Tes toleransi laktosa adalah suatu prosedur untuk mengukur kemampuan tubuh dalam memproses laktosa, sejenis gula yang ditemukan dalam produk susu.
Tubuh mampu memproses susu dan produk olahan susu lainnya berkat enzim dalam usus bernama laktase yang berfungsi untuk memecah laktosa selama proses pencernaan.
Beberapa orang memiliki kadar laktase yang lebih rendah dari jumlah normal. Jika orang-orang tersebut mengonsumsi susu dan produk olahannya, laktosa yang terkandung tidak akan diproses dan akan bertahan dalam usus hingga mengalami fermentasi.
Ketidakmampuan untuk mencerna laktosa ini disebut sebagai intoleransi laktosa. Kondisi tersebut dapat menyebabkan perut kembung, sakit perut, kram, dan diare. Kondisi ini sering terjadi pada bayi 3-12 bulan, namun tak jarang juga terjadi pada orang dewasa.
Tes intoleransi laktosa dilakukan untuk membantu mendiagnosis intoleransi laktosa pada individu yang kesulitan mencerna produk susu. Terkadang prosedur ini juga digunakan sebagai bagian dari pemeriksaan malabsorbsi.
Dokter akan merekomendasikan tes ini jika Anda memiliki gejala intoleransi laktosa. Gejalanya meliputi rasa mual atau kram sesaat setelah mengonsumsi susu maupun produk turunannya, diare, dan kembung pada perut.
Sebelum prosedur tes intoleransi laktosa dilaksanakan Anda akan diminta untuk berpuasa semalaman (8 jam sebelum prosedur dilakukan). Anda tidak boleh mengonsumsi apapun kecuali air putih.
Dua minggu sebelum tes, Anda harus menghentikan konsumsi antibiotik maupun obat-obatan seperti obat pencahar, antasida, dan pelunak feses. Untuk menghindari adanya komplikasi, beri tahu dokter tentang obat lain yang Anda konsumsi.
Anda juga akan diminta untuk menghindari aktivitas berat. Selain itu, dokter akan menginstruksikan untuk menyikat gigi atau berkumur dengan air jika metode tes yang dilakukan adalah tes napas hidrogen.
Ada 3 jenis tes yang dapat digunakan untuk memeriksa intoleransi laktosa, yaitu sebagai berikut:
Ketiga prosedur yang telah disebutkan dapat dilakukan secara rawat jalan di ruang praktik dokter atau di laboratorium.
Hasil normal:
Berikut ini hasil yang dikatakan normal dalam tes intoleransi laktosa.
Kisaran nilai normal mungkin sedikit berbeda antarlaboratorium. Konsultasikan dengan dokter mengenai hasil tes tersebut.
Hasil abnormal:
Sementara itu, hasil tes dianggap abnormal dengan ketentuan berikut ini.
Pemeriksaan tes intoleransi laktosa adalah prosedur yang terbilang aman. Hanya ada sedikit risiko terkait dengan pengambilan darah pada prosedur yang menggunakan sampel darah. Anda mungkin merasa sedikit sakit atau pegal di lokasi jarum ditusukkan.
Namun, ada risiko lain yang meliputi:
Lab Test Online.
https://labtestsonline.org/tests/lactose-tolerance-tests
Diakses pada 22 Juni 2020
Medline Plus.
https://medlineplus.gov/ency/article/003500.htm
Diakses pada 22 Juni 2020
Healthline.
https://www.healthline.com/health/lactose-tolerance-tests#results
Diakses pada 22 Juni 2020
Mayo Clinic.
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lactose-intolerance/diagnosis-treatment/drc-20374238
Diakses pada 22 Juni 2020
Research Gate.
https://www.researchgate.net/figure/Age-distribution-by-lactose-tolerance_fig1_44589391
Diakses pada 22 Juni 2020