Tes atau uji fungsi hati adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat kondisi dan fungsi hati secara keseluruhan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat kadar enzim hati, protein, hingga zat lainnya yang diproduksi oleh organ hati. Secara lengkap, berikut ini komponen yang akan diperiksa saat melakukan uji fungsi hati:
• Kadar albumin, yakni protein yang diproduksi oleh hati
• Kadar protein total dalam darah
• Kadar bilirubin, yaitu zat buangan yang dihasilkan oleh hati.
• Enzim yang dihasilkan oleh hati, seperti:
• Laktate dehydrogenase (LD), yakni enzim yang dikeluarkan oleh sel organ ketika mengalami kerusakan atau cedera
• Prothrombin time (PT), yaitu protein yang berfungsi untuk pembekuan darah
Hati adalah organ yang memegang berbagai peranan penting bagi kesehatan, seperti membantu proses peleraian makanan, membersihkan darah dari zat beracun, memproduksi protein, hingga menyimpan cadangan energi. Bila fungsi-fungsi tersebut terganggu, Anda mungkin akan mengalami berbagai gejala yang bisa berupa kulit dan bagian putih mata yang menguning (jaundice) maupun cara bicara yang terganggu.
Tes atau uji fungsi hati biasanya dilakukan untuk:
Dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan uji fungsi hati pada orang dengan kondisi berikut ini:
Uji fungsi hati juga disarankan bagi orang yang mengalami gangguan fungsi hati. Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut:
Tidak terdapat panduan spesifik mengenai seberapa sering seseorang harus menjalani pemeriksaan fungsi hati. Frekuensi ini akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi pasien.
Sebelum menjalani uji fungsi hati, dokter Anda akan memberitahukan Anda mengenai makanan dan obat-obatan yang harus dihindari. Pasalnya, ada beberapa jenis obat maupun makanan yang bisa memengaruhi kondisi darah Anda.
Dokter juga akan meminta Anda untuk berpuasa selama 10-12 jam sebelum Anda menjalani pemeriksaan fungsi hati.
Prosedur evaluasi fungsi hati dilakukan dengan mengambil sampel darah. Petugas medis akan menggunakan jarum yang ditusukkan ke dalam pembuluh darah vena, biasanya pada lipatan siku bagian dalam.
Sampel darah tesebut kemudian akan dimasukkan ke dalam tabung khusus dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
Setelah menjalani tes fungsi hati, pasien bisa langsung pulang. Beberapa orang mungkin merasa sedikit pusing setelah menjalani pengambilan darah namun kondisi ini akan bisa diatasi dengan istirahat. Biasanya, petugas akan meminta pasien untuk beristirahat sementara waktu sebelum diperbolehkan pulang.
Hasil pemeriksaan fungsi hati mungkin tidak langsung bisa mendeteksi gangguan fungsi hati secara spesifik. Apabila hasil yang keluar berbeda dari nilai normal, dokter mungkin akan menjadwalkan pemeriksaan lanjutan.
Hasil normal tes fungsi hati dapat sedikit berbeda antara satu laboratorium dengan laboratorium lainnya. Perbedaan juga bisa muncul dan tergantung pada jenis kelamin maupun usia pasien, serta kondisi hamil atau tidak.
Secara umum, hasil tes fungsi hati yang normal adalah sebagai berikut:
Ahli menyebutkan, hasil pemeriksaan fungsi hati yang tidak normal bisa mengindikasikan kondisi sebagai berikut:
Bila hasil tes fungsi hati Anda tidak normal, dokter bisa menyarankan Anda untuk menjalani pemeriksaan lanjutan untuk mencari penyebab pastinya. Pemeriksaan penunjang ini meliputi tes darah atau biopsi hati.
Tes fungsi hati tergolong pemeriksaan yang relatif aman. Namun tes ini tetap memiliki beberapa efek samping yang berupa rasa nyeri, memar, serta infeksi pada area pengambilan darah.
Medline Plus. https://medlineplus.gov/lab-tests/liver-function-tests/
Diakses pada pada 18 Maret 2020
WebMD. https://www.webmd.com/hepatitis/liver-function-test-lft#1
Diakses pada 18 Maret 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/liver-function-tests/about/pac-20394595?page=0&citems=10
Diakses pada 18 Maret 2020
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/327369#what-is-a-liver-function-test
Diakses pada 18 Maret 2020
Healthline. https://www.healthline.com/health/liver-function-tests
Diakses pada 18 Maret 2020
NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482489/
Diakses pada 19 Juli 2021