Menurut American Musik Therapy Association, terapi musik adalah penggunaan musik dalam suatu terapi psikologis. Terapi musik dilakukan untuk meningkatkan kesehatan fisik, memenuhi kebutuhan psikologis, emosional, spiritual, serta meningkatkan hubungan sosial para pasien dan keluarga mereka.
Terapi musik modern dimulai setelah Perang Dunia II, ketika para musisi berinisiatif mengunjungi rumah sakit untuk tampil bagi para prajurit perang yang sedang sakit. Hasilnya, para prajurit tersebut tampak membaik secara fisik maupun emosional setelah menerima terapi musik dari para musisi tersebut.
Musik diproses dan diproduksi melalui jalur yang berbeda dari sistem yang biasa menghasilkan suara untuk berbicara. Jalur tersebut diyakini dapat memengaruhi kemampuan pasien untuk mengekspresikan diri, berkomunikasi dengan orang dan menjadi lebih bersemangat.
Terapi musik dilakukan dengan panduan seorang terapis atau praktisi psikologi maupun musisi yang terlatih. Terapi musik terdiri dari serangkaian kegiatan seperti:
Penelitian terbaru mulai mengaitkan musik dengan sejumlah manfaat kesehatan. Misalnya, dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, menurunkan tingkat stres hingga meningkatkan kesehatan bayi yang lahir prematur.
Terapi musik dapat digunakan untuk berbagai kondisi pada orang dewasa maupun anak-anak. Terapi ini dapat meringankan gangguan kecemasan, depresi, dan trauma. Terapi ini juga mampu menggali ataupun mengungkapkan sumber rasa sakit yang mendasarinya.
Individu autistik dapat meningkatkan kemampuannya untuk berkomunikasi dan bersosialisasi setelah menjalani terapi musik yang terstruktur. Terapi ini juga dipraktikkan untuk pasien dengan kondisi lain yang dirawat di fasilitas psikiatris.
Terapi musik bisa sangat bermanfaat untuk individu yang mengalami penyakit Alzheimer, demensia, dan kerusakan otak akibat stroke atau cedera otak traumatis. Pengalaman bermusik, khususnya dalam bentuk menyanyikan lagu-lagu dari masa lalu para pasien, ternyata dapat membuka kesadaran emosional mereka.
Dari proses itu, para pasien dapat mengekspresikan diri, mengenali emosi dan dapat berinteraksi dengan orang-orang yang mereka cintai seperti seharusnya.
Sebelum terapi musik dimulai, pasien akan menjalani sesi wawancara sebagai peniliaian awal yang dilakukan oleh terapis. Hal ini dilakukan untuk menentukan teknik terapi musik yang sesuai dengan kebutuhan spesifik pasien.
Jenis pendekatan terapi musik meliputi penciptaan lagu, senandung lagu masa kecil, bernyanyi sebagai bagian dari paduan suara, atau berimprovisasi menggunakan instrumen seperti drum, piano, gitar, atau lonceng.
Oleh karena itu, pasien mungkin akan dimintai keterangan tentang lagu atau suara yang membangkitkan kenangan emosional. Pendamping pasien mungkin akan diminta untuk mendengarkan lagu bersama pasien. Terapis kemudian akan berdiskusi mengenai emosi yang ditimbulkan oleh lagu itu kepada pasien.
Jika pasien diminta untuk menulis lagu atau menyanyi, terapis mungkin saja akan memberikan latihan pernapasan.
Dalam terapi musik, pasien tidak perlu memiliki bakat musik. Dalam praktiknya, terapi musik tidak berfokus pada keterampilan teknis bermusik seseroang, melainkan hanya menggunakan musik sebagai alat untuk refleksi dan komunikasi.
Terapi musik dilakukan dengan menggunakan berbagai aspek suara. Cara kerjanya tergantung pada metode yang digunakan. Sebagian besar sesi terapi musik merupakan sesi privat dengan terapis.
Selama sesi terapi musik berlangsung, pasien akan diminta duduk atau berbaring sambil mendengarkan musik atau gerakan lainnya. Semuanya tergantung pada jenis terapi suara yang diterapkan.
Berikut ini adalah ragam terapi suara yang digunakan:
Pasien akan diminta bermeditasi dengan instruksi suara menggunakan video atau aplikasi. Meditasi juga dapat dilakukan dengan cara melantunkan mantra atau doa.
Terapi musik ini dinamakan bonny method berdasarkan nama penemunya, Helen L. Bonny, PhD. Terapi ini dilakukan dengan menggabungkan musik klasik dan gambar. Terapis akan memandu pasien untuk membantu mengeksplorasi pengalaman, kesadaran, dan perubahan pada pribadi pasien.
Pada terapi musik jenis ini, biasanya pasien akan diminta mendengarkan musik yang memang sudah akrab di telinga. Selain itu, pasien juga mungkin saja akan diminta menciptakan lagu bersama-sama dengan terapis. Oleh karena itu, biasanya terapis yang memandu metode ini adalah seorang musisi terampil.
Terapi musik garpu tala dilakukan dengan menggunakan garpu tala yang terbuat dari logam yang telah dikalibrasi. Garpu tala tersebut kemudian akan menghantarkan getaran spesifik ke berbagai bagian tubuh pasien.
Terapi musik jenis ini dikenal juga dengan sebutan binaural beats. Pasien akan diminta untuk mendengarkan bunyi denyutan yang dapat memengaruhi gelombang otak. Bunyi ini akan menstimulasi otak ke kondisi spesifik, yaitu gelombang otak Anda agar sejajar dengan frekuensi denyutan.
Terapi musik biasanya dapat mengurangi bahkan meringankan sejumlah kondisi, termasuk:
Risiko dari terapi musik sangat sediki dan hampir tidak ada risikonya. Kekurangan dari terapi ini adalah bukti ilmiahnya masih terbatas pada beberapa metode saja. Selain itu ada kemungkinan terapi musik tidak memberikan manfaat yang diinginkan karena metode yang dipakai mungkin tidak cocok bagi beberapa pasien. Oleh karena itu, penting untuk mencoba berbagai metode yang paling cocok bagi setiap individu.
Psychology Today.
https://www.psychologytoday.com/us/therapy-types/music-therapy
Diakses pada 29 April 2020
Healthline.
https://www.healthline.com/health/sound-healing#benefits
Diakses pada 29 April 2020
Cleveland Clinic.
https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/8817-music-therapy
Diakses pada 29 April 2020