Tes deteksi corona adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui infeksi virus corona atau Covid-19. Di Indonesia, tes ini bisa dilakukan dengan cara:
Tes cepat ini menggunakan sampel darah yang diambil dari pasien dan telah mulai dilakukan sejak 20 Maret 2020 lalu.
Tes swab corona juga disebut tes polymerase chain reaction (PCR). Pemeriksaan ini menggunakan sampel apus (swab) dari saluran pernapasan atas maupun bawah.
Saat ini PCR merupakan satu-satunya pemeriksaan diagnosis untuk memastikan ada tidaknya infeksi Covid-19 pada seseorang.
Tes serologi antibodi Covid-19 juga mendeteksi antibodi pada pasien yang telah terpapar virus Corona. Tes ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan efektivitasnya diklaim mencapai 99,8 persen. Namun, bukan pemeriksaan yang bisa menegakkan diagnosis.
Pemeriksaan yang juga disebut Roche Elecsys Anti-SARS-CoV-2 serology test ini dikeluarkan oleh perusahaan kesehatan Roche dari Swiss.
Sama seperti PCR, rapid swab test corona juga menggunakan sampel lendir dari belakang hidung pasien. Tes ini akan mendeteksi antigen dari virus Covid-19.
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia, pasien dengan hasil tes cepat yang positif perlu dianjurkan ke rumah sakit rujukan Covid-19 guna menjalani pemeriksaan PCR. Karena itu, rapid test merupakan tes skrining dan pemeriksaan PCR tetap menjadi tes konfirmasi.
Menurut Kemenkes RI, tes deteksi corona diperlukan bagi:
Tiap jenis tes deteksi corona memiliki rentang waktu yang berbeda-beda. Rapid test lebih efektif bila dijalani setelah tujuh hari gejala muncul atau Anda terpapar. Sementara swab test corona dapat dilakukan sejak dua hari setelah Anda mengalami gejala.
Prosedur tes deteksi corona berbeda-beda dan tergantung pada jenis tes yang dijalani oleh pasien. Berikut penjelasannya:
Pada rapid test corona, sampel yang digunakan adalah darah. Prosedur pengambilan darah meliputi:
Sampel darah juga dapat diambil dengan menusukkan jarum di ujung jari pasien. Darah yang keluar akan diletakkan di atas alat deteksi khusus, dan hasil akan keluar dalam 10-15 menit.
Pemeriksaan Roche Elecsys juga dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien. Namun pada tes ini, proses pengambilan darah hanya dilakukan dari pembuluh darah vena.
Pada rapid swab test, petugas medis akan mengambil lendir dari dalam hidung pasien. Setelah selesai, sampel lendir kemudian diperiksa lebih lanjut.
Pada tes polymerase chain reaction (PCR), sampel yang digunakan adalah swab dari tenggorokan, di belakang hidung (nasofaring) atau di belakang mulut (orofaring). Pemeriksaan dengan sampel nasofaring lebih direkomendasikan. Sementara sampel orofaring diambil sebagai alternatif.
Prosedur pengambilan sampel nasofaring meliputi:
Prosedur pengambilan sampel orofaring meliputi:
Setelah selesai, alat swab akan dimasukkan ke dalam tabung khusus dan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Hasil tes deteksi corona bisa berupa:
Hasil positif menandakan adanya infeksi virus corona
Hasil negatif berarti tidak ada infeksi virus corona dalam tubuh Anda.
Perlu diketahui bahwa kedua tes deteksi corona bisa memberikan hasil negatif palsu, yakni ketika pemeriksaan dilakukan terlalu dini. Hal ini terjadi akibat jumlah virus yang terlalu rendah atau antibodi terhadap virus belum diproduksi oleh tubuh.
Bagi orang dengan hasil rapid test antibodi yang positif, mereka akan dianjurkan ke rumah sakit rujukan untuk pemeriksaan PCR, dan mengikuti protokol pemeriksaan.
Apabila hasil PCR positif, ini menandakan pasien positif menderita infeksi Covid-19. Pasien akan diisolasi di ruangan khusus dan mendapat perawatan medis di rumah sakit.
Sampel darah maupun swab pasien akan diambil setiap hari. Pasien baru akan dikeluarkan dari ruang isolasi jika pemeriksaan memberikan negatif dua kali berturut-turut.
Pasien dengan hasil PCR yang negatif akan mendapatkan penanganan sesuai dengan penyebab dari penyakit yang ia alami.
Sedangkan pasien dengan hasil rapid test antibodi yang negatif tetap perlu melakukan pemeriksaan ulang dalam 7-10 hari kemudian. Sambil menunggu tes ulang, pasien tersebut harus menjalani karantina di rumah selama 14 hari.
Bila hasil negatif untuk kedua kalinya, barulah pasien dianggap tidak terinfeksi virus Corona. Meski begitu, ia tetap perlu waspada karena penularan tetap bisa terjadi.
Tes deteksi corona termasuk pemeriksaan yang aman untuk dilakukan. Pada tes swab, Anda umumnya tidak merasakan efek samping apapun. Sedangkan pada tes dengan sampel darah, Anda mungkin merasakan sedikit nyeri ketika darah Anda diambil.
Kementerian Kesehatan RI. https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19%20dokumen%20resmi/1%20Protokol-Kesehatan-COVID-19.pdf
Diakses pada 28 Maret 2020
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia. Usulan Alur Pemeriksaan Rapid Test Antibodi SARS-COV-2
Diakses pada 28 Maret 2020
U.S. Food and Drug Administration. https://www.fda.gov/media/136151/
Diakses pada 28 Maret 2020
Live Science. https://www.livescience.com/how-coronavirus-tests-work.html
Diakses pada 28 Maret 2020
Department of Health Rhode Island. https://health.ri.gov/publications/instructions/COVID-19-Specimen-Collection-Kit.pdf
Diakses pada 28 Maret 2020
FDA. https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/coronavirus-covid-19-update-fda-authorizes-first-antigen-test-help-rapid-detection-virus-causes
Diakses pada 2 Juli 2020