Tes kadar cystatin C adalah pemeriksaan untuk menilai protein tersebut dalam darah seseorang. Tes ini bertujuan mengevaluasi fungsi ginjal.
Cystatin C merupakan protein yang dihasilkan oleh semua sel dalam tubuh yang mengandung nukleus (inti sel). Protein ini dapat ditemukan di berbagai cairan tubuh, seperti serum darah, cairan serebrospinal, dan air susu ibu (ASI).
Protein cystatin C dalam darah akan disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dalam bentuk urine. Cystatin C akan disaring oleh ginjal lewat pembuluh darah kecil ginjal yang bernama glomerulus.
Kecepatan penyaringan darah lewat glomerulus tersebut dinilai dengan laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate/GFR), yang dapat mengukur kinerja ginjal. Kadar cystatin C yang terlalu tinggi dalam darah, dapat menandakan bahwa ginjal tidak berfungsi dengan baik.
Selain dengan cystatin C, fungsi ginjal biasanya dinilai dengan mengukur kadar kreatinin dalam darah.
Kreatinin merupakan limbah sisa produk yang dihasilkan oleh proses metabolisme otot. Kadar kreatinin dalam darah, usia, jenis kelamin, dan ras akan dihitung dalam rumus tertentu untuk menentukan nilai GFR.
Berbeda dengan kreatinin, kadar cystatin C tidak dipengaruhi oleh massa otot, usia, jenis kelamin, ras, ataupun pola makan pasien. Karena itu, tes kadar cystatin C dapat digunakan untuk menentukan GFR dengan lebih akurat.
Tes kadar cystatin C dibutuhkan oleh pasien apabila:
Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan sebelum pemeriksaan kadar cystatin C.
Pada tes kadar cystatin C, tenaga medis akan mengambil sampel darah dari lengan pasien dengan prosedur berikut:
Prosedur pengambilan darah biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit. Pasien mungkin akan merasa sedikit nyeri saat jarum disuntikkan atau dilepaskan.
Kadar cystatin C yang lebih tinggi dari normal menandakan penurunan GFR, yang menandakan gangguan fungsi ginjal. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kadar cystatin C yang tinggi juga dapat menjadi indikasi meningkatnya risiko penyakit jantung, gagal jantung, dan kematian.
Hasil tes kadar cystatin C yang tinggi dapat menjadi pertanda masalah fungsi ginjal pada pasien. Deteksi dan penanganan penyakit ginjal sedari dini sangat penting karena dapat mencegah perkembangan penyakit maupun kerusakan ginjal yang makin parah.
Selain tes kadar cystatin C dan GFR, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk memastikan adanya gangguan fungsi ginjal. Pemeriksaan ini disebut albumin-to-creatinine ratio atau ACR yang menggunakan sampel urine dan bertujuan memeriksa kadar protein dalam urine.
Adanya protein dalam urine menandakan ginjal tidak dapat menyaring darah dengan baik, sehingga dapat pula menjadi tanda gangguan fungsi ginjal.
Tidak ada hal khusus yang perlu dilakukan setelah pemeriksaan cystatin C. Pasien biasanya bisa langsung pulang atau kembali beraktivitas seperti biasa.
Risiko yang dapat dialami saat pengambilan darah meliputi:
Lab Tests Online. https://www.labtestsonline.org.au/learning/test-index/cystatin-c
Diakses pada 13 Agustus 2020
Lab Tests Online. https://labtestsonline.org/tests/cystatin-c
Diakses pada 13 Agustus 2020
National Kidney Foundation. https://www.kidney.org/atoz/content/cystatinC
Diakses pada 13 Agustus 2020