Tes narkoba adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi jenis dan kadar obat-obatan terlarang dalam tubuh. Jenis obat-obatan terlarang yang sering diperiksa meliputi mariyuana, opioid, amfetamin, kokain, dan phencyclidine (PCP).
Secara umum, tes narkoba menggunakan sampel urine untuk mendeteksi adanya obat-obatan terlarang dalam tubuh. Tetapi sampel yang diambil juga bisa berasal dari rambut, darah, keringat, bahkan air liur.
Dibanding sampel lainnya, pemeriksaan sampel rambut dapat mendeteksi adanya penggunaan narkoba dalam jangka waktu yang lebih lama.
Di Indonesia sendiri, tes narkoba dengan sampel air liur belum tersedia. Saat ini, tes narkoba paling sering dilakukan dengan metode tes urine.
Tes narkoba dibutuhkan untuk memastikan seseorang mengonsumsi obat-obatan terlarang atau tidak. Beberapa tujuan dilakukannya tes ini meliputi:
Tes narkoba menjadi salah satu persyaratan dalam penerimaan kerja untuk mendeteksi penggunaan obat-obatan terlarang pada calon karyawan.
Ada beberapa obat yang dapat meningkatkan kemampuan atlet. Karena itu, tes ini diperlukan untuk mendeteksinya.
Salah satunya untuk mengetahui apakah penggunaan obat-obatan tertentu terkait dengan kasus kriminal atau kecelakaan kendaraan bermotor. Tes narkoba juga bisa dibutuhkan untuk keperluan pengadilan.
Pasien yang mengonsumsi obat jenis opioid yang diresepkan oleh dokter untuk meredakan nyeri, akan menjalani tes narkoba guna memastikan kadar obat yang dikonsumsi sudah tepat.
Selain untuk keperluan di atas, dokter atau petugas kesehatan lainnya mungkin akan menyarankan tes narkoba bagi pasien dengan gejala penyalahgunaan obat. Sederet gejala tersebut meliputi:
Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan untuk menjalani tes ini. Namun Anda mungkin perlu memberitahukan pada dokter terkait obat-obatan atau suplemen yang sedang Anda konsumsi. Pasalnya, obat-obatan ini bisa saja berpengaruh pada hasil tes.
Prosedur tes narkoba bervariasi dan tergantung pada jenis sampel yang digunakan. Berikut penjelasannya:
Sampel yang diambil adalah urine pancar tengah, yang dikenal juga dengan nama midstream atau clean catch. Prosedur tes urine untuk pemeriksaan narkoba dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Pada beberapa kasus, petugas medis atau staf lainnya mungkin akan menemani pasien selama pengambilan sampel.
Tes ini juga akan dilakukan di laboratorium dan hanya berlangsung kurang dari lima menit. Prosedurnya meliputi:
Pada tes ini, beberapa helai rambut dari kepala pasien akan diambil untuk dianalisis di laboratorium.
Hasil tes narkoba bisa berupa:
Ini menandakan tidak adanya narkoba dalam tubuh pasien atau kadar obat tersebut berada di bawah nilai yang terdeteksi.
Hasil tes narkoba yang positif menandakan adanya satu atau lebih jenis obat-obatan terlarang dalam tubuh pasien.
Hasil positif palsu juga dapat terjadi, misalnya karena ada pengaruh dari obat-obatan medis tertentu yang dikonsumsi oleh pasien. Berikut contohnya:
Oleh karena itu, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan untuk memastikan penggunaan obat tersebut. Anda juga sebaiknya menginformasikan pada pemeriksa mengenai obat apa saja yang sedang Anda konsumsi sebelum menjalani tes narkoba.
Tidak ada hal khusus yang perlu diperhatikan setelah pemeriksaan ini. Anda biasanya bisa kembali menjalani rutinitas pascaprosedur.
Tidak ada risiko berarti karena tes narkoba. Mungkin efek samping yang terasa hanyalah rasa nyeri ringan ketika pengambilan sampel darah.
Meski begitu, hasil tes narkoba yang positif dapat berdampak pada aspek kehidupan pasien. Mulai dari pekerjaan, masa depan karier olahraga, hingga proses hukum.
Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/10285-drug-testing
Diakses pada 11 Maret 2020
Medline Plus. https://medlineplus.gov/lab-tests/drug-testing/
Diakses pada 11 Maret 2020
Bradford Health Services. https://bradfordhealth.com/drug-testing/
Diakses pada 11 Maret 2020
Farmasi UGM. http://farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2018/05/2017-3-19-866094Ini-Penyebab-Hasil-Tes-Narkoba-Positip.pdf
Diakses pada 11 Maret 2020
Badan Narkotika Nasional. http://lab.bnn.go.id/urine_screening_system/9.%20FALSE%20POSITIVE%20PADA%20ALAT%20SKRINING%20URINE%20NARKOBA.php
Diakses pada 11 Maret 2020