Terapi Fotodinamik

13 Mar 2023|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Terapi fotodinamik memanfaatkan sinar khusus dan obat-obatan sensitif cahayaSesuai namanya, terapi fotodinamik menggunakan cahaya

Apa itu terapi fotodinamik?

Terapi fotodinamik adalah metode yang menggunakan obat-obatan sensitif cahaya dan sumber cahaya, dengan tujuan menghancurkan sel tubuh yang abnormal.

Prosedur ini umumnya dilakukan untuk mengatasi penyakit kulit, seperti jerawat hingga kanker kulit. Namun tak hanya itu, terapi fotodinamik juga dapat menangani berbagai jenis kanker pada organ tubuh lain.

Selain mengatasi kanker, terapi fotodinamik bisa membantu dalam menangani infeksi bakteri, jamur, dan virus. Berdasarkan sejumlah penelitian, terapi ini mampu memicu sistem kekebalan tubuh sehingga membantu dalam penghancuran sel abnormal seperti sel-sel kanker.

Kenapa terapi fotodinamik diperlukan?

Obat sensitif cahaya diaktifkan oleh sinar dengan panjang gelombang spesifik yang biasanya berasal dari sinar laser. Obat yang telah diaktifkan ini akan menghancurkan sel yang menjadi target pengobatan.

Terapi fotodinamik dapat mengobati area tubuh yang spesifik, sehingga prosedur yang lebih invasif seperti operasi dapat dihindari.

Siapa yang membutuhkan terapi fotodinamik?

Terapi fotodinamik dapat digunakan untuk menangani sel-sel abnormal pada tubuh yang bisa dicapai oleh paparan cahaya. Contohnya, kulit, mulut, kerongkongan (esofagus), dan paru-paru.

Beberapa kondisi yang dapat diatas dengan terapi fotodinamik meliputi:

  • Actinic keratosis yang ditandai dengan bercak kering dan bersisik pada kulit. Bercak ini terbentuk akibat paparan sinar matahari dalam waktu yang lama, dan dapat berkembang menjadi kanker kulit bila dibiarkan.
  • Penyakit Bowen, yakni kanker kulit stadium dini.
  • Karsinoma sel basal, yaitu salah satu jenis kanker kulit.
  • Degenerasi makula, yakni penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
  • Barrett’s esophagus. Penyakit ini ditandai dengan perubahan dinding kerongkongan yang dapat berkembang menjadi kanker jika tak ditangani.
  • Kanker esofagus, kanker mulut, dan kanker paru-paru.

Terapi fotodinamik juga dapat digunakan sebagai salah satu pilihan pengobatan kanker lain maupun kondisi medis seperti kutil, jerawat, dan penyakit Paget.

Siapa yang tidak boleh menjalani terapi fotodinamik?

Terapi ini sebaiknya tidak dijalani oleh:

  • Anak-anak
  • Orang yang mengidap porfiria, yakni salah satu kelainan darah
  • Orang yang memiliki allergi terhadap zat yang digunakan dalam terapi fotodinamik
  • Orang yang mengalami kondisi hipersensitif terhadap cahaya

Apa saja persiapan untuk menjalani terapi fotodinamik?

Sebelum terapi fotodinamik, dokter akan meminta pasien untuk:

  • Memberitahukan dokter mengenai ada tidaknya alergi
  • Tidak merokok selama beberapa hari sebelum prosedur hingga 1-2 minggu setelahnya
  • Tidak mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak selama beberapa hari sebelum prosedur
  • Datang ke klinik tanpa memakai kosmetik, pelembap, maupun tabir surya pada kulit yang akan diperiksa

Bagaimana prosedur terapi fotodinamik dilakukan?

Terapi fotodinamik dilakukan dalam dua tahap di bawah ini:

1. Tahap persiapan

  • Pasien akan diberi obat sensitif cahaya. Obat ini bisa berupa krim, larutan untuk diminum, atau obat suntik.
  • Pasien lalu diminta untuk pulang dan kembali ke rumah sakit setelah jangka waktu tertentu. Langkah ini diperlukan agar obat dapat terserap oleh sel-sel abnormal dalam tubuh.

2. Terapi cahaya

  • Bius lokal umumnya diberikan supaya pasien tetap tenang dan tidak merasa nyeri selama prosedur.
  • Cahaya atau sinar laser akan diarahkan pada area tubuh yang memerlukannya selama sekitar 10-45 menit.
  • Alat khusus seperti endoskop (selang kecil dengan lampu dan kamera di ujungnya) dapat digunakan dalam terapi cahaya bila perlu, misalnya untuk area kulit yang sulit dicapai.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah terapi fotodinamik?

Setelah terapi fotodinamik, pasien perlu menghindari paparan sinar matahari selama 1-2 hari.  Sebagian besar pasien dapat kembali beraktivitas dengan normal kembali setelahnya.

Apa saja risiko komplikasi terapi fotodinamik?

Terapi fotodinamik umumnya aman dan efektif. Akan tetapi, risiko komplikasi tetap dapat terjadi.

1. Komplikasi umum

Komplikasi terapi fotodinamik biasanya dapat berupa:

  • Rasa terbakar atau nyeri saat terapi cahaya dilakukan. Sensasi ini akan hilang dengan sendirinya setelah prosedur.
  • Jika obat sensitif cahaya diberikan melalui suntikan, mata atau kulit pasien bisa menjadi lebih sensitif terhadap cahaya hingga enam minggu pascaprosedur.

2. Komplikasi berdasarkan bagian tubuh yang menjalani terapi fotodinamik

  • Pada kulit

Terapi fotodinamik pada kulit dapat membuat kulit kemerahan, membengkak, atau melepuh selama beberapa hari. Kerak kulit juga bisa terbentuk hingga beberapa minggu setelahnya.

Warna kulit pun bisa menjadi lebih gelap atau lebih terang, serta rambut pada lokasi yang bersangkutan dapat mengalami kerontokan.

  • Pada mulut, kerongkongan, dan paru

Bila terapi fotodinamik dilakukan pada mulut, kerongkongan, dan paru-paru, efek sampingnya bisa meliputi batuk, batuk darah, sulit menelan, atau sesak napas. eluhan ini biasanya berlangsung sementara.

  • Pada mata

Untuk terapi fotodinamik yang dilakukan pada mata, risiko kebutaan dapat terjadi. Namun komplikasi ini sangat jarang.

kerastosis mataharikanker kulit

NHS. https://www.nhs.uk/conditions/photodynamic-therapy/
Diakses pada 11 Juni 2020

Medicine Net. https://www.medicinenet.com/photodynamic_therapy/article.htm
Diakses pada 11 Juni 2020

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/photodynamic-therapy/about/pac-20385027
Diakses pada 11 Juni 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email