Tes Covid-19 pada anak adalah pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi SARS-CoV-2 untuk anak-anak. Infeksi virus ini merupakan pandemi global yang menyerang semua negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Infeksi Covid-19 tidak hanya ditemukan pada orang dewasa. Anak-anak pun dapat mengalaminya.
Infeksi virus corona pada anak-anak umumnya lebih ringan daripada orang dewasa. Bahkan sebagian anak mungkin sama sekali tidak mengalami gejala.
Akan tetapi, ada pula beberapa anak yang menderita gejala berat dan membutuhkan perawatan di rumah sakit hingga ruang ICU dengan alat bantu napas (ventilator).
Agar tidak berujung pada komplikasi yang membahayakan, tes Covid-19 pada anak mesti dilakukan sedini mungkin bila ada kecurigaan infeksi virus ini. Dengan begitu, penanganan lebih lanjut dapat dilakukan secara tepat.
Secara umum, tes Covid-19 dibutuhkan oleh semua anak yang mengalami gejala infeksi virus ini. Terutama jika anak sudah kembali bersekolah dan beraktivitas di luar rumah.
Anak yang memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19 sebaiknya menunggu setidaknya empat hari setelah terpapar untuk menjalani tes, kecuali bila gejala sudah muncul.
Kontak erat berarti kontak tatap muka atau berdekatan dengan pasien Covid-19 dalam jarak 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
Tak hanya itu, tes deteksi Covid-19 ini juga disarankan sebelum anak menjalani prosedur medis tertentu seperti operasi.
Anak mungkin saja merasa cemas dan takut ketika harus bertemu dokter dan menjalani pemeriksaan medis, termasuk tes Covid-19. Karena itu, peran orang tua sangat penting untuk membujuk dan menenangkan Si Kecil.
Sebagai persiapan, orang tua bisa menjelaskan pada anak mengenai tes yang akan dilakukan oleh dokter atau petugas medis. Mulai dari alasan kenapa ia harus tes hingga prosedurnya.
Tetapi ingatlah untuk menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana agar mudah dimengerti oleh anak. Dengan penjelasan yang cukup, anak niscaya akan lebih tenang, mau bekerja sama, dan tidak jera atau trauma ketika menjalani proses pemeriksaan ini.
Sama halnya dengan pemeriksaan pada orang dewasa, tes covid-19 pada anak juga memiliki beberapa jenis berikut:
Untuk mendeteksi virus corona secara cepat, telah tersedia rapid test corona. Pemeriksaan ini merupakan skrining awal infeksi virus Covid-19 pada orang yang berisiko tinggi mengalaminya.
Sampel yang digunakan dalam tes ini adalah darah dari jari tangan atau pembuluh darah vena di lengan. Hasilnya bisa keluar dalam waktu 15 menit.
Akan tetapi, tingkat keakuratan (sensitivitas) rapid test Covid-19 bervariasi, dari 33 hingga 93 persen. Orang yang mendapatkan hasil positif dari tes cepat ini akan dihimbau untuk menjalani swab test corona.
Rapid swab test atau tes swab antigen dilakukan dengan swab pada hidung atau tenggorokan. Tapi di Indonesia, pemeriksaan ini memakai sampel lendir dari hidung. Tes ini bertujuan mendeteksi antigen (protein virus).
Hasil pemeriksaan ini juga dapat keluar dengan cepat, yakni sekitar 30 menit. Tetapi tingkat keakuratannya tergolong rendah dan berkisar antara 34-80 persen.
Sama seperti tes cepat corona, antibody serology test juga menggunakan darah dari pembuluh darah vena sebagai sampel. Hasil tes ini bisa didapatkan dalam waktu 18 menit.
Sementara tingkat akurasi (sensitivitas) tes ini berbeda-beda dan tergantung pada waktu pasien menjalani pemeriksaan.
Sesuai namanya, swab test dilakukan melalui swab lendir dari tenggorokan atau hidung. Pemeriksaan ini adalah tes konfirmasi dalam mendeteksi corona. Apa alasannya?
Pasalnya, tes PCR akan mendeteksi materi genetik virus dengan tingkat keakuratan (sensitivitas) sebesar 91-98 persen.
Selain tes-tes Covid-19 tersebut, pasien bisa dianjurkan untuk menjalani serangkaian pemeriksaan di bawah ini:
Prosedur pemeriksaan Covid-19 pada anak maupun dewasa sejatinya sama. Mari simak penjelasan di bawah ini:
Kedua pemeriksaan Covid-19 ini menggunakan sampel darah dengan prosedur yang meliputi:
Selain dari pembuluh darah vena, sampel darah dapat diambil melalui ujung jari pasien. Pertama-tama, petugas medis akan mengusap jari pasien dengan tisu steril.
Petugas lalu menusukkan jarum pada ujung jari pasien. Darah yang keluar dari area penusukan ini akan diletakkan pada alat deteksi dan hasil tes akan keluar dalam beberapa menit.
Pada rapid swab test dan tes PCR (swab test), sampel yang digunakan adalah lendir dari tenggorok di belakang hidung (nasofaring) atau di belakang mulut (orofaring).
Namun pemeriksaan dengan sampel dari nasofaring lebih direkomendasikan. Sementara sampel orofaring diambil sebagai alternatif.
Prosedur pengambilan sampel lendir dari nasofaring meliputi:
Sementara prosedur pengambilan sampel dari orofaring adalah sebagai berikut:
Setelah pengambilan sampel lendir selesai, alat swab akan dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam tabung khusus, lalu dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Pemeriksaan swab dengan sampel apus nasofaring atau orofaring dapat menimbulkan rasa takut dan cemas bagi anak. Orang tua dihimbau untuk mempersiapkan dan menemani Si Kecil selama pemeriksaan agar ia tetap tenang.
Hasil tes Covid-19 pada anak tergantung pada jenis pemeriksaan berikut ini:
Hasil deteksi antibodi dikatakan reaktif apabila salah satu atau kedua antibodi (IgM atau IgG) menunjukkan hasil reaktif.
Hasil deteksi antibodi dikatakan nonreaktif bila kedua antibodi menunjukkan hasil nonreaktif.
Harap diingat bahwa hasil tes tes yang negatif dari sampel tunggal, terutama jika sampel berasal dari saluran pernapasan atas (hidung dan tenggorokan), belum tentu mengindikasikan tidak adanya infeksi. Jadi pengulangan pengambilan dan pengujian sampel harus dilakukan.
Anak dengan hasil reaktif pada rapid test, rapid swab test, dan tes serologi akan dihimbau untuk menjalani tes PCR.
Sementara pada anak dengan hasil tes cepat negatif, ia perlu mengulang pemeriksaan dalam 7-10 hari setelah tes pertama. Bila hasil kedua juga negatif, anak baru dianggap tidak terinfeksi virus Covid-19.
Di lain pihak, hasil tes PCR yang positif menandakan anak memang mengidap Covid-19. Anak harus menjalani isolasi, baik mandiri di rumah atau di rumah sakit.
Penderita anak-anak dengan gejala ringan hingga sedang kemungkinan dianjurkan untuk melakukan karantina mandiri di rumah. Sedangkan anak yang mengalami gejala berat, sebaiknya menjalani rawat inap di rumah sakit rujukan Covid-19.
Selama di rumah sakit, sampel lendir anak akan diambil setiap hari untuk pengecekan. Anak baru diizinkan keluar dari ruang isolasi jika pemeriksaan menunjukkan hasil negatif pada dua kali tes yang dilakukan secara berturut-turut.
Untuk anak yang menjalani isolasi di rumah, tes PCR perlu dilakukan setelah 14 hari. Anak akan dinyatakan sembuh dari Covid-19 ketika hasil pemeriksaannya negatif pada dua kali tes berturut-turut.
Tes PCR Covid-19 mungkin memerlukan waktu beberapa hari hingga hasilnya keluar. Anak yang mengalami gejala perlu tetap berada di rumah hingga hasilnya keluar agar menulari orang lain.
Sedangkan anak yang telah mengalami kontak erat pasien Covid-19 harus menyelesaikan durasi karantina mandiri selama 14 hari, apapun hasil tesnya.
Tes Covid-19 termasuk pemeriksaan yang aman untuk dijalani, baik oleh anak maupun dewasa. Efek samping yang mungkin muncul hanyalah sensasi tidak nyaman saat alat swab dimasukkan ke dalam hidung atau tenggorokan.
Meski begitu, efek samping ringan tersebut bisa saja membuat anak trauma. Karena itu, orang tua perlu memperhatikan kondisi anak sebelum, selama, dan sesudah pemeriksaan Covid-19. Bujuk dan tenangkan Si Kecil jika ia tampak cemas atau ketakutan.
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronavirus/in-depth/coronavirus-in-babies-and-children/art-20484405
Diakses pada 16 Desember 2020
American Academy of Pediatrics. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/COVID-19/Pages/Should-Your-Child-Be-Tested-for-COVID-19.aspx
Diakses pada 16 Desember 2020
Department of Health State of Rhode Island. https://health.ri.gov/covid/testing/children/
Diakses pada 16 Desember 2020
Department of Health State of Rhode Island. https://health.ri.gov/publications/instructions/COVID-19-Specimen-Collection-Kit.pdf
Diakses pada 16 Desember 2020
Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/children/symptoms.html
Diakses pada 16 Desember 2020
Live Science. https://www.livescience.com/how-coronavirus-tests-work.html
Diakses pada 16 Desember 2020
Acta Medica Indonesiana. http://www.actamedindones.org/index.php/ijim/article/download/1430/pdf
Diakses pada 16 Desember 2020
Kawal Covid-19. https://kawalcovid19.id/
Diakses pada 16 Desember 2020
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia. Usulan Alur Pemeriksaan Rapid Test Antibodi SARS-COV-2.
Diakses pada 16 Desember 2020
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia. Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Rapid Tes Antibody SARS-CoV-2
Diakses pada 16 Desember 2020
Kementerian Kesehatan RI. https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19%20dokumen%20resmi/1%20Protokol-Kesehatan-COVID-19.pdf
Diakses pada 16 Desember 2020