Tonometri adalah pemeriksaan untuk mengukur tekanan di dalam bola mata atau dapal istilah medis dikenal dengan tekanan intraocular (TIO). Pemeriksaan ini dapat membantu dokter dalam menentukan kemungkinan glaukoma pada pasien.
Glaukoma merupakan kondisi medis yang ditandai dengan kerusakan saraf optik pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan. Penyakit ini biasanya disertai dengan peningkatan tekanan mata.
Dengan tonometri, tekanan mata yang meningkat dapat terdeteksi sehingga penanganan lebih lanjut bisa dilakukan untuk mencegah kebutaan.
Terdapat tiga jenis tonometri, yaitu tonometri Goldmann, tonometri elektronik dan tonometri non kontak. Namun yang tersering dilakukan saat ini adalah menggunaan tonometri Goldmann.
Di dalam mata, terdapat cairan yang menjaga kondisi mata agar tetap sehat. Pada kondisi normal, cairan akan diproduksi secara berkala dan cairan yang sudah bersirkulasi dalam mata dalam waktu lama akan dikeluarkan.
Apabila sistem drainase untuk mengeluarkan cairan mata tersebut tersumbat, cairan akan menumpuk. Sebagai akibatnya, tekanan dalam mata akan meningkat.
Tekanan mata yang tinggi bisa disebabkan oleh cedera pada mata yang akan kembali normal ketika cedera sudah teratasi. Namun pada kondisi glaukoma, sistem drainase cairan pada mata tidak berjalan dengan baik.
Cairan akan terperangkap dalam mata dan menyebabkan tekanan tinggi pada mata. Tekanan ini akan merusak saraf optik.
Pengidap glaukoma seringkali tidak memiliki gejala apapun. Oleh karena itu, pemeriksaan mata secara berkala diperlukan untuk mendeteksi kondisi ini.
Pemeriksaan tonometri dapat mendeteksi peningkatan tekanan dalam bola mata. Perubahan tekanan juga dapat dipantau melalui tes mata ini.
Dokter mata akan menyarankan tonometri pada pasien dengan risiko glaukoma. Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko penyakit ini meliputi:
Pemeriksaan ini juga akan dilakukan pada pasien dengan gejala glaukoma berikut ini:
Sebelum menjalani tonometri, pasien akan diminta untuk melepas lensa kontak yang sedang digunakan. Hal ini dilakukan karena zat pewarna yang dipakai dalam pemeriksaan dapat menodai lensa kontak secara permanen.
Selain itu, beritahukan pada dokter apabila pasien memiliki riwayat ulkus kornea, infeksi mata, atau memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma. Informasikan pula mengenai obat-obatan yang sedang digunakan.
Sebelum tonometri, dokter mata akan meneteskan obat bius pada mata pasien. Obat ini akan membuat pasien tidak merasa nyeri selama pemeriksaan.
Setelah mata sudah dalam kondisi baal, dokter akan menyentuhkan kertas tipis yang mengandung zat warna ke permukaan mata. Dokter kemudian melakukan tonometri dengan prosedur sebagai berikut:
Hasil tes tonometri berupa pengukuran tekanan di dalam bola mata yang akan ditunjukkan dalam satuan milimeter per satuan raksa (mmHg). Tekanan mata yang normal berkisar 10-21 mmHg.
Ketebalan kornea dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Kornea yang tebal bisa meningkatkan tekanan mata pada pasien normal. Sementara kornea yang tipis dapat menurunkan tekanan mata.
Karena itu, pemeriksaan lanjutan bernama pachymetry perlu dilakukan pada beberapa pasien. Tes ini bertujuan mengukur ketebalan kornea pasien.
Tidak ada hal khusus yang perlu diperhatikan setelah tonomertri. Pasien dapat kembali beraktivitas normal.
Hasil tonometri yang tidak normal dapat mengindikasikan adanya kondisi medis yang meliputi:
Pasien dengan tekanan bola mata yang tinggi mungkin akan diminta untuk melakukan pemeriksaan tonometri rutin. Langkah ini bertujuan memantau tekanan bola mata.
Dokter juga mungkin memberikan obat tetes mata guna mengurangi tekanan. Dengan ini, kerusakan saraf optik yang dapat mengganggu penglihatan bisa dihindari.
Karena diberi obat bius yang diteteskan ke mata, pasien tidak akan merasa nyeri selama prosedur tonometri. Namun pemeriksaan ini memiliki efek samping berupa goresan kecil pada kornea, yang dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
WebMD. https://www.webmd.com/eye-health/what-is-tonometry#1
Diakses pada 20 Maret 2020
Medline Plus. https://medlineplus.gov/ency/article/003447.htm
Diakses pada 20 Maret 2020
Healthline. https://www.healthline.com/health/tonometry
Diakses pada 20 Maret 2020