Transplantasi Jantung

13 Mar 2023|Nurul Rafiqua
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Transplantasi jantung penting dilakukan jika obat-obatan dan pembedahan lain tidak efektif mengatasi kerusakan jantung.Transplantasi jantung diperlukan untuk mengganti jantung rusak dengn jantung sehat dari donor.

Apa itu prosedur transplantasi jantung?

Transplantasi jantung adalah operasi penggantian jantung yang rusak atau tidak berfungsi dengan jantung sehat dari pendonor. 

Transplantasi dilakukan jika pengobatan lain, seperti obat-obatan atau jenis pembedahan lainnya tidak membuahkan hasil.

Transplantasi jantung diharapkan dapat memperpanjang umur pasien yang terancam nyawanya akibat gagal jantung. 

Sebelum menjalankan operasi, pasien penerima donor jantung akan menjalani evaluasi dan penilaian mendalam untuk menentukan apakah mereka sehat secara fisik dan siap mental untuk menjalani operasi transplantasi. 

Adapun, jantung pengganti yang digunakan pada prosedur ini didapat dari pendonor yang telah meninggal dunia atau mengalami mati otak. Jantung donor akan diberikan pada pasien berdasarkan tingkat keparahan penyakit, ukuran tubuh, dan golongan darah mereka. 

Berkat kemajuan dalam dunia pengobatan saat ini, prosedur transplantasi jantung memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Prosedur ini dapat memberikan harapan hidup hingga puluhan tahun pada pasien yang berhasil menjalaninya. 

 

Mengapa prosedur transplantasi jantung perlu dilakukan?

Transplantasi jantung dilakukan jika pengobatan lain tidak berhasil dan merupakan langkah terakhir pada pengobatan gagal jantung stadium akhir. 

Pada tahap ini, jantung telah mengalami kerusakan permanen yang membuatnya tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik. 

Akibatnya, berbagai organ tubuh tidak dapat berfungsi dengan normal karena oksigen dan nutrisi penting yang seharusnya dialirkan dalam darah jadi tidak tersalurkan. Hal ini dapat berujung pada kondisi yang mengancam nyawa.

Gagal jantung biasanya terjadi pada pasien dewasa yang mengalami berbagai kondisi berikut:

  • Gangguan pada otot jantung atau kardiomiopati
  • Penyakit jantung koroner
  • Kebocoran katup jantung yang telah berlangsung lama
  • Infeksi virus pada otot jantung (miokarditis)
  • Gangguan irama jantung berulang yang tidak terkontrol dengan pengobatan
  • Kegagalan transplantasi jantung sebelumnya
  • Serangan jantung (infark miokard)

Gagal jantung pada pasien anak-anak paling sering disebabkan oleh kelainan jantung bawaan atau kardiomiopati.

Siapa yang bisa menjalani prosedur transplantasi jantung?

Pasien dengan gagal jantung stadium akhir dengan kondisi berikut dapat menjadi kandidat penerima transplantasi jantung:

  • Berusia di bawah 69 tahun 
  • Dokter telah memberikan prediksi risiko kematian dalam beberapa tahun jika transplantasi jantung tidak dilakukan.
  • Secara umum cukup sehat secara fisik dan mental untuk menjalani operasi
  • Telah menjalani berbagai terapi lain tapi tidak juga membaik
  • Tidak merokok dan menggunakan obat-obatan terlarang
  • Bersedia untuk menyesuaikan gaya hidup tertentu dan program medis yang diberikan yang diberikan oleh tim medis.

Siapa yang tidak bisa menjalani prosedur transplantasi jantung?

Meski demikian, ada beberapa kondisi yang membuat seorang pasien gagal ginjal tidak dapat menjalankan prosedur transplantasi jantung, antara lain:

  • Berusia di atas 70 tahun, karena risiko operasi menjadi lebih besar.
  • Memiliki gangguan medis lain yang dapat memperpendek harapan hidup, seperti gagal ginjal, gagal hati, atau gangguan paru-paru berat
  • Mengidap infeksi aktif yang parah
  • Menderita kanker dalam 5 tahun terakhir, kecuali kanker kulit selain melanoma, kanker payudara atau prostat yang masih stadium I
  • Perokok aktif (belum berhenti merokok dalam 6 bulan terakhir)
  • Menggunakan obat-obatan terlarang
  • Mengidap HIV
  • Mengalami penurunan fungsi neurologis yang parah
  • Menderita obesitas yang parah
  • Mengidap penyakit kejiwaan yang membuat pasien diperkirakan tidak dapat merawat dirinya setelah operasi. 

Apa yang harus dilakukan sebelum menjalani prosedur transplantasi jantung?

Sebelum menjalani operasi ini, ada beberapa hal yang akan Anda lakukan, yaitu:

1. Evaluasi psikologis dan sosial 

Beberapa masalah psikologis dan sosial yang akan dievaluasi termasuk stres, masalah keuangan, dan dukungan dari keluarga pasien. 

Faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi cara pasien menghadapi proses transplantasi organ baik sebelum dan sesudahnya. 

2. Tes darah

Pasien akan menjalani tes darah, seperti analisis kadar sel darah merah, trombosit, dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk menemukan donor yang cocok. 

Ketidakcocokan jantung pendonor dengan penerima bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh menganggap jantung baru sebagai benda asing yang harus dilawan. 

3. Tes diagnostik

Serangkaian tes diagnostik perlu dijalankan untuk mengetahui status kesehatan pasien secara keseluruhan. 

Beberapa pemeriksaan sebelum melakukan operasi transplantasi jantung, yaitu rontgen dada, USG, CT scan, tes fungsi paru, dan pemeriksaan gigi. 

Pasien wanita mungkin perlu menjalani tes tambahan seperti tes pap, evaluasi ginekologi, dan mammogram.

4. Persiapan lainnya. 

Pasien juga biasanya akan diberikan beberapa vaksin untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya infeksi yang dapat memengaruhi jantung yang ditransplantasikan.

Apabila tim medis menilai Anda layak menjalani transplantasi jantung, nama Anda akan masuk ke dalam daftar tunggu penerima donor jantung. .

Selama menunggu datangnya donor, tim medis akan memonitor jantung dan organ lain pada tubuh Anda, serta memberikan terapi bila memang diperlukan. 

Bila terapi tidak mampu menjaga jantung dan organ vital lainnya, dokter akan menyarankan pemasangan implant untuk menunjang fungsi jantung, yang disebut sebagai ventricular assist devices (VADs).

Transplantasi jantung dilakukan dalam waktu empat jam setelah jantung donor diambil. Oleh karena itu, Anda harus siap dan selalu mengaktifkan telepon supaya dapat dihubungi untuk menginformasikan bahwa ada kandidat yang cocok dengan profil Anda. 

Selalu siapkan koper yang berisi alat-alat yang dibutuhkan untuk menjalani rawat inap dan bawa selalu obat-obatan yang biasa Anda konsumsi. 

Hal yang perlu dipersiapkan sebelum transplantasi

Setelah Anda diberitahukan untuk menjalani operasi transplantasi jantung, segera pergi ke rumah sakit. Sesampainya Anda di rumah sakit, dokter akan melakukan evaluasi terakhir sebelum transplantasi jantung dilakukan, proses ini meliputi:

  • Tim medis menjelaskan prosedur transplantasi yang akan Anda jalani. 
  • Anda akan diminta untuk menandatangani formulir persetujuan untuk melakukan operasi. Baca formulir dengan cermat dan ajukan pertanyaan jika ada yang kurang jelas.
  • Anda harus berpuasa (tidak makan atau minum) beberapa jam sebelum operasi dimulai.
  • Anda mungkin akan diberikan obat penenang agar lebih rileks.

Bagaimana prosedur transplantasi jantung dilakukan?

Prosedur transplantasi jantung adalah operasi terbuka yang dapat memakan waktu sekitar 4-10 jam. Namun, bila Anda pernah mendapatkan tindakan bedah jantung sebelumnya, prosedur ini bisa jadi lebih rumit dan membutuhkan waktu lebih lama.  

Setelah jantung donor tersedia, operasi transplantasi akan dilakukan sesegera mungkin setelah jantung donor tersedia.

Proses transplantasi jantung dilakukan dengan prosedur berikut:

  • Anda akan diminta untuk melepas perhiasan atau benda lainnya yang menempel pada tubuh Anda
  • Anda akan diminta untuk mengganti pakaian dengan gaun rumah sakit
  • Beberapa persiapan akan dilakukan seperti pemberian obat dan cairan infus
  • Kateter akan dipasang ke dalam pembuluh darah di leher dan pergelangan tangan. Hal ini dilakukan untuk memantau status jantung dan tekanan darah Anda, serta untuk mengambil sampel darah. 
  • Kateter Foley juga akan dimasukkan ke dalam kandung kemih Anda untuk mengalirkan urine selama operasi.
  • Sebuah tabung akan dimasukkan melalui mulut atau hidung ke perut Anda untuk mengalirkan cairan perut.
  • Jika ada banyak rambut di dada Anda, perawat mungkin akan mencukurnya terlebih dahulu.
  • Dokter anestesi kemudian akan memberikan anestesi umum agar Anda tertidur selama operasi.
  • Setelah obat bius bekerja, dokter akan menghubungkan tubuh Anda dengan mesin ventilator yang dapat menjaga suplai darah dan oksigen tetap stabil selama prosedur operasi berjalan.
  • Dokter anestesi akan mengawasi detak jantung, tekanan darah, dan tingkat oksigen darah Anda selama operasi.
  • Dokter bedah kemudian akan membuat sayatan di bagian tengah dada, tepat di bawah jakun hingga ke atas pusar.
  • Dokter lalu akan memisahkan tulang-tulang di dada, dan membuka tulang rusuk supaya jantung dapat diakses dan tindakan pembedahan bisa dilakukan. 
  • Dokter akan memasukkan tabung dari mesin jantung-paru (cardiopulmonary bypass) ke dada agar darah tetap dapat dipompa ke seluruh tubuh saat jantung diangkat.
  • Dokter akan mengambil jantung Anda dan menjahit jantung donor yang kemudian dihubungkan dengan pembuluh darah besar. 
  • Jantung donor akan mulai berdetak ketika aliran darah sudah mulai mengalir ke jantung dan paru-paru donor. 
  • Bila diperlukan, dokter akan memberikan kejutan listrik untuk membantu jantung berdetak secara normal.
  • Dokter akan menyambung kembali tulang dada dan menjahit kembali kulit di atasnya dengan jahitan atau staples bedah untuk menutup sayatan.
  • Dokter kemudian akan menempelkan perban atau pembalut steril di area bekas sayatan.

Apa yang harus dilakukan setelah menjalani prosedur transplantasi jantung?

Setelah operasi selesai, Anda akan dipindahkan ke ruang rawat intensif dan menjalani perawatan di sana selama beberapa hari. Beberapa perawatan yang akan Anda dapatkan di antaranya adalah:

  • Pemberian obat-obatan antinyeri.
  • Pemasangan ventilator untuk membantu pernapasan.
  • Pemasangan selang di dada untuk menyerap cairan di sekitar paru dan jantung.
  • Pemantauan tanda atau gejala penolakan organ, seperti sesak napas, demam, mudah lelah, buang air kecil sedikit, atau peningkatan berat badan. Segera beri tahu tim medis jika Anda merasakan berbagai gejala tersebut atau mengalami tanda-tanda infeksi. 
  • Pengambilan sampel darah untuk memantau jantung baru Anda, serta fungsi tubuh lainnya, termasuk paru-paru, ginjal, hati, dan sistem darah. 
  • Pengobatan infus khusus untuk membantu tekanan darah dan jantung Anda, dan untuk mengontrol masalah perdarahan. 

Saat kondisi Anda stabil, dokter akan berangsur-angsur mengurangi obat-obatan yang diberikan. Anda juga akan mulai minum cairan dan makanan padat secara bertahap.

Dokter juga akan memberikan obat-obatan imunosupresan yang dapat mencegah terjadinya reaksi penolakan organ. Namun, karena obat-obatan imunosupresan dapat membuat Anda rentan mengalami infeksi, Anda mungkin membutuhkan obat lain untuk mencegah infeksi. 

Dosis obat-obatan imunosupresan akan diturunkan seiring dengan berjalannya waktu. Perlu diingat, obat-obatan imunosupresan perlu dikonsumsi seumur hidup.

Setelah dipastikan tidak adanya tanda-tanda penolakan organ, sebagian besar pasien diperbolehkan pulang dalam waktu 7-16 hari.

Namun Anda mungkin akan diminta kembali ke rumah sakit untuk melakukan pengambilan jaringan atau biopsi jantung untuk mengetahui reaksi penolakan lebih lanjut terhadap jantung donor. Hal ini dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam beberapa bulan setelah prosedur transplantasi jantung dilakukan.

Perawatan apa yang harus dilakukan setelah transplantasi jantung?

Setelah Anda pulang ke rumah, Anda perlu melakukan langkah-langkah perawatan berikut:

  • Istirahat yang cukup
  • Merawat area operasi agar tetap kering dan bersih
  • Meminum obat-obatan yang diresepkan, terutama obat-obatan immunosupresan yang harus diminum seumur hidup secara rutin.
  • Melakukan kontrol ke dokter sesuai jadwal yang diberikan
  • Hindari aktivitas berat seperti mendorong, menarik, atau mengangkat sesuatu yang berat, setidaknya selama 6 hingga 12 minggu.
  • Menyesuaikan gaya hidup, termasuk:
    • Berolahraga secara bertahap untuk meningkatkan fungsi jantung dan untuk menghindari penambahan berat badan. 
    • Mengikuti program rehabilitasi jantung berisi olahraga dan latihan fisik yang dapat membantu Anda mendapatkan kembali kekuatan gerak fisik seperti sedia kala.
    • Menjalani diet dengan nutrisi seimbang, beberapa kondisi mungkin mengharuskan pola makan khusus sehabis operasi seperti diet rendah sodium untuk menurunkan risiko tekanan darah tinggi dan penumpukan cairan. 
    • Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
    • Salah risiko mengonsumsi obat imunosupresan pada transplantasi jantung adalah tumor kulit, jadi penting untuk menggunakan tabir surya untuk menghindari paparan matahari. 
  • Pelajari dan perhatikan tanda-tanda infeksi serta reaksi penolakan organ yang membutuhkan penanganan dengan segera. 

Apa saja risiko dari prosedur transplantasi jantung?

Prosedur transplantasi jantung adalah operasi jantung terbuka yang memiliki risiko berupa perdarahan, infeksi, dan pembekuan darah.

Di samping itu, proses transplantasi jantung sendiri memiliki risiko dan komplikasi meliputi:

1. Penolakan jantung donor 

Salah satu risiko paling signifikan setelah transplantasi jantung adalah penolakan organ. Hal ini bisa terjadi karena sistem kekebalan tubuh mungkin melihat jantung donor sebagai benda asing yang harus diserang sebab dianggap membahayakan. 

Untuk membantu mencegah penolakan, Anda harus selalu meminum obat sesuai resep dan menghadiri semua jadwal konsultasi Anda dengan dokter.

2. Kegagalan cangkok primer 

Kegagalan cangkok primer  adalah risiko transplantasi jantung yang mungkin terjadi pada 30 hari pertama pasca operasi. Kondisi ini bahkan dapat menyebabkan kematian jika jantung donor tidak berfungsi sebagaimana mestinya dalam 24 jam pertama setelah ditransplantasikan.

3. Masalah pada pembuluh arteri

Transplantasi jantung dapat menyebabkan dinding arteri di jantung menebal dan mengeras. Hal ini dapat mengganggu sirkulasi darah, memicu serangan jantung, gagal jantung, aritmia atau kematian jantung mendadak. 

4. Efek samping obat 

Imunosupresan yang harus dikonsumsi selama sisa hidup Anda dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang serius dan masalah lainnya.

5. Kanker 

Imunosupresan juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker seperti tumor kulit dan limfoma non-Hodgkin.

6. Infeksi

Imunosupresan yang diberikan dapat menurunkan kemampuan Anda untuk melawan infeksi. Banyak orang yang menjalani transplantasi jantung mengalami infeksi yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit pada tahun pertama setelah transplantasi.

operasipenyakit jantungsakit jantungserangan jantunggagal jantung

NHS. https://www.nhs.uk/conditions/heart-transplant/
Diakses pada 18 Januari 2022
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/heart-transplant/about/pac-20384750
Diakses pada 18 Januari 2022
WebMD. https://www.webmd.com/heart-disease/heart-failure/heart-failure-heart-transplant#1
Diakses pada 18 Januari 2022
Johns Hopkins. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/heart-transplant
Diakses pada 18 Januari 2022
Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/departments/transplant/programs/heart/process
Diakses pada 18 Januari 2022
Organ Procurement & Transplantation Network. https://optn.transplant.hrsa.gov/policies-bylaws/public-comment/develop-measures-for-primary-graft-dysfunction-in-hearts/
Diakses pada 18 Januari 2022
University of Pittsburgh. https://www.upmc.com/services/transplant/heart/candidates#
Diakses pada 18 Januari 2022
Stanford Health Care. https://stanfordhealthcare.org/medical-treatments/h/heart-transplant/what-to-expect/life-after-transplant.html
Diakses pada 18 Januari 2022
Johns Hopkins. https://www.hopkinsmedicine.org/transplant/referring-physicians/heart-transplant-criteria.html#
Diakses pada 18 Januari 2022
American Heart Association. https://www.heart.org/en/health-topics/congenital-heart-defects/care-and-treatment-for-congenital-heart-defects/heart-transplant
Diakses pada 18 Januari 2022

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email