Suntik botox adalah prosedur medis yang melibatkan penyuntikan obat yang disebut Botulinum toxin. Prosedur ini dapat dilakukan untuk alasan kecantikan maupun medis.
Botulinum toxin atau biasa dikenal dengan sebutan Botox sebetulnya adalah sejenis racun yang dihasilkan bakteri Clostridium botulinum. Dalam dosis yang lebih tinggi, Botulinum toxin dapat mengakibatkan kasus keracunan serius yang menyerang sistem saraf sehingga menyebabkan otot melemah atau lumpuh, suatu kondisi yang disebut penyakit botulisme.
Namun dalam dosis kecil, mekanisme botox yang dapat melemahkan otot ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai gangguan atau masalah terkait otot maupun saraf. Dalam dunia kecantikan, botox juga banyak digunakan untuk mengurangi kerutan kulit.
Berbagai Badan Pengawas Obat dan Makanan seperti FDA dari Amerika Serikat maupun BPOM telah menyetujui suntik botox sebagai pengobatan untuk menangani sejumlah kondisi seperti kejang kelopak mata, kram leher (distonia servikal), keringat berlebihan (hiperhidrosis), kandung kemih overaktif, mata malas, hingga migrain kronis.
Saat ini, obat suntik botox tersedia dalam berbagai merek yang terkadang memuat Botulinum toxin dengan tipe berbeda, tergantung dari bakteri yang menghasilkannya. Botox sendiri sebenarnya adalah merek obat yang dipatenkan suatu perusahaan farmasi. Di dalamnya terkandung Botulinum toxin tipe A, yaitu onabotulinumtoxin A. Merek obat lainnya mungkin saja mengandung tipe toksin Botulinum toxin berbeda yang dikhususkan untuk tujuan medis tertentu.
Oleh karena itu, suntik botox tidak boleh dilakukan sembarangan. Untuk menghindari risiko dan komplikasi yang fatal, suntik botox hanya dapat diperoleh melalui resep dokter untuk memastikan obat tersebut berasal dari sumber terdaftar dengan tipe yang sesuai indikasi. Pemberiannya pun hanya boleh diberikan di bawah pengawasan dokter yang berpengalaman.
Dalam mekanisme otot yang normal, otak akan mengirimkan sinyal listrik ke otot agar dapat berkontraksi dan bergerak. Sinyal listrik ini dialirkan ke otot melalui zat perantara yang disebut asetilkolin.
Suntik botox bekerja dengan memblokir pelepasan asetilkolin tersebut. Akibatnya, untuk sementara waktu, kontraksi otot dapat dicegah karena tidak otot tidak menerima pesan untuk berkontraksi. Hal ini lantas akan menghentikan kejang pada otot atau mengurangi bahkan menghentikan gerakan yang menyebabkan terbentuknya kerutan di kulit.
Tergantung indikasi pemberiannya, Botox mungkin bekerja untuk menghalangi pelepasan asetilkolin di bagian tubuh lain. Misalnya pada pasien hiperhidrosis, botox bekerja di kelenjar keringat agar produksi keringat yang berlebihan dapat terhenti. Dokter akan menyuntikkan botox di area seperti ketiak, belakang lutut, atau telapak tangan, di mana kelenjar keringat biasanya memproduksi keringat secara berlebih.
Hasil dari suntik botox tidaklah permanen dan umumnya hanya akan bertahan selama 3-12 bulan, tergantung dari tipe perawatan yang diberikan. Saat efek botox mulai hilang, secara perlahan, otot akan mulai berkontraksi kembali. Untuk mempertahankan hasil pascasuntik Botox, Anda perlu melakukan prosedur ulang.
Suntik botox bisa menjadi solusi untuk permasalahan yang berhubungan dengan kosmetik maupun medis.
Suntik botox adalah salah satu prosedur kecantikan paling populer di dunia. Banyak orang yang memilih menjalani prosedur ini untuk menghilangkan kerut atau keriput di wajah. Biasanya, suntikan ini dilakukan untuk menghilangkan kerutan di dahi, ujung mata, area kulit di antara alis, garis senyum, dan dagu.
Beberapa perawatan botox juga ada yang ditujukan untuk menghilangkan lingkaran hitam di bawah mata dan memperbaiki penampilan rambut seperti untuk mengatasi rambut rusak yang menipis atau bercabang.
Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat Botox akan hal tersebut. Terlebih, FDA hanya menyetujui suntikan Botox yang diberikan di sekitar mata dan dahi jika tujuannya untuk prosedur kosmetika.
Secara medis, suntik botox juga diperlukan untuk mengatasi beberapa kondisi, seperti:
Tidak semua orang bisa menerima suntik botox. Orang-orang dengan kondisi berikut tidak dianjurkan menerima suntik botox, antara lain:
Di samping itu, jika perawatan botox ditujukan untuk prosedur kecantikan, perlu diingat juga bahwa tidak semua bentuk kerutan bisa hilang dengan prosedur ini. Sehingga jika penyebab kerutan yang ada di wajah Anda termasuk ke dalam kelompok yang tidak bisa diobati dengan botox, maka prosedur ini tidak disarankan untuk dilakukan.
Sebelum memutuskan untuk suntik botox, Anda dapat melakukan beberapa langkah persiapan berikut:
Sebelum prosedur dimulai, dokter akan mengoleskan anestesi topikal atau anestesi menggunakan es dan vibrasi, dengan menggunakan metode pemijatan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan nyeri selama prosedur.
Pasien yang akan menerima suntikan untuk kondisi otot mata biasanya akan diberikan obat tetes mata, salep, lensa kontak khusus, atau perangkat lain untuk melindungi permukaan mata
Suntik botox hanya boleh dilakukan di fasilitas kesehatan. Dosis, jumlah, area, dan frekuensi suntikan akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi pasien dan respons pasien terhadap obat ini. Untuk anak-anak, dosisnya juga akan dihitung berdasarkan berat badan.
Dokter akan menggunakan jarum tipis untuk menginjeksi botulinum toksin ke dalam kulit atau otot. Sebelum botox disuntikkan, dokter akan mengencerkan botox dengan larutan garam fisiologis.
Prosedur suntik botox umumnya hanya memakan waktu selama 10 menit. Pasien biasanya bisa langsung pulang ke rumah setelah tindakan selesai.
Setelah prosedur suntik botox selesai, untuk mencegah botox menyebar ke area lain serta mengurangi kemerahan, bengkak atau memar akibat suntik botox, Anda diminta untuk melakukan langkah berikut:
Hasil dari suntik botox dapat dilihat satu hingga tiga hari setelah terapi. Efek dari suntik botox dapat berlangsung selama tiga bulan atau lebih. Sementara pada botox yang diberikan untuk mengatasi migrain, kebanyakan pasien melaporkan efek yang memuaskan baru dicapai setelah sesi suntik botox yang kedua atau ketiga.
Untuk tetap mendapatkan efek dari botulinum toksin, Anda harus mendapatkan suntikan secara berkala.
Pada umumnya, suntik botox merupakan prosedur yang aman bila dilakukan oleh dokter terlatih. Namun, tetap ada beberapa efek samping dan komplikasi yang dapat timbul setelah suntik botox dilakukan, seperti:
Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/8312-botulinum-toxin-injections#procedure-details
Diakses pada 12 Juli 2022
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/botox/about/pac-20384658
Diakses pada 12 Juli 2022
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/158647.php#what-is-botox
Diakses pada 12 Juli 2022
WebMD. https://www.webmd.com/beauty/cosmetic-procedures-botox
Diakses pada 12 Juli 2022
Drugs. https://www.drugs.com/botox.html
Diakses pada 12 Juli 2022
AAO.https://www.aao.org/eye-health/treatments/how-does-botulinum-toxin-botox-work
Diakses pada 12 Juli 2022
Medline Plus. https://medlineplus.gov/botox.html
Diakses pada 12 Juli 2022
Nunnallyderm. https://nunnallyderm.com/how-do-you-prepare-for-a-botox-injection/
Diakses pada 12 Juli 2022
Facial Esthetics. https://www.facialesthetics.org/botox-procedures/
Diakses pada 12 Juli 2022
NHS. https://www.nhs.uk/conditions/cosmetic-procedures/botox-injections/
Diakses pada 12 Juli 2022