Terapi wicara adalah prosedur terapi atau pengobatan yang berfokus untuk mengatasi gangguan bicara. Terapi ini bisa dilakukan oleh semua orang, tetapi lebih umum ditujukan bagi anak.
Prosedur ini dilakukan oleh terapis wicara terlatih untuk memperbaiki kemampuan komunikasi pasien, meningkatkan kemampuan bicara dan berbahasa, termasuk bahasa nonverbal, seperti bahasa isyarat.
Terapi wicara membutuhkan waktu yang cukup lama sampai hasilnya terlihat, tergantung kondisi pasien. Terapi ini membutuhkan kerja keras dan komitmen karena bisa berlangsung berbulan-bulan bahkan hingga bertahun-tahun.
Keterlibatan keluarga dan orang tua dapat membuat manfaat terapi wicara lebih cepat dirasakan, misalnya saja dengan dengan melanjutkan sesi latihan di rumah dengan si kecil.
Umumnya, terapi wicara dilakukan untuk membantu anak yang memiliki gangguan bicara atau mengalami keterlambatan bicara.
Gangguan bicara pada anak biasanya disebabkan oleh kondisi autisme dan kondisi ADHD. Selain menyebabkan gangguan komunikasi, kondisi ini juga bisa menghambat interaksi sosial dan fungsi kognitif anak.
Selain untuk anak, orang dewasa yang memiliki kondisi tertentu sehingga kesulitan berbicara juga bisa melakukan terapi wicara.
Beberapa kondisi yang mungkin membutuhkan terapi wicara, antara lain:
Gangguan artikulasi membuat seseorang mengalami kesulitan untuk menghasilkan suara atau mengucapkan suatu kata dengan jelas.
Anak yang tidak lancar berbicara biasanya ditandai dengan alur bicara, kecepatan, dan irama suara yang tidak semestinya, salah satu contohnya adalah gagap.
Gangguan resonansi menyebabkan suara menjadi kurang jelas. Kondisi ini terjadi karena adanya sumbatan aliran udara di rongga hidung atau mulut. Sumbatan aliran udara tersebut akan mengganggu getaran yang diperlukan untuk menghasilkan suara.
Pasien dengan gangguan reseptif bisa mengalami kesulitan dalam memahami dan memproses apa yang kata-kata orang lain. Penderitanya akan tampak tidak tertarik ketika seseorang berbicara, kesulitan mengikuti arahan, atau memiliki kosakata yang terbatas.
Gangguan ekspresif ditandai dengan kesulitan menyampaikan atau mengutarakan informasi. Hal ini menyebabkan orang yang mengalaminya juga kesulitan membentuk kalimat yang tepat.
Gangguan kognitif bisa berupa gangguan ingatan, pemecahan masalah, sulit bicara, dan masalah pada pendengaran. Kondisi ini disebabkan oleh adanya cedera pada bagian otak yang berperan dalam fungsi kognitif (berpikir).
Afasia merupakan gangguan dalam berbicara dan memahami orang lain. Kondisi ini juga dapat memengaruhi kemampuan penderita untuk membaca dan menulis.
Disartria disebabkan oleh kelemahan otot yang berfungsi untuk berbicara, sehingga penderita akan bicara lebih lama dan cadel.
Disfagia adalah istilah medis untuk kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan menelan. Disfagia dapat terjadi pada semua usia, tapi seringnya pada orang dewasa.
Biasanya kondisi ini merupakan gejala atau komplikasi dari berbagai penyakit seperti stroke, Parkinson, autisme, cedera otak, atau cedera sumsum tulang. Selain kesulitan menelan, orang yang mengalami disfagia juga akan kesulitan berbicara. Itu sebabnya mereka membutuhkan terapi ini.
Frekuensi dan durasi terapi bicara yang dibutuhkan oleh tiap pasien akan berbeda-beda. Hal ini tergantung pada beberapa faktor berikut:
Beberapa jenis kelainan bicara biasanya mulai tampak sejak usia anak-anak dan bisa membaik seiring bertambahnya usia. Namun, beberapa jenis lainnya bisa saja dialami untuk waktu yang lama, bahkan hingga dewasa. Kondisi inilah yang biasanya memerlukan terapi wicara jangka panjang.
Masalah komunikasi yang disebabkan oleh stroke dan kondisi medis lainnya pun biasanya bisa membaik seiring proses penyembuhan.
Untuk mencapai tahapan tertentu dalam perkembangan, masing-masing anak mungkin membutuhkan waktu yang berbeda.
Namun, ada tonggak perkembangan yang harus dipenuhi tiap anak, di antaranya:
Jika anak Anda tidak bereaksi saat diajak bicara hingga usianya menginjak 12 bulan, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter. Perkembangan anak usia 12 bulan, antara lain meliputi dapat melakukan beberapa gerakan, seperti menunjuk, melambaikan tangan, dan mengangguk. Ini adalah tanda bahwa anak memiliki keterampilan dasar tentang cara berkomunikasi.
Pada usia 2 tahun, seorang anak seharusnya sudah mengucapkan kata-kata pertama mereka. Sebagian besar anak dapat merangkai beberapa kata.
Namun, jika anak usia 2 tahun belum bisa bicara, tak ada salahnya membawanya ke dokter untuk memastikan kondisinya.
Pada usia ini, anak seharusnya sudah bisa berbicara banyak kata. Umumnya, Anda sudah bisa memahami sekitar 75% yang dikatakan anak Anda.
Sementara itu, untuk orang dewasa yang mengalami gangguan bicara, akibat stroke atau penyakit lainnya, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai waktu yang tepat untuk melakukan terapi wicara.
Sebelum terapi wicara, terapis wicara akan melakukan penilaian terhadap kondisi pasien. Langkah ini berfungsi mengidentifikasi jenis kelainan bicara sekaligus merencanakan jenis terapi untuk menanganinya.
Prosedur terapi wicara berbeda-beda, tergantung pada usia pasien yang menjalaninya. Berikut penjelasannya:
Pada anak, proses terapi wicara dapat dilakukan secara berkelompok atau individual. Pilihan ini akan ditentukan oleh terapis berdasarkan kelainan bicara yang dialami oleh pasien.
Jenis terapi wicara yang dilakukan pun akan diputuskan dengan mempertimbangkan kondisi, usia, dan kebutuhan anak.
Selama proses terapi wicara, terapis akan melakukan hal-hal berikut:
Pada orang dewasa, terapis mungkin juga akan melatih lewat pemecahan masalah untuk mengasah memori, kemampuan organisasi, dan aktivitas lain untuk memperbaiki komunikasi kognitif.
Harga terapi wicara anak dapat bervariasi tergantung pada jenis kegiatan terapi dan fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan ini. Umumnya, satu sesi terapi wicara dapat menghabiskan biaya mulai dari Rp80.000-400.000.
Kabar baik jika Anda peserta BPJS. Sebab, gangguan berbicara yang termasuk ke dalam jenis gangguan tumbuh kembang anak adalah salah satu prosedur medis yang ditanggung oleh asuransi kesehatan (BPJS Kesehatan).
Parents. https://www.parents.com/kids/development/learning-disabilities/what-is-speech-therapy/
Diakses pada 27 Oktober 2021
Healthline. https://www.healthline.com/health/speech-therapy
Diakses pada 27 Oktober 2021
Understood for All Inc. https://www.understood.org/en/learning-thinking-differences/treatments-approaches/therapies/what-you-need-to-know-about-speech-therapy
Diakses pada 22 Mei 2020
WebMD. https://www.webmd.com/brain/autism/benefits-speech-therapy-autism
Diakses pada 22 Mei 2020
Verywellhealth. https://www.verywellhealth.com/types-of-speech-therapy-1192153
Diakses pada 27 Oktober 2021
Wossterhospital. https://www.woosterhospital.org/at-what-age-should-speech-therapy-begin/
Diakses pada 27 Oktober 2021
Kidshealth. https://kidshealth.org/en/kids/speech-therapist.html
Diakses pada 27 Oktober 2021