Tes CRP

13 Mar 2023|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Sampel darah pada tes CRP disimpan dalam tabung khususTes CRP membutuhkan sampel darah

Apa itu tes CRP?

Tes CRP atau C-reactive protein adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar protein C-reaktif dalam darah. Protein ini merupakan penanda adanya peradangan dalam tubuh Anda.

Protein C-reaktif dihasilkan oleh hati dan kadarnya akan meningkat sebagai respons tubuh terhadap peradangan (inflamasi).

Inflamasi adalah upaya perlindungan tubuh terhadap cedera atau infeksi. Kondisi ini menyebabkan nyeri, kemerahan, dan bengkak pada area yang terkena.

Beberapa penyakit autoimun yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan penyakit kronis dapat menyebabkan peradangan pada tubuh. Demikian pula dengan infeksi virus corona.

Dalam kondisi normal, kadar protein C-reaktif dalam darah cenderung rendah. Kadarnya  yang tinggi bisa menandakan adanya infeksi serius atau kondisi medis lainnya.

Tak hanya itu, kadar protein C-reaktif yang tinggi juga bisa mengindikasikan adanya peradangan pada pembuluh darah jantung. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung.

Akan tetapi, CRP bukanlah penanda yang spesifik untuk penyakit jantung. Pasalnya, protein ini dapat meningkat gangguan medis apapun yang melibatkan peradangan.

Kenapa tes CRP diperlukan?

Tes protein C-reaktif dilakukan untuk mencari dan memantau kondisi yang menyebabkan peradangan. Kondisi-kondisi tersebut meliputi:

  • Infeksi bakteri
  • Sepsis, yakni komplikasi berbahaya dari suatu infeksi
  • Infeksi jamur
  • Inflammatory bowel disease (IBD)
  • Penyakit autoimun, seperti lupus dan rematik
  • Osteomielitis
  • Kanker
  • Perikarditis, yakni peradangan pada lapisan yang membungkus jantung
  • Cedera organ dan jaringan lainnya
  • Obesitas

Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi risiko penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Jenis protein C-reaktif yang diukur pada tes ini adalah hs-CRP (high sensitivity CRP).

Siapa yang membutuhkan tes CRP?

Pemeriksaan CRP dianjurkan apabila Anda mengalami keluhan tertentu yang dicurigai sebagai tanda-tanda infeksi. Biasanya, tes ini dilakukan pada pasien dengan gejala infeksi bakteri yang serius. Gejala tersebut meliputi:

  • Demam
  • Menggigil
  • Napas cepat
  • Denyut jantung yang cepat
  • Mual dan muntah

Bagi pasien yang sudah didiagnosis mengalami infeksi atau penyakit kronis, tes ini juga dilakukan guna memantau efektivitas pengobatan.

Kadar Protein C-reaktif akan meningkat dan menurun tergantung pada peradangan yang masih terjadi dalam tubuh pasien. Kadar yang rendah menjadi tanda bahwa pengobatan bekerja dengan efektif untuk mengatasi peradangan.

Sementara tes hs-CRP bisa direkomendasikan bagi pasien yang memiliki risiko serangan jantung sebesar 5-10% dalam 10 tahun ke depan. Risiko ini dapat diketahui dengan penilaian khusus yang ditentukan dari gaya hidup, riwayat keluarga, dan kondisi kesehatan pasien.

Bagaimana prosedur tes CRP dilakukan?

Pada tes protein C-reaktif, tenaga medis akan mengambil sampel darah. Berikut prosedurnya:

  • Tenaga medis akan membersihkan area pengambilan darah dengan antiseptik untuk membunuh kuman, biasanya pada bagian bagian dalam siku.
  • Lengan atas pasien akan diikat oleh perban elastis supaya aliran darah di lengan dapat terkumpul dan pembuluh darah vena mudah ditemukan.
  • Setelah vena ditemukan, darah akan diambil dengan cara menyuntikan jarum steril.
  • Tabung khusus kemudian dipasang di belakang jarum untuk menampung darah.
  • Ketika jumlah sampel darah sudah cukup, jarum akan dilepas dan bagian yang disuntik akan ditutup dengan pester steril.

Prosedur pengambilan darah tersebut biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit. Pasien umumnya akan merasa sedikit nyeri saat jarum disuntikkan atau dilepaskan.

Sampel darah yang sudah diambil lalu akan dibawa ke labratorium untuk diperiksa lebih lanjut di bawah mikroskop.

Seperti apa hasil tes CRP?

Hasil tes CRP akan ditunjukkan dalam satuan miligram per liter (mg/L). Interpretasi hasilnya adalah sebagai berikut:

  • Normal: CRP di bawah 10 mg/L
  • Tidak normal: CRP 10 mg/L atau lebih

Sementara interpretasi hs-CRP yang digunakan untuk mengevaluasi penyakit jantung adalah sebagai berikut:

  • Risiko rendah: hs-CRP di bawah 2 mg/L
  • Risiko tinggi: hs-CRP 2 mg/L atau lebih

Pemeriksaan hs-CRP perlu dilakukan dua kali dengan interval dua minggu. Pasalnya, kadar hs-CRP bisa bervariasi dari waktu ke waktu.

Apa yang harus dilakukan bila hasil tes CRP tidak normal?

Nilai CRP yang tidak normal dapat menandakan adanya infeksi serius, cedera, atau penyakit kronis. Pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikan penyebabnya.

Sementara hasil hs-CRP yang tinggi bukanlah indikator yang ideal untuk menentukan risiko penyakit jantung. Dokter bisa melakukan tes kolesterol dan pemeriksaan lainnya guna mengevaluasi risiko Anda lebih lanjut.

Dokter juga akan menyarankan perubahan gaya hidup atau meresepkan obat-obatan guna mengurangi risiko serangan jantung yang Anda miliki.

Apa saja risiko tes CRP?

Karena melibatkan prosedur pengambilan darah, tes CRP bisa memicu beberapa efek samping di bawah ini:

  • Perdarahan berlebih
  • Pusing atau merasa ingin pingsan
  • Memar atau infeksi di lokasi pengambilan darah
infeksi bakteriperadanganinfeksi jamurinfeksi viruscovid-19

Medicine Net. https://www.medicinenet.com/c-reactive_protein_test_crp/article.htm
Diakses pada 8 April 2020

Medline Plus. https://medlineplus.gov/lab-tests/c-reactive-protein-crp-test/
Diakses pada 8 April 2020

Healthline. https://www.healthline.com/health/c-reactive-protein
Diakses pada 8 April 2020

WebMD. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/c-reactive-protein-test#1
Diakses pada 8 April 2020

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/c-reactive-protein-test/about/pac-20385228
Diakses pada 8 April 2020

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322138
Diakses pada 8 April 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email