Tes widal adalah salah satu metode pemeriksaan untuk mendiagnosis demam tifoid atau lebih dikenal dengan istilah tipes di Indonesia.
Demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penularan utamanya terjadi akibat mengkonsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi bakteri ini.
Penggunaan tes widal sebenarnya tidak lagi dianjurkan di negara-negara maju. Pasalnya, banyak faktor yang mempengaruhi tes ini sehingga hasilnya kerap tidak akurat. Pemeriksaan yang lebih dianjurkan adalah kultur bakteri dari darah, tinja, urine, atau cairan sumsum tulang.
Namun di negara berkembang seperti Indonesia, tes widal masih dipakai guna membantu dokter untuk memastikan diagnosis demam tifoid. Terutama di daerah dengan fasilitas kesehatan yang masih terbatas karena tes ini bisa memberikan hasil dengan cepat dan biayanya relatif murah.
Tes widal dilakukan untuk mendiagnosis demam tifoid. Orang yang mungkin membutuhkan tes widal adalah orang yang mengalami gejala demam tifoid seperti: demam, nyeri perut, diare atau sulit buang air besar, dan muncul ruam pada kulit.
Gejala demam tifoid meliputi demam tinggi, cepat letih, sakit kepala, nyeri perut, diare atau sulit buang air besar, penurunan nafsu makan dan berat badan, serta kadang muncul ruam pada kulit yang dikenal sebagai “rose spot”.
Diagnosis dan penanganan dini sangat penting karena bila tidak tertangani dengan baik dapat berujung pada komplikasi serius berupa perdarahan atau luka pada usus.
Orang yang dicurigai menderita demam tifoid sebaiknya menjalani dua kali pemeriksaan dengan tes widal.:
Kedua tes tersebut sebaiknya berjarak 10 hari.
TEs widal dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Idealnya, tes widal dilakukan 2 kali yaitu pada fase akut dan fase penyembuhan. Jarak antara pemeriksaan pertama dan kedua adalah 10 hari.
Hasil tes widal dikatakan positif atau sugestif menunjukkan demam tifoid bila terjadi peningkatan titer aglutinin sebanyak 4 kali lipat atau lebih antara hasil tes widal pertama dan kedua.
Namun pada kenyataannya, tes widal seringkali dilakukan satu kali, yaitu pada fase demam akut. Hasil tes widal tunggal dikatakan positif atau sugestif menunjukkan demam tifoid bila hasil titer aglutinin sebesar lebih dari sama dengan 320.
Bila hasil tes widal tidak normal atau positif, dokter akan memberikan terapi untuk mengatasi demam tifoid yang diantaranya adalah: obat antibiotik dan obat penurun panas. Anda juga akan diminta istirahat selama beberapa hari di rumah untuk mencegah komplikasi.
Komplikasi tes widal meliputi infeksi, perdarahan, memar, dan rasa nyeri setelah pengambilan sampel darah.
Lab Test Online. https://labtestsonline.org/tests/widal-test
Diakses pada 7 Juli 2020
Science Direct. https://www.sciencedirect.com/topics/biochemistry-genetics-and-molecular-biology/widal-test
Diakses pada 7 Juli 2020
iSains Medis. https://isainsmedis.id/index.php/ism/article/viewFile/453/422
Diakses pada 7 Juli 2020