Tes testosteron adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur kadar hormon testosteron dalam darah.
Pemeriksaan kadar testosteron bertujuan mendiagnosis kondisi medis yang disebabkan oleh kadar testosteron berlebihan atau terlalu rendah dalam darah.
Testosteron merupakan hormon reproduksi pria yang dihasilkan oleh testis. Selama masa puber seorang pria, hormon ini akan membuat suara menjadi lebih berat, memicu pertumbuhan penis dan bulu dada, membantu dalam pembentukan otot dan produksi sperma, memicu libido (tgairah seks).
Sedangkan pada wanita, testosteron dihasilkan dalam jumlah kecil dalam ovarium. Hormon ini berperan menjaga keseimbangan hormon dan mengatur fungsi tubuh lain.
Terdapat dua jenis tes testosteron dalam darah, yaitu tes testosteron bebas dan tes testosteron total.
Sesuai namanya, tes testosteron total akan menguur keseluruhan jumlah hormon ini, baik testosteron terikat maupun bebas. Sementara tes free testosterone index hanya menilai jumlah testosteron bebas.
Tes testosteron dibutuhkan untuk mendiagnosis beberapa kondisi medis yang meliputi:
Pemeriksaan testosteron biasanya dilakukan bila pasien memiliki gejala kadar testosteron yang tak normal.
Pada pria, tes testosteron dilakukan bila terdapat tanda dan gejala kadar testosteron yang rendah. Sementara pada wanita, pemeriksaan ini dianjurkan jika ada gejala yang menandakan kadar testosteron yang tinggi.
Anak laki-laki juga mungkin membutuhkan tes testosteron. Pasalnya, pubertas terhambat pada anak laki-laki dapat menjadi gejala dari testosteron yang rendah. Sedangkan pubertas dini dapat menjadi gejala dari kadar testosteron yang tinggi.
Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan sebelum pemeriksaan ini. Pasien hanya perlu memberitahukan pada dokter apabila ia sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi hasil tes.
Tes testosteron dilakukan dengan pengambilan sampel darah. Tenaga medis akan mengambil darah dari lengan pasien melalui prosedur di bawah ini
Proses pengambilan darah umumnya hanya membutuhkan waktu singkat, yaitu sekitar lima menit. Pasien mungkin akan merasa sedikit nyeri saat jarum disuntikkan atau dilepaskan.
Pengambilan sampel darah biasanya dilakukan pada pagi hari karena kadar hormon testosteron paling tinggi pada wanktu ini. Tes juga mungkin dilaksanakan lebih dari satu kali karena kadar hormon bisa berubah tiap hari.
Hasil tes testosteron dapat berupa kadar testosteron yang normal, tinggi, atau rendah. Angka yang normal akan tergantung pada jenis kelamin dan usia pasien.
Hasil tes testosteron total akan ditunjukkan dalam satuan nanogram per desiliter (ng/dL).
Hasil tes testosteron yang tinggi pada laki-laki akan menandakan kondisi hypogonadism. Kondisi ini dapat disebabkan oleh:
Pria dengan kadar testosteron yang terlalu tinggi dapat menandakan kondisi medis yang meliputi:
Pada wanita, hormon testosteron yang tinggi dapat menjadi indikasi adanya:
Hasil tes testosteron yang abnormal tidak otomatis menandakan gangguan medis yang membutuhkan penanganan dari dokter.
Konsumsi obat-obatan tertentu dan alkohol juga dapat mempengaruhi hasil tes ini. Oleh sebab itu, pasien perlu berkonsultasi dengan dokter terkait hasil pemeriksaan dan penanganan lanjutan.
Pada pria dengan kadar hormon testosteron yang rendah, dokter mungkin akan memberikan obat terapi pengganti testosteron.
Tidak ada hal khusus yang perlu dilakukan setelah free testosterone index. Pasien umumnya bisa langsung pulang atau kembali beraktivitas seperti biasa.
Tes testosteron melibatkan prosedur pengambilan darah, sehingga memiliki beberapa risiko komplikasi di bawah ini:
Medline Plus. https://medlineplus.gov/lab-tests/testosterone-levels-test/
Diakses pada 19 Agustus 2020
WebMD. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/testosterone-test#1
Diakses pada 19 Agustus 2020
Lab Tests Online. https://labtestsonline.org/tests/testosterone
Diakses pada 19 Agustus 2020