Suntik Keloid

14 Mar 2023|Nurul Rafiqua
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Suntik keloid dilakukan oleh dokter spesialis kulit.Suntik keloid antara lain penting untuk mengatasi gatal pada kulit akibat kelod.

Apa itu prosedur suntik keloid?

Suntik keloid adalah prosedur penyuntikkan obat (paling sering jenis kortikosteroid) ke area kulit yang mengalami keloid agar permukaan kulit kembali rata. Saat kulit terluka, normalnya jaringan parut akan terbentuk untuk menutupi luka tersebut. Keloid terjadi saat jaringan parut tumbuh berlebihan, mengakibatkan bekas luka terlihat seperti benjolan.

Prosedur ini disebut juga sebagai intralesional injection dan dianggap sebagai cara menghilangkan keloid yang paling aman, lebih murah dan tidak terlalu menyakitkan, ketimbang prosedur lainnya seperti laser atau pembedahan.

Bagaimana cara suntik keloid menghilangkan bekas luka?

Obat yang disuntikkan untuk suntik keloid ada beberapa macam, di antaranya adalah:

Di antara semua obat di atas, yang paling umum digunakan adalah kortikosteroid. Dalam menyembuhkan luka, obat kortikosteroid memiliki kemampuan untuk memutus ikatan antara serat-serat kolagen yang dihasilkan oleh jaringan parut.

Jumlah jaringan parut di bawah kulit pun berkurang, sehingga ukuran keloid dapat mengecil hingga rata dengan kulit. Kortikosteroid juga memiliki sifat antiinflamasi kuat yang dapat membantu mengurangi pembengkakan, kemerahan atau rasa gatal yang biasa menyertai keloid.

Obat kortikosteroid yang paling sering digunakan dalam prosedur ini adalah triamcinolone acetonide. Suatu riset mengungkapkan bahwa suntik keloid menggunakan triamcinolone memberikan hasil yang optimal pada 50-100% kasus, dengan angka kekambuhan sekitar 9–50%.

Untuk hasil yang lebih baik, terkadang triamcinolone dikombinasikan dengan obat lain untuk suntik keloid seperti 5-fluorouracil atau bleomycin.

Mengapa prosedur suntik keloid perlu dilakukan?

Keloid bisa tumbuh di bagian tubuh manapun dan pada siapapun. Suatu penelitian menemukan keloid lebih umum dialami orang-orang dengan kulit berwarna gelap. Seperti pada ras Afrika-Amerika, Hispanik, dan Asia. Keloid juga kerap muncul pada orang yang mengalami peningkatan kadar hormon, seperti yang memasuki masa pubertas.

Selain kelompok individu di atas, keloid juga sering ditemukan pada orang-orang yang mengalami pertumbuhan jerawat tidak normal, baru saja menerima vaksinasi, tindakan laser, biopsi, maupun menderita luka bakar.

Keloid biasanya tidak berbahaya. Namun pada kondisi berikut ini, suntik keloid tetap diperlukan:

  • Dampak psikologis, karena keloid yang dapat memengaruhi tampilan estetika atau keindahan kulit
  • Rasa gatal dan sakit dari keloid sudah sangat menganggu hingga sulit melakukan kegiatan sehari-hari
  • Fungsi normal dari bagian tubuh yang terkena keloid menjadi menurun

Apa yang akan dilakukan tim medis pada prosedur suntik keloid?

Suntik keloid adalah prosedur sederhana yang dapat dilakukan melalui rawat jalan. Prosedur ini dijalankan oleh dokter spesialis kulit. Dokter akan memulai tindakan dengan menentukan jenis obat injeksi serta dosis yang tepat.

Pertimbangan tersebut dilakukan berdasarkan ukuran dan lokasi keloid, juga usia pasien. Obat injeksi kemudian disuntikkan di pertengahan lapisan dermis, yang berada sedikit di bawah permukaan kulit.

Suntik keloid bisa dilakukan dalam beberapa kali tindakan yang diulang setiap 3-6 minggu sekali, sampai keloid jauh berkurang hingga mencapai hasil akhir. Pada kunjungan berikutnya, dokter kulit biasanya akan menyesuaikan dosis, tergantung pada respons jaringan terhadap pengobatan dan perubahan keloid.

Hasil apa yang didapatkan dari prosedur suntik keloid?

Berdasarkan hasil penelitian, keloid umumnya akan mulai melunak sekitar 3 minggu setelah suntik keloid dilakukan. Dalam jangka waktu 5 minggu, tonjolan keloid akan mengecil dan menjadi lebih rata dengan permukaan kulit.

Meskipun kulit tidak dapat seutuhnya kembali seperti semula, banyak dari pasien melaporkan tingkat kepuasan yang tinggi akan hasil suntik keloid. Keloid yang dimiliki para pasien tersebut dilaporkan berkurang ukurannya secara signifikan dan menjadi rata dan pada akhir periode perawatan.

Meskipun injeksi keloid dianggap sangat efektif dalam mengurangi pertumbuhan keloid, tetapi masih ada kemungkinan keloid muncul kembali. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin perlu menjalani rangkaian suntik keloid kembali atau malah disarankan untuk mencoba metode lain seperti operasi jika perlu.

Apa risiko dari prosedur suntik keloid?

Meski relatif aman, suntik keloid tetap bisa menimbulkan efek samping berupa reaksi lokal pada area keloid saja atau reaksi yang lebih luas (sistemik). Berikut adalah beberapa efek samping suntik keloid:

  • Telangiektasis, ditandai dengan munculnya guratan-guratan merah halus pada area keloid akibat pelebaran pembuluh darah kecil di bawahnya
  • Penipisan dan kerusakan jaringan kulit dan jaringan lemak di bawah kulit (atrofi)
  • Perubahan pigmentasi kulit, sehingga kulit di area suntikan akan berwarna lebih gelap atau lebih terang daripada kulit di sekitarnya
  • Perdarahan, luka, dan infeksi pada kulit
  • Sindrom Cushing akibat peningkatan jumlah hormon kortisol dalam tubuh

Keloid umumnya tidak dapat hilang dengan sendirinya, bahkan malah bisa terus bertumbuh. Oleh karena itu, jika Anda memiliki keloid dan ingin menghilangkannya, berkonsultasilah dengan dokter kulit untuk mengetahui apakah keloid Anda bisa diatasi dengan suntik keloid atau perlu dilakukan penanganan yang lain.

Selain itu, agar keloid tidak semakin memburuk, Anda juga disarankan untuk melindungi keloid dari paparan sinar matahari dan gesekan dengan pakaian.

perawatan kulitkesehatan kulitkulit dan kecantikankeloid

NCBI.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6063260/
Diakses pada 12 April 2020

NCBI.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507899/
Diakses pada 12 April 2020

AAFP.
https://www.aafp.org/afp/2009/0801/p253.html
Diakses pada 12 April 2020

Researchgate.
https://www.researchgate.net/publication/322366681_A_comparison_of_apoptosis_levels_in_keloid_tissue_physiological_scars_and_normal_skin
Diakses pada 12 April 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email