Tes Zat Besi

13 Mar 2023|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Tes zat besi dilakukan dengan memeriksa sampel darahMengepalkan tangan bisa dianjurkan saat sampel darah diambil

Apa itu tes zat besi?

Tes zat besi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kadar zat besi dalam darah. Kadarnya yang tinggi dan tidak normal dapat menimbulkan komplikasi medis yang serius. Jenis-jenis tes zat besi yang dapat dilakukan adalah tes besi serum, feritinin serum, dan tes transferin atau total iron-binding capacity test (TIBC).

Hasil dari tes zat besi dapat membantu dokter dalam menentukan diagnosis dan pengobatan terhadap gejala yang sedang dirasakan oleh pasien.

Zat besi merupakan mineral yang berasal dari makanan dan suplemen yang dikonsumsi oleh pasien. Zat ini berfungsi:

  • Memproduksi sel darah merah dalam tubuh.
  • Sebagai bahan penyusun hemoglobin, yakni protein dalam darah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Pada tes zat besi, sampel darah pasien akan diproses terlebih dulu sebelum diperiksa. Sel darah merah dan faktor-faktor pembekuan darah akan dikeluarkan sehingga menyisakan cairan bernama serum. Serum inilah yang akan digunakan untuk memeriksa kadar zat besi.

Apa saja jenis tes zat besi?

Secara umum, terdapat tiga jenis tes zat besi. Berikut penjelasannya:

  • Tes besi serum

Pada pemeriksaan ini, jumlah zat besi di dalam serum akan diukur. Serum adalah cairan yang akan tersisa di dalam darah saat sel darah merah dan faktor pembekuan darah dihilangkan. Hasil pemeriksaan besi serum dapat menunjukkan apabila ada kadar zat besi yang abnormal dalam darah.

  • Tes feritin serum

Tes feritin serum adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur jumlah feritin di dalam darah. Feritin adalah protein salah satu jenis protein dalam darah yang mengandung zat besi. Jika kadar feritin tidak normal, maka kadar zat besi dalam darah pun tidak normal.

  • Tes transferin

Tes transferin juga dikenal dengan nama total iron-binding capacity test (TIBC). Saat zat besi masuk ke tubuh dari makanan maupun suplemen, transferin, yang merupakan protein yang diproduksi oleh hati akan mengangkut mineral tersebut. Hasil pemeriksaan ini dapat menunjukkan seberapa baik zat besi diangkut di dalam darah.

Kenapa tes zat besi diperlukan?

Tes zat besi bisa dianjurkan bila dokter mencurigai adanya kadar zat besi yang rendah maupun tinggi. Berikut penjelasannya:

1. Kadar zat besi yang rendah

Tes zat besi dibutuhkan bagi pasien dengan hasil tes darah yang menunjukkan anemia atau kondisi medis lain yang melibatkan sel darah merah. Keadaan ini dapat mengindikasikan kadar zat besi yang rendah dalam tubuh pasien.

Anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi disebut anemia defisiensi besi, dengan gejala berupa:

Seiring anemia yang makin parah, keluhan lain di bawah ini juga dapat muncul:

  • Uring-uringan
  • Sulit konsentrasi
  • Sariawan di mulut dan lidah
  • Gangguan makan pica yang ditandai dengan konsumsi benda yang bukan makanan, seperti kertas atau es batu
  • Bentuk kuku yang tidak normal

2. Kadar zat besi yang tinggi

Pemeriksaan zat besi dalam darah juga diperlukan bila dokter menduga pasien memiliki kadar zat besi yang terlalu tinggi. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kondisi ini meliputi hemokromatosis, transfusi darah, serta konsumsi makanan atau suplemen zat besi dalam waktu lama.

Gejala yang dapat dialami oleh orang dengan kadar zat besi yang terlalu tinggi meliputi:

Apa saja persiapan untuk menjalani tes zat besi?

Kadar zat besi pasien dapat berubah tergantung pada konsumsi makanan atau suplemen zat besi yang digunakan. Dokter bisa menyarankan pasien untuk menjalani tes zat besi pada pagi hari atau setelah berpuasa.

Dokter juga akan meminta pasien untuk menghentikan konsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu hasil pemeriksaan. Obat-obatan tersebut meliputi:

Bagaimana prosedur tes zat besi dilakukan?

Pada tes zat besi, tenaga medis akan mengambil sampel darah pasien. Berikut prosedurnya:

  • Tenaga medis akan membersihkan area pengambilan darah dengan cairan antiseptik untuk membunuh kuman. Sampel darah biasanya diambil dari bagian dalam siku.
  • Lengan atas akan diikat dengan tali elastis agar aliran darah di lengan dapat terkumpul dan pembuluh darah vena lebih mudah ditemukan.
  • Darah kemudian akan diambil dengan menyuntikkan jarum steril ke vena.
  • Tabung khusus lalu dipasang di belakang jarum untuk menampung darah.
  • Ketika sampel darah sudah cukup, jarum akan dilepas dan bagian yang disuntik akan ditutup dengan plester steril.

Prosedur ini biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit. Pasien mungkin akan merasa sedikit nyeri saat jarum disuntikkan atau dilepaskan.

Seperti apa hasil tes zat besi?

Hasil tes besi serum dan total iron-binding capacity test (TIBC) akan ditunjukkan dalam satuan mikrogram per desiliter (mcg/dL). Sementara hasil feritin serum akan ditunjukkan dalam satuan nanogram per mililiter (ng/mL).

Hasil tes zat besi yang normal meliputi angka-angka di bawah ini:

  • Tes besi serum: 60 hingga 170 mcg/dL
  • TIBC: 240 hingga 450 mcg/dL
  • Feritin: 12 hingga 300 ng/mL untuk laki-laki dan 12 hingga 150 ng/mL untuk perempuan

Perlu diingat bahwa kadar normal tersebut bisa bervariasi pada tiap laboratorium. Sesuaikan hasil tes zat besi Anda dengan nilai normal pada klinik yang melakukan prosedur pemeriksaan.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah tes zat besi?

Tidak ada hal khusus yag perlu dilakukan setelah pemeriksaan ini. Anda bisa kembali beraktivitas dengan normal.

Apa yang harus dilakukan bila hasil tes zat besi tidak normal?

Dokter akan mendiskusikan hasil tes dengan pasien dan menyarankan penanganan sesuai dengan kadar zat besi yang dimiliki oleh pasien.

Apabila kadar zat besi tergolong rendah, dokter akan menyarankan perubahan pola makan atau meresepkan suplemen zat besi. Jenis makanan kaya zat besi yang bisa dikonsumsi meliputi daging merah (danging sapi, daging kambing), sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, serta hati ayam.

Sebaliknya, pasien dengan kadar zat besi yang terlalu tinggi biasanya dianjurkan untuk berhenti mengonsumsi suplemen zat besi yang selama digunakan, mengurangi asupan vitamin C dan makanan kaya zat besi, membatasi konsumsi alkohol, serta menjauhi konsumsi ikan maupun kerang-kerangan mentah.

Bila dibutuhkan, dokter juga bisa mempertimbangkan phlebotomy atau iron chelation therapy. Kedua tindakan medis ini berfungsi menurunkan kadar zat besi dalam darah pasien.

Apa saja risiko tes zat besi?

Pemeriksaan yang melibatkan prosedur pengambilan darah memiliki beberapa risiko seperti:

  • Perdarahan
  • Pingsan atau sensasi ingin pingsan
  • Membutuhkan banyak suntikan untuk melokalisir pembuluh darah vena
  • Memar
  • Infeksi
anemiazat besisel darah merah

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322083#overview
Diakses pada 8 April 2020

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/166455
Diakses pada 8 April 2020

Health Direct. https://www.healthdirect.gov.au/iron-studies
Diakses pada 8 April 2020

WebMD. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/iron-blood-test#1
Diakses pada 8 April 2020

Healthline. https://www.healthline.com/health/serum-iron
Diakses pada 8 April 2020

University of California San Fransisco. https://www.ucsfhealth.org/medical-tests/003488
Diakses pada 8 April 2020

Medicine Net. https://www.medicinenet.com/ferritin_blood_test/article.htm
Diakses pada 8 April 2020

Healthline. https://www.healthline.com/health/total-iron-binding-capacity#overview
Diakses 9 pada Maret 2021

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/ferritin-test/about/pac-20384928
Diakses pada 9 Maret 2021

Healthline. https://www.healthline.com/health/serum-iron#procedure
Diakses pada 9 Maret 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email