Tes kehamilan adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi kehamilan dengan akurat, bahkan hingga 99 persen. Alat tes kehamilan dapat mendeteksi kehamilan dengan cara mengukur kadar hormon bernama human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon ini bisa ditemukan di darah dan urine pada sekitar 10 hingga 14 hari setelah pembuahan (konsepsi) terjadi. Kadar hCG mencapai puncaknya di antara minggu ke 8-11 kehamilan.
Ada dua jenis tes kehamilan yang biasanya dilakukan, yaitu tes urine dan tes darah. Berikut penjelasannya:
Tes kehamilan menggunakan sampel urine dapat dilakukan di rumah atau klinik. Pemeriksaan ini cepat dan mudah. Salah satu metode tes kehamilan menggunakan tes urine adalah test pack. Dengan test pack, pasien dapat mengetahui hasil tes kehamilan hanya dalam beberapa menit setelah pemeriksaan.
Sementara itu, untuk melakukan tes kehamilan menggunakan tes darah, Anda perlu ke klinik. Pemeriksaan ini jarang dijalani. Meski begitu, tes darah dapat mendeteksi kehamilan lebih awal daripada tes urine, yaitu sekitar 6-8 hari pascapembuahan. Tetapi hasilnya lebih lama selesai dibandingkan tes urine. Tes kehamilan menggunakan sampel darah lebih akurat dibanding menggunakan sampel urine.
Tes kehamilan dilakukan untuk membantu wanita dalam memastikan kehamilannya. Ketika seorang wanita mengetahui dirinya hamil, ia dapat menjaga kesehatan, menjalani pemeriksaan kehamilan, dan melakukan perubahan gaya hidup sedini mungkin.
Setiap wanita dalam usia subur yang menduga dirinya hamil perlu melakukan tes kehamilan. Secara umum, semua perempuan yang telah melakukan hubungan intim tanpa pengaman juga disarankan menjalani tes ini.
Beberapa tanda awal kehamilan yang perlu dipastikan dengan tes kehamilan meliputi:
Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi hasil tes kehamilan. Contoh-contohnya meliputi:
Karena itu, beritahukan jenis obat yang sedang Anda konsumsi pada dokter sebelum menjalani pemeriksaan.
Pasien juga perlu memeriksa tanggal kadaluwarsa alat tes kehamilan dan membaca petunjuk pada kemasan alat sebelum melakukan tes jika ingin menggunakan test pack.
Berdasarkan jenisnya, prosedur tes kehamilan bisa berbeda-beda. Berikut penjelasannya:
Tes urine bisa dilakukan di rumah maupun di fasilitas kesehatan. Pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan pada pagi hari saat bangun tidur karena konsumsi air dalam jumlah banyak sebelum tes dapat mengganggu hasilnya.
Untuk menggunakan test pack, Anda cukup meletakkan alat tes kehamilan ini pada aliran urine saat buang air kecil atau dicelupkan ke urine yang telah ditampung dalam wadah. Tunggu 1-2 menit hingga hasil pemeriksaan tampak pada alat.
Meski begitu, berbeda merek alat tes bisa berbeda juga cara penggunaannya. Jadi, pastikan Anda membaca petunjuk penggunaan yang tertera di kemasan dengan seksama.
Tes darah biasanya dilakukan di klinik atau laboratorium. Tenaga medis akan mengambil sampel darah pasien untuk diperiksa.
Dokter atau petugas medis kemudian akan menghubungi Anda bila hasi tes kehamilan sudah selesai.
Hasil tes kehamilan tergantung pada jenis pemeriksaan yang dilakukan. Berikut penejelasannya:
Pada tes kehamilan menggunakan test pack atau sampel urine, hasil positif tampak dalam bentuk garis, warna, atau simbol seperti + dan -. Jenis tanda yang muncul akan tergantung pada test pack yang Anda gunakan.
Sementara pada alat tes urine digital, hasilnya bisa berupa kata ‘hamil’ atau ‘tidak hamil’ yang muncul pada alat.
Tes darah terdiri atas dua tipe pemeriksaan, yaitu tes kualitatif hCG dan kuantitatif hCG.
Pada tes kualitatif hCG, hasil hanya berupa ada tidaknya hCG dalam darah. Adanya hormon ini berarti pasien positif hamil, dan tidak terdeteksinya hormon menandakan pasien tidak hamil.
Sementara pada tes kuantitatif hCG, kadar hormon dalam darah akan diukur untuk melihat kemungkinan masalah dalam kehamilan. Tes ini merupakan salah satu pemeriksaan yang bertujuan mendiagnosis adanya kehamilan ektopik atau keguguran.
Apabia hasil tes positif, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter guna menyusun jadwal pemeriksaan kehamilan atau prenatal yang sebaiknya dijalani. Dengan ini, kehamilan bisa berjalan dengan lancar hingga persalinan tiba.
Sementara jika hasilnya negatif namun pasien tetap mengalami gejala kehamilan, tes ulang perlu dilakukan dalam satu minggu setelah tes pertama. Pasien juga dapat meminta jenis tes kehamilan berupa tes darah untuk memastikan hasilnya bila tes pertama dilakukan dengan sampel urine.
Meski jarang terjadi, hasil positif palsu dapat terjadi, yaitu hasil tes positif padahal pasien tidak hamil. Hasil positif palsu dapat ditemukan apabila pasien mengalami kondisi medis berikut:
Tes kehamilan menggunakan sampel urine relatif aman dilakukan. Sedangkan tes kehamilan dari sampel darah memiliki beberapa risiko yang meliputi:
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/316463.php
Diakses pada 4 Maret 2020
WebMD. https://www.webmd.com/baby/guide/pregnancy-tests#1
Diakses pada 4 Maret 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/getting-pregnant/in-depth/home-pregnancy-tests/art-20047940
Diakses pada 4 Maret 2020
CDC. https://www.cdc.gov/diphtheria/downloads/blood-draw.pdf
Diakses pada 4 Maret 2020