Terapi fotodinamik adalah metode yang menggunakan obat-obatan sensitif cahaya dan sumber cahaya, dengan tujuan menghancurkan sel tubuh yang abnormal.
Prosedur ini umumnya dilakukan untuk mengatasi penyakit kulit, seperti jerawat hingga kanker kulit. Namun tak hanya itu, terapi fotodinamik juga dapat menangani berbagai jenis kanker pada organ tubuh lain.
Selain mengatasi kanker, terapi fotodinamik bisa membantu dalam menangani infeksi bakteri, jamur, dan virus. Berdasarkan sejumlah penelitian, terapi ini mampu memicu sistem kekebalan tubuh sehingga membantu dalam penghancuran sel abnormal seperti sel-sel kanker.
Obat sensitif cahaya diaktifkan oleh sinar dengan panjang gelombang spesifik yang biasanya berasal dari sinar laser. Obat yang telah diaktifkan ini akan menghancurkan sel yang menjadi target pengobatan.
Terapi fotodinamik dapat mengobati area tubuh yang spesifik, sehingga prosedur yang lebih invasif seperti operasi dapat dihindari.
Terapi fotodinamik dapat digunakan untuk menangani sel-sel abnormal pada tubuh yang bisa dicapai oleh paparan cahaya. Contohnya, kulit, mulut, kerongkongan (esofagus), dan paru-paru.
Beberapa kondisi yang dapat diatas dengan terapi fotodinamik meliputi:
Terapi fotodinamik juga dapat digunakan sebagai salah satu pilihan pengobatan kanker lain maupun kondisi medis seperti kutil, jerawat, dan penyakit Paget.
Terapi ini sebaiknya tidak dijalani oleh:
Sebelum terapi fotodinamik, dokter akan meminta pasien untuk:
Terapi fotodinamik dilakukan dalam dua tahap di bawah ini:
Setelah terapi fotodinamik, pasien perlu menghindari paparan sinar matahari selama 1-2 hari. Sebagian besar pasien dapat kembali beraktivitas dengan normal kembali setelahnya.
Terapi fotodinamik umumnya aman dan efektif. Akan tetapi, risiko komplikasi tetap dapat terjadi.
Komplikasi terapi fotodinamik biasanya dapat berupa:
Terapi fotodinamik pada kulit dapat membuat kulit kemerahan, membengkak, atau melepuh selama beberapa hari. Kerak kulit juga bisa terbentuk hingga beberapa minggu setelahnya.
Warna kulit pun bisa menjadi lebih gelap atau lebih terang, serta rambut pada lokasi yang bersangkutan dapat mengalami kerontokan.
Bila terapi fotodinamik dilakukan pada mulut, kerongkongan, dan paru-paru, efek sampingnya bisa meliputi batuk, batuk darah, sulit menelan, atau sesak napas. eluhan ini biasanya berlangsung sementara.
Untuk terapi fotodinamik yang dilakukan pada mata, risiko kebutaan dapat terjadi. Namun komplikasi ini sangat jarang.
NHS. https://www.nhs.uk/conditions/photodynamic-therapy/
Diakses pada 11 Juni 2020
Medicine Net. https://www.medicinenet.com/photodynamic_therapy/article.htm
Diakses pada 11 Juni 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/photodynamic-therapy/about/pac-20385027
Diakses pada 11 Juni 2020