Suntik Vitamin C

14 Mar 2023|Nurul Rafiqua
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Dosis suntik vitamin C akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi pasienTakaran suntik vitamin C akan ditentukan oleh dokter

Apa itu suntik vitamin C?

Suntik vitamin C adalah salah satu rute pemberian vitamin C untuk memenuhi kebutuhan kadarnya bagi tubuh. Tindakan medis ini dilakukan dengan menyuntikan vitamin C dalam dosis tinggi  secara langsung ke pembuluh darah atau otot.

Vitamin C yang juga disebut asam askorbat ini adalah salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh agar bisa berkembang dan berfungsi dengan baik. Dengan memenuhi kebutuhan vitamin C, kesehatan kulit, pembuluh darah, dan tulang rawan pun dapat terjaga.  

Vitamin C juga berperan penting dalam fungsi kekebalan tubuh. Misalnya dalam penyembuhan luka, mencegah kerusakan sel, dan membentuk kolagen. Tanpa vitamin C yang cukup, tubuh dapat mengalami merasa lesu, lelah, dan rentan terhadap serangan penyakit.

Sayangnya, tubuh kita tidak bisa memproduksi vitamin C. Asupan vitamin C umumnya bisa kita dapatkan dari makanan, suplemen, dan juga suntik vitamin C. Namun di antara metode pemberian lainnya, suntik vitamin C dianggap cara yang efektif dan efisien dalam menghantarkan kadar vitamin C ke dalam tubuh. 

Pasalnya, vitamin C yang disuntikkan tidak perlu melewati proses pencernaan dan bisa langsung diserap ke dalam darah. Hal ini juga memungkinkan tubuh bisa menyerap vitamin C dengan kadar yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin C yang diminum meski memiliki dosis yang sama. Suntik vitamin C juga dapat menjadi solusi bagi orang-orang yang memiliki perut sensitif, karena suplemen vitamin C yang diminum dapat mengiritasi lambung. 

Suntik vitamin C biasanya direkomendasikan untuk pasien yang mengalami kekurangan vitamin C akibat pola makan yang buruk atau menderita penyakit tertentu yang dapat mengganggu penyerapan vitamin C. Prosedur ini juga kerap diberikan untuk meningkatkan meningkatkan daya tahan tubuh hingga sebagai prosedur kecantikan.

Belum lama ini, suntik vitamin C juga tengah diteliti efeknya terhadap penanganan COVID-19. Selain dapat meningkatkan sistem imun, vitamin C dosis tinggi juga diduga berpotensi meredakan peradangan dan cedera pembuluh darah pada pasien COVID-19.  

Meski memiliki banyak manfaat, dosis tinggi dalam injeksi vitamin C perlu diberikan secara hati-hati. Praktik pemberian vitamin C yang tidak dilakukan oleh ahlinya akan menimbulkan berbagai risiko komplikasi alih-alih mendapatkan manfaatnya. 

Ketahui lebih lanjut mengenai seluk beluk suntik vitamin C pada artikel berikut. 

Kondisi kesehatan apa saja yang memerlukan suntik vitamin C?

Suntik vitamin C dapat diberikan dengan indikasi berikut:

1. Kekurangan vitamin C (scurvy)

Suntik vitamin C paling utama dibutuhkan oleh orang yang mengalami kekurangan vitamin C atau scurvy guna mengatasi berbagai gejalanya seperti:

Kekurangan vitamin C sering dialami oleh orang-orang yang tidak mengonsumsi buah dan sayuran dalam jumlah yang cukup atau perokok. 

Kondisi kesehatan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mencerna dan menyerap makanan seperti diare kronis, anoreksia, bulimia, penyakit Crohn, atau pasien yang menjalani kemoterapi juga berisiko tinggi mengalami scurvy

2. Meningkatkan daya tahan tubuh 

Suntik vitamin C juga dapat diberikan guna meningkatkan daya tahan tubuh untuk menjaga kesehatan secara umum agar terhindar dari berbagai penyakit.

3. Terapi tambahan berbagai penyakit 

Suntik vitamin C juga bisa ditujukan sebagai langkah pencegahan atau terapi tambahan terhadap berbagai kondisi medis seperti:

Meskipun tidak dapat mengobati, asupan vitamin C dosis tinggi dapat memberi tubuh Anda kesempatan berjuang yang lebih baik untuk mengatasi atau mengelola kondisi medis tersebut.

3. Prosedur kecantikan 

Sebagai antioksidan alami, suntik vitamin C juga banyak dilakukan untuk membantu menjaga kesehatan kulit, membuatnya menjadi lebih cerah, dan sebagai terapi antipenuaan. 

4. Menurunkan berat badan 

Suntikan vitamin C juga dapat digunakan untuk menurunkan berat badan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidak memiliki asupan vitamin C yang cukup tidak dapat membakar lemak dengan baik sehingga berdampak pada kenaikan berat badan. 

Siapa yang perlu berhati-hati dalam menerima suntik vitamin C?

Penggunaan suntik vitamin C harus lebih hati-hati pada:

  • Penderita diabetes
  • Ibu hamil
  • Orang yang rentan mengalami batu ginjal
  • Orang yang sedang menjalani pemeriksaan darah samar karena suntik vitamin C dapat memengaruhi hasil tes
  • Orang yang menjalani diet rendah garam
  • Orang yang mengonsumsi obat pengencer darah (antikoagulan)

Kondisi medis yang tidak diperbolehkan menjalani suntik vitamin C:

  • Penderita kelainan bawaan yang disebut defisiensi G6PD tidak diperbolehkan untuk menerima suntikan vitamin C karena dapat meningkatkan risiko hemolisis.
  • Suntik vitamin C juga tidak direkomendasikan pada pasien hemokromatosis yang mengalami penumpukan zat besi dalam tubuh. Pasalnya, vitamin C dapat membuat zat besi lebih mudah diserap dan digunakan oleh tubuh sehingga dapat memperparah kondisi tersebut.

Berapa dosis umum vitamin C yang tepat?

Menurut Kementerian Kesehatan, dalam kondisi sehat, kebutuhan vitamin C harian pada orang dewasa berkisar sekitar 45-90 mg. Sedangkan batas dosis yang masih dapat ditoleransi oleh tubuh sampai dengan 2000 miligram per hari.

Tidak terdapat panduan spesifik mengenai seberapa sering seseorang harus mendapatkan suntik vitamin C. Dalam tindakan suntik vitamin C, dosis danfrekuensinya akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi masing-masing pasien. Secara umum, berikut ini frekuensi dan dosis untuk masing-masing kondisi yang memerlukan suntik vitamin C:

  • Suntik vitamin C yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan vitamin C perlu dilakukan setiap hari selama satu minggu dengan dosis 200 mg setiap satu kali suntik.
  • Untuk menghilangkan bekas luka, suntik vitamin C diberikan 1 gram sebanyak satu kali sehari selama 5-21 hari.  
  • Sebagai booster untuk meningkatkan daya tahan tubuh, suntik vitamin C tersedia dalam dosis 200-500 mg. Umumnya untuk pemeliharaan kesehatan secara keseluruhan, vitamin C diberikan dalam dosis harian sebesar 200 mg yang dapat diberikan hingga tujuh hari.
  • Pada prosedur kecantikan untuk keperluan pemutihan dan peremajaan, dosis suntik vitamin C bisa bervariasi antara 10.000–100.000 mg.

Apa saja persiapan untuk suntik vitamin C?

Persiapan yang dapat Anda lakukan sebelum mendapat suntik vitamin C adalah:

  • Mendiskusikan dengan dokter mengenai manfaat dan risiko pemberian suntik vitamin C
  • Memberitahukan pada dokter bila Anda sedang hamil atau menyusui
  • Menginformasikan pada dokter tentang obat-obat yang Anda konsumsi secara rutin

Bagaimana prosedur suntik vitamin C?

Suntikan vitamin C dapat diberikan dengan cara:

  • Intramuskular, yakni penyuntikan ke dalam otot
  • Intravena, yakni penyuntikan ke dalam pembuluh darah vena

Dari kedua cara tersebut, suntikan vitamin C paling efektif bila diberikan secara intramuskular. Pasalnya, bila diberikan melalui pembuluh darah vena, suntikan vitamin C harus diencerkan dengan cairan infus terlebih dulu. Langkah ini bertujuan mengurangi efek samping langsung karena penyuntikan ke vena.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah suntik vitamin C?

Setelah prosedur suntik vitamin C, Anda mungkin mengalami sedikit rasa nyeri atau luka pada area suntikan intramuskular maupun subkutan. Suntikan yang diberikan terlalu cepat juga dapat menyebabkan rasa pusing dan sensasi seperti ingin pingsan.

Interaksi obat

Vitamin C dapat membuat urine Anda lebih asam. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat mengubah cara tubuh Anda mencerna obat tertentu. Akibatnya, penyerapan kadar obat lain yang dikonsumsi bisa saja terpengaruh sehingga menurunkan efektivitas obat tersebut atau meningkatkan risiko terjadinya efek samping.  

Jenis obat yang diketahui dapat berinteraksi dengan vitamin C meliputi:

  • Fluphenazine, obat antipsikotik yang biasa diberikan pada pasien skizofrenia
  • Magnesium salisilat, jenis NSAID untuk pereda nyeri dan antiradang
  • Mexiletine, obat antiaritmia yang digunakan untuk mengobati gangguan detak jantung
  • Salsalate, jenis NSAID yang digunakan untuk osteoartritis dan rheumatoid artritis

Konsultasikan pada dokter apabila Anda rutin mengonsumi atau diresepkan obat-obatan tersebut setelah melakukan suntik vitamin C. 

Apa saja efek samping dan risiko suntik vitamin C?

Suntik vitamin C tergolong sebagai tindakan medis yang aman untuk dilakukan. Efek samping yang paling sering terjadi dari proses suntik adalah rasa nyeri dan pembengkakan pada area bekas suntikan. 

Namun, kandungan vitamin C di dalam suntikan bisa menimbulkan efek samping dan risiko komplikasi, terutama jika vitamin C yang disuntikkan sudah mencapai kadar yang terlalu tinggi bagi tubuh. 

Suntik vitamin C memiliki beberapa risiko komplikasi yang meliputi:

  • Rasa mual 
  • Diare dan muntah-muntah
  • Kram perut
  • Heartburn
  • Pusing 
  • Peningkatan risiko kerusakan ginjal bila Anda memang sudah mengalami penyakit ginjal
  • Bertambahnya risiko pembentukan batu ginjal, terutama pada orang yang pernah mengalaminya
  • Alergi 
batu ginjalpenyakit ginjalvitamin ckekurangan vitamin c

Rx List. https://www.rxlist.com/ascorbic-acid-drug.htm
Diakses pada 27 Juni 2022

Drugs. https://www.drugs.com/pro/ascorbic-acid-injection.html
Diakses pada 27 Juni 2022

Healthlline. https://www.healthline.com/health/vitamin-c-injection
Diakses pada 27 Juni 2022

NCBI. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15930480/
Diakses pada 27 Juni 2022

Kementerian Kesehatan RI. https://promkes.kemkes.go.id/?p=7949
Diakses pada 27 Juni 2022

National Institutes of Health. https://www.covid19treatmentguidelines.nih.gov/therapies/supplements/vitamin-c/#
Diakses pada 27 Juni 2022

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email