Pemeriksaan Protein Urine

14 Mar 2023|Maria Yuniar
Ditinjau olehdr. Reni Utari
Pemeriksaan protein urine dilakukan di laboratorium.Pemeriksaan protein urine bisa memperlihatkan gejala infeksi saluran kemih.

Apa itu prosedur pemeriksaan protein urine?

Pemeriksaan protein urine adalah prosedur untuk mengetahui kadar protein di dalam urine. Jika ternyata ditemukan protein dalam jumlah berlebih di dalam urine, maka ada kemungkinan pasien tersebut mengalami kerusakan fungsi ginjal, infeksi ataupun penyakit lain seperti diabetes dan darah tinggi. Pada kondisi normal, protein tidak seharusnya ada di dalam urine atau kalaupun ada, jumlahnya tidak signifikan.

Pemeriksaan ini dapat membantu dokter mendiagnosis penyakit-penyakit seperti infeksi saluran kemih, infeksi ginjal, kerusakan ginjal akibat konsumsi obat-obatan tertentu, keracunan logam berat, hingga kanker kandung kemih. 

Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan protein urine jika mencurigai adanya gangguan pada ginjal Anda. Pemeriksaan ini juga diperlukan untuk:

  • Melihat respons ginjal terhadap pengobatan tertentu
  • Membantu menentukan diagnosis apabila pasien merasakan gejala infeksi saluran kemih
  • Tes analisis urine rutin

Apa saja persiapan untuk menjalani pemeriksaan protein urine?

Pastikan Anda memberitahu dokter mengenai setiap obat yang sedang dikonsumsi. Sebab, ada beberapa obat yang dapat memengaruhi kadar protein dalam urine. Dokter mungkin akan meminta Anda menghentikan konsumsi obat tertentu atau mengganti dosisnya sebelum menjalani pemeriksaan.

Obat-obatan yang bisa memengaruhi kadar protein dalam urine adalah:

  • Obat antibiotik, termasuk golongan aminoglikosida, sefalosporin, dan penisilin
  • Obat antijamur, termasuk amfoterisin-B dan griseofulvin
  • Obat anti-inflamasi non-steroid
  • Lithium untuk mengobati gangguan suasana hati
  • Penisilamin
  • Salisilat untuk mengobati peradangan

Pastikan Anda cukup minum sebelum pemeriksaan. Dengan demikian, Anda jadi lebih mudah untuk buang air kecil saat harus memberikan sampel urine, sekaligus menghindari dehidrasi yang bisa memengaruhi hasil tes.

Selain itu, hindari olahraga berat sebelum pemeriksaan, yang juga bisa memengaruhi hasil pemeriksaan. Apabila Anda baru saja menjalani tes radioaktif dengan zat pewarna kontras, Anda harus menunggu setidaknya 3 hari untuk bisa menjalani pemeriksaan protein urine. Sebab, zat pewarna kontras masih mengendap dalam urine pada jangka waktu tersebut, dan bisa berdampak pada hasil pemeriksaan.

Apa yang dilakukan dokter pada prosedur pemeriksaan protein urine?

Ada dua jenis pemeriksaan protein urine, yaitu pemeriksaan acak (random) dan pemeriksaan urine yang keluar selama 24 jam.

1. Pemeriksaan protein urine acak

Pada pemeriksaan ini, Anda akan memberikan sample urine di klinik, laboratorium medis, atau bahkan menampungnya terlebih dahulu di rumah. Anda akan mendapat wadah steril tertutup dan kain penyeka untuk membersihkan area genital.

Berikut ini tahap-tahap yang perlu dilakukan saat melakukan pemeriksaan protein urine metode acak:

  • Cuci tangan hingga bersih dan buka tutup wadah penampung urine.
  • Jangan menyentuh bagian dalam wadah maupun tutupnya dengan jari, agar sampel urine tidak terkontaminasi.
  • Bersihkan area genital dengan kain penyeka.
  • Kemudian, buang air kecil di toilet selama beberapa detik, dan hentikan laju urine.
  • Kemudan, posisikan wadah penampung di bawah area genital, dan kembali keluarkan urine yang tersisa.
  • Tampung urine, dan jangan sampai wadah tersebut menyentuh anggota tubuh Anda.
  • Setelah selesai menampung sampel, Anda bisa melanjutkan buang air kecil.
  • Tutup wadah dan serahkan sampel sesuai instruksi pada dokter maupun petugas laboratorium.
  • Jika Anda tidak bisa menyerahkannya dalam waktu 1 jam, simpan sampel tersebut di kulkas.

2. Pemeriksaan protein urine 24 jam

Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan ini jika menemukan adanya protein dalam hasil tes protein urine acak. Dalam tes 24 jam ini, Anda akan mendapat wadah besar dan beberapa kain penyeka. Jangan menampung urine pertama dalam hari pemeriksaan. Namun, catat waktu buang air kecil pertama tersebut, sebagai awal dari periode pemeriksaan protein urine 24 jam.

Pada 24 jam berikutnya, tampung urine dalam wadah yang sudah Anda terima. Pastikan Anda membersihkan area genital sebelum buang air kecil. Sama seperti tes random, jangan sampai wadah bersentuhan dengan area genital.

Selama periode penampungan urine, simpan sampelnya di kulkas. Setelah 24 jam, serahkan sampel tersebut pada dokter maupun petugas laboratorium.

Hasil apa yang didapatkan dari prosedur pemeriksaan protein urine?

Dokter akan memeriksa kadar protein dalam sampel urine Anda. Jika hasilnya menunjukkan protein dalam kadar tinggi, Anda akan diminta menjalani pemeriksaan protein urine lagi. Dokter juga mungkin merekomendasikan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium.

Tingginya kadar protein dalam sampel urine sebenarnya tidak serta-merta menggambarkan adanya gangguan medis yang membutuhkan perawatan. Olahraga berat, diet, stres, kehamilan, dan sejumlah faktor lainnya, bisa membuat kadar protein tinggi untuk sementara waktu dalam urine.

Namun jika setelah menjalani sejumlah rangkaian kesehatan, kadar protein dalam urine Anda tetap tinggi, kondisi ini bisa mengindikasikan:

  • Infeksi saluran kemih
  • Penyakit lupus
  • Tekanan darah tinggi
  • Pre-eklampsia, sebagai komplikasi serius selama kehamilan, yang bisa mengancam nyawa ibu dan bayi
  • Diabetes
  • Jenis kanker tertentu

Apa risiko dari prosedur pemeriksaan protein urine?

Tidak ada risiko dari pemeriksaan protein urine ini.

penyakit ginjalurinedarah dalam urine

Healthline.
https://www.healthline.com/health/urine-protein-test#followup
Diakses pada 17 Mei 2020

Medline Plus.
https://medlineplus.gov/lab-tests/protein-in-urine/
Diakses pada 17 Mei 2020

Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/12983-urine-protein-test
Diakses pada 18 Februari 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email