Terapi surfaktan adalah tindakan medis yang dilakukan untuk mengatasi respiratory distress syndrome (RDS). Defisiensi atau kurangnya surfaktan di paru-paru merupakan penyebab RDS pada bayi prematur.
Surfaktan merupakan senyawa yang terdiri atas protein dan lemak, yang membentuk lapisan pada permukaan alveolus (kantong udara) di paru-paru.
Senyawa surfaktan berperan mengurangi tegangan permukaan dan menjaga kestabilan alveolus. Proses ini akan mencegah paru-paru mengalami atelektasis, yakni kondisi paru yang tidak mengembang dengan sempurna.
Defisiensi surfaktan juga dapat memicu gangguan pernapasan akut pada bayi cukup bulan yang mengalami kondisi medis lain. Misalnya, sindrom aspirasi mekonium, perdarahan paru-paru, dan pneumonia.
Menjelang persalinan, tepatnya pada trimester ketiga kehamilan, bayi dalam kandungan akan mulai menghasilkan surfaktan pada paru-parunya. Senyawa ini diproduksi untuk persiapan bernapas.
Pada bayi prematur, kadar surfaktan yang dihasilkan kurang. Akibatnya, kondisi ini dapat menyebabkan masalah pernapasan pada beberapa jam pascapersalinan.
Kondisi yang dikenal dengan nama respiratory distress syndrome biasanya dialami bayi yang lahir sebelum usia 30 minggu. Bila dibiarkan, gangguan pernapasan ini akan memicu rendahnya kadar oksigen dalam otak dan organ tubuh lain dan dapat berujung pada kematian.
Terapi surfaktan direkomendasikan untuk bayi baru lahir dengan kondisi medis di bawah ini:
Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan sebelum prosedur.
Pada umumnya, prosedur terapi surfaktan dilaksanakan dengan langkah-langkah berikut
Setelah terapi surfaktan, kondisi bayi biasanya membaik dalam beberapa menit. Dokter akan melakukan pemantauan tanda-tanda vital dan pernapasan bayi tiap 10 menit, dan selama 30 menit pascaterapi.
Dokter juga akan mengambil sampel darah untuk analisis gas darah pada 30 menit hingga satu jam sesudah terapi.
Pada beberapa kasus, selang bantu napas dapat dilepas bila bayi telah merespons dengan baik terhadap pemberian surfaktan.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi setelah pemberian terapi surfaktan meliputi:
The Royal Children’s Hospital Melbourne. https://www.rch.org.au/rchcpg/hospital_clinical_guideline_index/Surfactant_Administration_in_the_NICU/
Diakses pada 14 Oktober 2020
European Foundation of The Care of Newborn Infants. https://www.efcni.org/news/surfactant-replacement-therapy-a-milestone-in-neonatology/
Diakses pada 14 Oktober 2020