Transjugular Intrahepatic Portosystemic Shunt (TIPS)

13 Mar 2023|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS) dibutuhkan oleh pasien hipertensi portaTransjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS) dilakukan pada pasien hipertensi porta

Apa itu transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS)?

Transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS) adalah prosedur untuk menghubungkan pembuluh darah vena porta dengan pembuluh darah vena hepatis di hati. Tindakan medis ini menggunakan bantuan X-ray.

Pembuluh darah vena porta merupakan vena yang membawa darah dari organ pencernaan (kerongkongan, lambung, dan usus) ke hati. Sedangkan pembuluh darah vena hepatis bertugas membawa darah dari hati kembali ke jantung.

TIPS dilakukan pada penderita hipertensi porta. Kondisi ini ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah vena porta.

Peningkatan tekanan tersebut dapat menyebabkan darah kembali mengalir dari hati ke organ pencernaan, sehingga menyebabkan pembengkakan pembuluh darah, perdarahan, dan penumpukan cairan di dada atau perut.

Kenapa transjugular intrahepatic portosystemic shunt diperlukan?

Pada kondisi normal, darah yang mengalir dari kerongkongan, lambung, dan usus akan dialirkan melalui hati terlebih dulu.

Namun ketika hati mengalami kerusakan dan sumbatan, darah tidak dapat dialirkan dengan baik. Kondisi ini akan menyebabkan peningkatan tekanan pada pembuluh darah vena porta, yang dikenal dengan istilah hipertensi vena porta.

Hipertensi vena porta dapat memicu pecahnya pembuluh darah vena yang menyebabkan perdarahan berat.

Melalui transjugular intrahepatic portosystemic shunt, dokter membuat aliran darah baru pada hati. Dengan ini, aliran darah dari organ pencernaan lain dapat disalurkan ke jalur baru tersebut dan mengurangi tekanan darah pada vena porta.

Siapa yang membutuhkan transjugular intrahepatic portosystemic shunt?

TIPS dilakukan pada pasien yang mengalami hipertensi vena porta. Penyebab paling umum dari kondisi ini meliputi:

  • Konsumsi alkohol yang menyebabkan sirosis hati
  • Hepatitis B atau hepatitis C
  • Gumpalan darah pada pembuluh darah vena yang membawa darah dari hati ke jantung
  • Hemokromatosis, yakni kondisi medis yang ditandai dengan jumlah zat besi yang berlebihan di dalam hati

Ketika hipertensi vena porta terjadi, gejala yang muncul bisa berupa:

  • Perdarahan dari vena di lambung, kerongkongan, atau usus
  • Penumpukan cairan di rongga perut (asites)
  • Penumpukan cairan di dada (hidrotoraks)

Transjugular intrahepatic portosystemic shunt dapat membantu dalam memperlancar aliran darah pada hati, lambung, kerongkongan, dan usus, sehingga bisa kembali ke jantung dengan normal.

Apa saja persiapan untuk transjugular intrahepatic portosystemic shunt?

Sebelum TIPS, beberapa hal berikut perlu dilakukan:

1. Riwayat medis

Informasikan pada dokter apabila pasien mengonsumsi obat-obatan, suplemen, dan obat herbal tertentu tanpa resep dokter, sedang hamil, atau mungkin hamil.

2. Pemeriksaan medis

3. Persiapan pada hari prosedur

  • Menjalani puasa selama 6-8 jam sebelum prosedur
  • Mengonsumsi obat-obatan sesuai arahan dokter
  • Mengikuti arahan dokter terkait mandi sebelum prosedur
  • Sampai di rumah sakit tepat waktu
  • Menyiapkan diri untuk dirawat setelah prosedur

Bagaimana transjugular intrahepatic portosystemic shunt dilakukan?

TIPS dilakukan oleh dokter spesialis radiologi intervensi dengan memakai sinar-X. Berikut prosesnya:

  • Pasien akan diminta berbaring di meja
  • Monitor akan dipasang untuk mengecek denyut jantung dan tekanan darah.
  • Dokter mungkin akan memberikan anestesi lokal dan obat-obatan lain untuk membuat pasien relaks. Pada beberapa kasus, dokter dapat memberikan obat anestesi umum bila dibutuhkan.
  • Dokter akan memasukkan kateter pada pembuluh darah vena di leher pasien. Di ujung kateter terdapat balon kecil dan cicin logam (stent).
  • Dengan bantuan sinar-X, dokter akan mengarahkan kateter hingga mencapai pembuluh darah hati.
  • Zat pewarna kontras akan disuntikkan ke dalam vena sehingga pembuluh darah tampak lebih jelas di layar.
  • Balon akan dikembangkan untuk meletakkan stent. Pasien mungkin akan merasa sedikit nyeri ketika tindakan ini dilakukan.
  • Dokter akan menggunakan stent untuk menghubungkan pembuluh darah vena porta ke salah satu vena hepatis di hati.
  • Pada akhir prosedur, dokter akan mengukur tekanan darah pada vena porta untuk memastikan turunnya tekanan darah.
  • Kateter dan balonnya lalu dikeluarkan.
  • Setelah prosedur, perban kecil akan dipasang pada area leher pasien. Jahitan biasanya tidak diperlukan.

Transjugular intrahepatic portosystemic shunt umumnya membutuhkan waktu sekitar 60 hingga 90 menit.

Dengan dibuatnya jalur pembuluh darah baru, darah akan mengalir dengan lebih baik. Prosedur ini akan mengurangi tekanan darah pada pembuluh darah vena di perut, kerongkongan, usus, dan hati.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah transjugular intrahepatic portosystemic shunt?

Setelah prosedur TIPS, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan. Dokter dan tenaga medis akan memantau ada tidaknya perdarahan.

Pasien juga akan diminta untuk menjaga agar posisi kepalanya lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya.

Pasien biasanya tidak merasa nyeri setelah prosedur, dan dapat pulang pada keesokan harinya sesudah kondisinya membaik. Pasien dapat kembali beraktivitas seperti biasa dalam 7-10 hari.

Dokter mungkin akan melakukan ultrasonografi (USG) untuk memastikan stent bekerja dengan baik. Pasien mungkin diminta untuk kembali memeriksakan diri pada beberapa minggu pascaprosedur, guna menjalani USG ulang.

Apa saja komplikasi transjugular intrahepatic portosystemic shunt?

Risiko komplikasi TIPS umumnya bisa berupa:

  • Kerusakan pembuluh darah
  • Demam
  • Ensefalopati hepatikum, yaitu kelainan yang mengganggu konsentrasi, fungsi mental, daya ingat, dan menyebabkan koma
  • Infeksi, memar, atau perdarahan
  • Reaksi obat-obatan atau zat pewarna
  • Kaku, memar, atau nyeri pada leher

Sementara risiko transjugular intrahepatic portosystemic shunt yang lebih jarang meliputi:

  • Perdarahan pada perut
  • Sumbatan pada stent
  • Terpotongnya pembuluh darah di hati
  • Masalah jantung atau gangguan irama jantung
  • Infeksi pada stent
hipertensi

Medline Plus. https://medlineplus.gov/ency/article/007210.htm
Diakses pada 4 Juli 2020

Radiology Info. https://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=tips
Diakses pada 4 Juli 2020

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/327424
Diakses pada 4 Juli 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email