Tes IGRA adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi zat gamma interferon dalam darah. Zat ini dikeluarkan oleh sel darah putih ke dalam pembuluh darah ketika terpapar oleh antigen tuberkulosis (TB/TBC) yang spesifik.
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini terutama menyerang paru-paru, tapi juga bisa menyerang bagian tubuh lain. Misalnya, ginjal, otak, dan sendi.
Tes interferon gamma release assay (IGRA) dapat mendeteksi paparan bakteri TB dengan menemukan respons sistem imun tubuh terhadap bakteri ini, yakni zat gamma interferon.
Pasien yang terpapar bakteri TBC dapat mengalami penyakit TB aktif atau laten. Sebagian besar penderita bisa mengendalikan infeksi melalui sistem kekebalan tubuh, sehingga bakteri ini tidak menyebabkan gejala.
Akan tetapi, bakteri tuberkulosis akan tetap terdapat dalam tubuh penderita meski tidak aktif. Inilah yang dikenal dengan TB laten.
Sementara itu, penderita dengan sistem imun yang lemah akan mengalami TB aktif. Kondisi ini akan menimbulkan gejala TBC dan dapat menular, seperti batuk tak kunjung sembuh (tiga minggu), berkeringat di malam hari, kelelahan tanpa sebab jelas, demam, kehilangan nafsu makan, berat badan yang turun tanpa sebab, serta pembesaran kelenjar getah bening di leher.
Namun bukan berarti penderita TB laten bisa diam saja karena penyakitnya tidak menimbulkan gejala apapun. Pasalnya, TB laten dapat menjadi aktif ketika sistem kekebalan tubuh penderitanya menurun.
Untuk mengetahui ada tidaknya penyakit tuberkulosis, tes IGRA berperan penting. Tes ini bisa mendeteksi infeksi TB laten.
Meski begitu, tes IGRA tidak dapat membedakan TB aktif dan TB laten. Karenanya, dibutuhkan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan dahak guna memastikan diagnosis TB aktif.
Tes IGRA dilakukan sebagai skrining tuberkulosis pada orang yang memiliki risiko tinggi untuk tertular penyakit ini. Kalangan orang dengan risiko tinggi tersebut meliputi:
Selain tes IGRA, tes tuberkulin (tes Mantoux) dapat dilakukan sebagai skrining TB. Namun tes IGRA lebih sering dilakukan pada pasien berusia lima tahun ke atas, sementara tes tuberkulin lebih dianjurkan untuk pasien anak-anak.
Sebelum menjalani tes IGRA, pasien perlu menginformasikan hal-hal di bawah ini pada dokter:
Kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil tes IGRA, sehingga dokter harus mengetahuinya sebelum tes IGRA atau pemeriksaan tuberkulosis apapun.
Tes IGRA melibatkan pengambilan sampel darah dari pasien. Berikut prosedurnya:
Proses pengambilan darah ini biasanya hanya berlangsung selama lima menit. Pasien mungkin akan merasa sedikit nyeri ketika jarum disuntikkan atau dilepaskan.
Tes IGRA akan memberikan hasil positif dan negatif dengan kriteria sebagai berikut:
Hasil ini menandakan bahwa pasien sudah terpapar bakteri penyebab tuberkulosis. Pasien dapat mengalami penyakit TB laten atau TB aktif.
Pasien yang dicurigai mengalami TB aktif perlu menjalani pemeriksaan lanjutan, seperti rontgen dada dan tes dahak. Pemeriksaan ini bertujuan memastikan diagnosis.
Tes IGRA juga bisa memberikan hasil positif palsu. Hasil ini bisa muncul karena pengaruh dari kondisi-kondisi tertentu, seperti pasien yang mengalami infeksi bakteri Mycobacterium dari galur (strain) yang berbeda atau baru saja menerima vaksin BCG.
Hasil negatif menandakan bahwa pasien tidak mengalami infeksi TB.
Penderita infeksi TB bisa saja mendapatkan hasil negatif bila pemeriksaan dilakukan terlalu awal. Butuh waktu sekitar enam minggu pascainfeksi sampai hasil positif ditemukan.
Oleh karena itu, pasien yang memiliki risiko hasil tes IGRA negatif palsu disarankan untuk mengulangi tes ini atau uji tuberkulin guna memastikan diagnosis.
Pasien dengan hasil tes IGRA positif berarti memiliki bakteri TB dalam tubuhnya. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan.
Serangkaian pemeriksaan TBC lebih lanjut tersebut meliputi rontgen dada, tes Mantoux, tes dahak, dan sebagainya. Dari hasil pemeriksaan ini, dokter bisa mengetahui apakah pasien menderita penyakit TB aktif atau TB laten.
Tidak ada hal khusus yang perlu diperhatikan setelah tes IGRA. Penderita bisa pulang atau kembali beraktivitas, namun harus tetap berjaga-jaga untuk mencegah penularan pada orang lain.
Tes IGRA dilakukan melalui pengambilan darah yang dapat memiliki efek samping dan komplikasi berikut:
Lab Tests Online. https://labtestsonline.org/tests/igra-tb-test
Diakses pada 19 Juni 2020
NSW Government.https://www.health.nsw.gov.au/Infectious/tuberculosis/Pages/interferon-gamma-release-assay-test.aspx
Diakses pada 19 Juni 2020