanjang kekebalan tubuh dan melengkapi imunisasi yang belum lengkap.
Imunisasi kemudian diulang pada usia sekolah (5-12 tahun) dan usia remaja 13-18 tahun sambil melengkapi imunisasi.
Berikut jenis-jenis vaksin yang diberikan seusai kelompok usia:
Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan sebelum vaksinasi. Hanya saja, dokter akan memastikan bahwa pasien benar-benar dalam keadaan sehat.
Vaksinasi dapat diberikan melalui suntikan atau oral (diteteskan lewat mulut). Caranya tergantung pada jenis vaksin yang dberikan. Cara pemberian yang diperlukan selalu tertera pada label vaksin.
Prosedur vaksin yang diberikan melalui suntikan dapat diberikan secara subkutan, intramuskular, atau intrakutan (intradermal). Berikut penjelasannya:
Pada bayi, suntikan subkutan diberikan di paha atas. Sementara pada anak yang lebih besar, suntikan ini dilakukan di lengan atas.
Dokter akan mencubit kulit dan jaringan di bawahnya dengan jempol serta jari telunjuk, sehingga terangkat dari otot. Jarum kemudian ditusukkan ke lipatan kulit tersebut dengan kemiringan 45 derajat.
Suntikan intramuskular diberikan tegak lurus kulit ke dalam otot lengan atas atau paha depan bagian atas.
Suntikan intrakutan diberikan tepat di bawah kulit pada lengan atas.
Meski sangat jarang, reaksi alergi berat setelah pemberian vaksin bisa terjadi. Reaksi ini dikenal dengan istilah anafilaksis
Anafilaksis biasanya muncul pada beberapa menit hingga beberapa jam setelah imunisasi. Gejalanya dapat berupa:
Reaksi anafilaksis merupakan kondisi yang berbahaya hingga dapat mengancam nyawa penderita. Karena itu, segera hubungi dokter bila Anda mengalami gejala anafilaksis setelah menerima vaksin.
Efek samping vaksinasi biasanya berupa ringan dan tidak berlangsung lama. Efek samping yang paling sering terjadi meliputi:
Kementerian Kesehatan RI. https://www.kemkes.go.id/article/view/18043000011/berikan-anak-imunisasi-rutin-lengkap-ini-rinciannya.html
Diakses pada 28 Mei 2020
IDAI. Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI. Sari Pediatri, Vol. 2, No. 1, Juni 2000: 43-47
Diakses pada 28 Mei 2020
IDAI. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-i
Diakses pada 28 Mei 2020
WHO. https://www.who.int/topics/vaccines/en/
Diakses pada 28 Mei 2020
Medicine Net. https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=5925
Diakses pada 28 Mei 2020
Kids Health. https://kidshealth.org/en/parents/vaccine.html
Diakses pada 28 Mei 2020
NHS. https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/why-vaccination-is-safe-and-important/
Diakses pada 28 Mei 2020
Everyday Health. https://www.everydayhealth.com/allergies/vaccine-allergy.aspx
Diakses pada 28 Mei 2020