TORCH adalah singkatan dari berbagai penyakit infeksi, yaitu toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simpleks. Tes TORCH bertujuan untuk mendeteksi penyakit tersebut dan mencegah penularan atau komplikasi pada janin atau bayi baru lahir.
Pemeriksaan ini juga tak jarang ditambah dengan tes sifilis, sehingga menjadi TORCHS.
Pemeriksaan TORCH dilakukan sebagai skrining awal infeksi dengan mendeteksi kadar antibodi bernama imunoglobulin. Antibodi adalah protein yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh manusia ketika ada bakteri, virus, serta benda asing yang menjangkiti tubuh.
Secara spesifik, terdapat dua jenis imunoglobulin yang diperiksa dalam tes TORCH, yaitu:
IgG merupakan salah satu antibodi yang paling umum ditemukan dalam darah dan cairan tubuh lain. Antibodi ini berfungsi untuk menyimpan memori terkait bakteri atau virus yang pernah masuk ke tubuh.
Dengan demikian, tubuh bisa jadi lebih siap saat bakteri atau virus yang sama menyerang. Jika antibodi IgG terdeteksi, kemungkinan Anda pernah terinfeksi bakteri atau virus yang diperiksa.
Tubuh menghasilkan IgM saat terpapar oleh bakteri atau virus untuk pertama kalinya. Jadi, pada masa awal infeksi, antibodi ini akan tinggi.
Namun, seiring waktu, jumlahnya akan menurun karena digantikan dengan IgG yang lebih siap.
Tujuan tes TORCH adalah untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit toksoplasmosis yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, rubella, cytomegalovirus, herpes simpleks, serta sifilis pada janin.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencegah masalah pada proses kehamilan akibat infeksi TORCH, seperti keguguran, bayi lahir prematur, atau bayi lahir meninggal.
Jika bayi dilahirkan dalam keadaan terinfeksi, hal ini bisa memengaruhi kesehatan bayi, seperti mengalami jaundice (penyakit kuning), kelainan jantung, tuli, cacat lahir, pertumbuhan yang terhambat, serta gangguan otak dan sistem saraf.
Umumnya, orang yang membutuhkan pemeriksaan TORCH adalah ibu hamil, saat pemeriksaan masa kehamilan awal.
Sebab, janin lebih rentan mengalami infeksi pada usia 3-4 bulan kehamilan. Anda mungkin sjaa membutuhkan tes lanjutan jika mengalami gejala infeksi selama kehamilan.
Selain pada ibu hamil, tes TORCH juga akan dilakukan bila bayi yang dilahirkan mengalami tanda atau gejala infeksi berikut:
Pemeriksaan TORCH dilakukan seperti pengambilan darah biasa dan tidak memerlukan persiapan khusus. Namun pasien bisa menginformasikan pada dokter apabila:
Pada tes TORCH, petugas medis akan mengambil sampel darah dari lengan pasien dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Pengambilan darah biasanya hanya membutuhkan waktu singkat, yakni sekitar lima menit.
Selain dari vena di lengan, sampel darah juga dapat diambil dari ujung jari pasien. Darah yang keluar dari penusukan berupa darah kapiler, yang akan diletakkan pada alat deteksi.
Setelah pemeriksaan selesai, pasien dapat langsung pulang dan beraktivitas seperti biasanya.
Pemeriksaan TORCH bertujuan untuk mendeteksi antibodi awal (IgM) ataupun antibodi yang telah terbentuk setelah infeksi (IgG). Hasilnya akan memberikan gambaran apakah Anda sedang sedang atau pernah mengalami infeksi.
Tes TORCH juga bisa mengetahui apakah Anda pernah mendapatkan vaksin untuk penyakit-penyakit tersebut atau belum.
Secara umum, hasil tes TORCH dapat berupa hasil positif atau negatif. Berikut penjelasannya:
Hasil tes TORCH dikatakan positif jika salah satu atau kedua antibodi, yakni IgM atau IgG menunjukkan hasil reaktif.
Jika hasil IgM positif, Anda mungkin sedang mengalami infeksi. Jika IgG yang positif, Anda mungkin pernah terinfeksi virus atau bakteri tersebut, ataupun telah divaksin.
Jika keduanya positif, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang lain untuk memastikan infeksi yang terjadi.
Hasil tes TORCH dikatakan negatif bila kedua antibodi menunjukkan hasil non-reaktif. Berarti tidak ada antibodi yang terdeteksi atau tidak ada infeksi yang sedang maupun pernah terjadi.
Hasil TORCH yang positif perlu ditangani berdasarkan jenis antibodi yang bereaksi dan kondisi pasien. Berikut penjelasannya:
Pada ibu hamil dengan hasil tes TORCH IgM positif, pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan untuk memastikan infeksi benar terjadi atau tidak.
Sementara, jika hasil IgG yang positif pada ibu hamil, hal ini menandakan bahwa pernah terjadi infeksi di masa lalu dan tubuh telah membentuk kekebalan terhadap penyakit tersebut.
Bila ibu hamil mengalami gejala infeksi, pemeriksaan TORCH perlu diulang beberapa minggu kemudian. Dengan ini, kadar antibodinya bisa dibandingkan. Jika kadarnya meningkat, berarti infeksi sedang atau baru saja terjadi.
Apabila infeksi aktif ditemukan, dokter akan memberikan penanganan secara spesifik selama masa kehamilan.
Pada bayi baru lahir dengan hasil tes TORCH positif (baik IgM maupun IgG), pemeriksaan lebih lanjut perlu dilaksanakan. Langkah ini bertujuan mendeteksi apakah bayi sedang mengalami infeksi aktif atau tidak.
Pemeriksaan TORCH adalah prosedur yang cenderung aman dan tidak menimbulkan efek samping,
Namun, beberapa orang mungkin akan merasakan beberapa efek samping akibat prosedur pengambilan darah untuk tes TORCH, antara lain adalah:
Biaya tes TORCH dapat bervariasi tergantung dari fasilitas kesehatan yang menyelenggarakannya. Sebagai gambaran, harga satu kali pemeriksaan TORCH beriksar antara Rp300.000-Rp4.500.000.
Medline Plus. https://medlineplus.gov/ency/article/003350.htm
Diakses pada 8 Desember 2021
Healthline. https://www.healthline.com/health/torch-screen
Diakses pada 8 Desember 2021
Lab Tests Online. https://labtestsonline.org/tests/torch
Diakses pada 8 Desember 2021