Tes Saliva Covid-19

14 Mar 2023|Nurul Rafiqua
Ditinjau olehdr. Reni Utari
Tes saliva Covid-19 akan mengevaluasi sampel air liur pasienTes saliva Covid-19 dilakukan dengan memeriksa sampel ludah pasien

Apa itu tes saliva Covid-19?

Tes saliva Covid-19 adalah salah satu perangkat diagnosis Covid-19 yang menggunakan air liur sebagai sampelnya. Tindakan medis ini menggunakan metode RT-LAMP alias reverse transcription loop-mediated isothermal amplification.

RT-LAMP sendiri merupakan salah satu jenis pemeriksaan Covid-19 dengan basis metode deteksi molekuler atau NAAT (nucleic acid amplification test). Metode ini telah disetujui oleh Kementrian Kesehatan RI di samping tes RT-PCR dan tes cepat molekuler (TCM).

Berbeda dengan jenis deteksi molekular lain (seperti RT-PCR) yang perlu swab lendir dari hidung atau tenggorokan, pasien yang menjalani RT-LAMP hanya perlu mengumpulkan ludah sebagai sampel. Pasalnya, berdasarkan sebuah penelitian, RNA virus corona juga dapat terdeteksi dalam air liur.

Karena alasan tersebut, tes saliva Covid-19 dengan RT-LAMP diklaim sebagai pemeriksaan corona yang paling nyaman dan mudah. Pengambilan sampel air liur bahkan tidak memerlukan tenaga kesehatan dengan pelatihan khusus.

Sampel air liur pasien nantinya akan dibawa ke laboratorium. Kemudian, keberadaan virus penyebab Covid-19 akan diperiksa di dalam sampel ini.

Pemeriksaan dilakukan dengan mendeteksi asam nukleat secara spesifik. Senyawa ini merupakan material genetik dari virus SARS CoV-2.  

Dalam proses tes, materi genetik dari virus corona yang ada, akan disalin secara enzimatik untuk menghasilkan materi genetik yang lebih banyak. Dengan ini jumlahnya akan sesuai dengan kadar yang dibutuhkan agar dapat terdeteksi oleh instrumen yang digunakan.

RT-LAMP adalah metode amplifikasi yang kuat dengan pengaturan isotermal. Ini berarti, suhu pada proses ini berlangsung dengan konstan atau tetap.

Oleh karena itu, perubahan suhu yang biasanya dibutuhkan pada PCR konvensional, tidak diperlukan pada tes RT-LAMP.

Amplifikasi dan deteksi asam nukleat dapat diselesaikan di saat yang sama. Langkah ini menghasilkan proses yang lebih cepat daripada PCR.

Sebagai tes molekuler, akurasi metode RT-LAMP pun jauh lebih baik dibandingkan rapid test antigen, yang mendeteksi protein pada virus. Sensitivitas tes saliva dengan RT-LAMP untuk Covid-19 mencapai angka 94% dengan spesifisitas 98%.

Pada suatu riset yang membandingkan sampel lendir dari saluran pernapasan, sampel air liur dengan RT-LAMP menunjukkan angka sensitivitas 95%. Angka ini setara dengan sampel lendir yang diperiksa dengan metode PCR.

Kenapa tes saliva Covid-19 perlu dilakukan?

Tes saliva Covid-19 paling baik dilakukan pada pasien yang menunjukkan gejala Covid-19 ringan atau diketahui ada kontak erat dengan orang yang terpapar virus corona.

Meski masih belum dapat menggantikan metode RT-PCR sebagai baku emas (gold standard) dalam diagnosis Covid-19, tes saliva dengan RT-LAMP memiliki banyak kelebihan daripada tes corona lainnya. Kelebihan ini meliputi:

  • Pengambilan sampel lebih nyaman, mudah, dan tanpa rasa sakit karena pasien hanya perlu mengumpulkan air liur dalam tabung steril.
  • Pengambilan sampel sangat mudah, bahkan tidak memerlukan petugas kesehatan yang dilatih khusus.
  • Sampel saliva terbilang sampel yang stabil dan sensitif. Metode ini dapat mendeteksi satu salinan materi genetik virus per mikroliter air liur.
  • Hasil tes bisa keluar lebih cepat, yakni dalam waktu satu jam. Reaksi positifnya bahkan bisa terlihat pada menit ke-40. Karenanya, tes ini memungkinkan kapasitas diagnosis yang lebih besar dan membuatnya lebih cocok digunakan di masa pandemi.
  • Lebih murah karena alatnya lebih sederhana, yakni cukup dengan inkubator waterbath.
  • Dapat digunakan di wilayah yang fasilitas laboratoriumnya kurang memadai.

Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum tes saliva Covid-19?

Beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pasien sebelum tes saliva Covid-19 meliputi:

  • Minum yang banyak pada hari pemeriksaan. Namun berhenti minum 10 menit sebelum pengambilan sampel air liur.
  • 30 menit sebelum pengumpulan sampel air liur, hindari zat dan produk yang dapat memengaruhi hasil tes. Misalnya, makanan, minuman selain air putih (seperti kopi, teh, alkohol, sirup dan lainnya, serta permen)
  • Pada 60 menit sebelum pengambilan sampel air liur, hindari penggunaan semprotan hidung, pelega tenggorokan, pasta gigi, obat kumur, dan rokok.
  • Sebelum pengambilan sampel air liur, cuci tangan dengan sabun tanpa pewangi atau pembersih tangan berbahan dasar alkohol (hand sanitizer).

Seperti apa tes saliva Covid-19?

Dalam praktiknya, tes saliva Covid-19 bersifat non-invasif, jadi bisa dlakukan secara rawat jalan. Bahkan, pengambilan sampel ludah dapat dilaksanakan di rumah atau secara drive thru.

Secara umum, tes saliva Covid-19 dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

  • Pasien akan diberi tabung steril dengan label berisi informasi pasien. Tabung ini berfungsi menampung sampel air liur.
  • Setelah mencuci tangan, pasien mulai mengumpulkan air liur di bawah lidah.
  • Buka tutup tabung, lalu keluarkan ludah ke dalam tabung.
  • Usahakan agar ludah tidak mengenai ujung atau bagian luar tabung.
  • Setelah terisi air liur setidaknya sebanyak 0,5 mL, tutup tabung steril dengan aman.
  • Permukaan wadah lalu dibersihkan dengan alkohol 70% atau desinfektan.
  • Tabung akan dimasukkan ke wadah khusus atau kantong biohazard yang diberi label.
  • Petugas akan mengumpulkan tabung sampel tersebut.
  • Sampel selanjutnya dipindahkan ke laboratorium dengan coolbox (suhu 2-8°C) untuk diperiksa lebih lanjut.
  • Di laboratorium, sampel akan diuji menggunakan metode colorimetric RT-LAMP untuk mendeteksi materi genetik virus.
  • Proses pemeriksaan bisa berbeda, tergantung instrumen yang dimiliki laboratorium. Namun secara umum, alur kerjanya meliputi proses sampel dengan heat inactivation di suhu 65°C selama waktu yang telah ditentukan dan dilanjutkan dengan tahap pretreatment.

Umumnya, hasil tes saliva Covid-19 dapat terlihat kurang lebih satu jam.

Seperti apa hasil tes saliva Covid-19?

Setelah melalui serangkaian pemeriksaan dengan RT-LAMP, hasilnya dapat diartikan sebagai berikut:

  • Hasil positif: Sampel saliva berubah warna menjadi kuning
  • Hasil negatif: Sampel saliva berubah warna menjadi merah muda (pink)
  • Hasil abnormal: Sampel saliva berubah warna menjadi oranye

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07, alur pemeriksaan saliva Covid-19 setelah hasilnya keluar adalah sebagai berikut:

Hasil tes saliva pada pasien suspek atau probable atau kontak erat

  • Positif: Terkonfirmasi Covid-19.
  • Negatif: Ulangi tes dengan pemeriksaan NAAT < 48 jam setelah tes saliva. Jika hasil negatif, pasien dianggap tidak terinfeksi Covid-19.

Hasil tes saliva pada pasien tanpa gejala atau bukan kontak erat

Jika hasil swab antigen positif: Lanjutkan dengan pemeriksaan NAAT < 48 jam. Apabila hasil tetap positif, pasien terkonfirmasi mengalami Covid-19.

Sementara bila hasil berubah menjadi negatif, pasien dianggap tidak terinfeksi Covid-19.

Apa risiko komplikasi tes saliva Covid-19?

Secara umum, tes saliva Covid-19 sangat aman untuk dilakukan, selama pasien dan petugas mengikuti protokol yang dianjurkan. Namun ada pula beberapa risiko yang mungkin muncul. Apa sajakah itu?

  • Amplifikasi nonspesifik

RT-LAMP dapat menghasilkan amplifikasi nonspesifik, terutama pada reaksi yang dilakukan lebih lama. Hal ini dapat mengacaukan sensitivitas dan memberikan hasil tidak akurat, misalnya positif palsu atau negatif palsu.

  • Risiko tertular atau menularkan virus Covid-19

Risiko penularan muncul apabila pasien atau petugas kesehatan tidak taat dalam menerapkan protokol kesehatan ketika proses pengumpulan sampel air ludah.

  • Sulit mengeluarkan air ludah

Pada sebagian orang, produksi ludah bisa saja sangat sedikit. Kondisi ini dapat memengaruhi jumlah sampel yang kemungkinan berdampak hasil tes yang kurang akurat.

infeksi viruscovid-19air liur

COVID19.GO. covid19.go.id/storage/app/media/Regulasi/2021/Februari/KMK%20No.%20HK.01.07-MENKES-446-2021%20ttg%20Rapid%20Diagnostic%20Test%20Antigen%20Dalam%20Pemeriksaan%20COVID-19-sign.pdf
Diakses pada 6 Juni 2021

Journal of Dental Research. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7604673/#bibr25-0022034520969670
Diakses pada 6 Juni 2021

Consistent Detection of 2019 Novel Coronavirus in Saliva. https://www.researchgate.net/publication/339238721_Consistent_Detection_of_2019_Novel_Coronavirus_in_Saliva
Diakses pada 6 Juni 2021

Healthline. https://www.healthline.com/health-news/noninvasive-saliva-tests-for-Covid-19-as-effective-as-nose-throat-swabs
Diakses pada 6 Juni 2021

Sensors and Actuators. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S266605392030014X
Diakses pada 6 Juni 2021

NCBI. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16384659/
Diakses pada 6 Juni 2021

NYU. https://www.nyu.edu/life/safety-health-wellness/coronavirus-information/safety-and-health/coronavirus-testing/ongoing-testing/step-3-collect-your-sample.html
Diakses pada 6 Juni 2021

FDA. https://www.fda.gov/media/138249/download
Diakses pada 6 Juni 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email