Skrining Penyakit Menular Seksual

Skrining penyakit menular seksual butuh sampel darahSampel darah pasien akan ditampung dalam tabung khusus

Apa itu skrining penyakit menular seksual?

Skrining penyakit menular seksual adalah pemeriksaan yang dilakukan guna mendeteksi infeksi menular seksual secara dini.

Prosedur ini dianjurkan untuk orang yang berisiko tinggi mengalaminya. Pasalnya, penyakit menular seksual sering tidak mendapat pengobatan dini karena tidak bergejala sama sekali.

Stigma seputar penyakit menular seksual juga menyebabkan banyak orang enggan memeriksakan diri. Padahal, bila tidak terdeteksi dan ditangani dengan baik, jenis penyakit menular seksual tertentu dapat menyebabkan komplikasi serius yang meliputi:

  • Kemandulan
  • Kanker
  • Kebutaan
  • Kerusakan organ

Kenapa skrining penyakit menular seksual diperlukan?

Seperti yang telah disebutkan di atas, skrining penyakit menular seksual bertujuan mendeteksi dini infeksi menular seksual, khususnya pada orang yang berisiko tinggi mengalami penularan.

Apabila diagnosisnya positif, penderita bisa menjalani pengobatan yang cepat dan tepat. Dengan ini, penyebaran lebih lanjut dan komplikasi pun bisa dicegah.

Terdaapat sejumlah gejala penyakit menular seksual yang sebaiknya diperiksakan ke dokter guna mempercepat diagnosis. Beberapa di antaranya adalah:

  • Keluar cairan abnormal dari alat kelamin, misalnya keputihan berbau amis dari vagina atau nanah dari penis
  • Terdapat luka atau benjolan sekitar kelamin, paha, atau bokong, baik yang terasa nyeri maupun tidak
  • Muncul sensasi panas seperti terbakar ketika buang air kecil dan/atau lebih sering buang air kecil
  • Rasa gatal, nyeri, iritasi, dan/atau pembengkakan pada area kelamin maupun anus

Siapa yang membutuhkan skrining penyakit menular seksual?

Prosedur tes ini dianjurkan bagi orang yang berisiko tinggi mengalami penyakit menular seksual. Berikut contohnya:

  • Berganti-ganti pasangan seksual
  • Mengalami gejala-gejala yang menandakan penyakit menular seksual
  • Menderita HIV/AIDS
  • Dipaksa berhubungan seksual, misalnya korban pemerkosaan
  • Pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis
  • Wanita yang aktif secara seksual dan berusia di bawah 25 tahun
  • Menggunakan jarum suntik bersama orang lain, contohnya pengguna obat-obatan terlarang
  • Merencanakan kehamilan
  • Merencanakan pernikahan
  • Memiliki pasangan yang ketahuan selingkuh

Apa saja persiapan untuk menjalani skrining penyakit menular seksual?

Sebelum menjalani skrining penyakit menular seksual, Anda biasanya akan diminta untuk:

  • Menjelaskan alasan kenapa Anda berpikir arus menjalani skrining penyakit menular seksual.
  • Menjelaskan aktivitas seksual Anda. Pertanyaan ini bisa bersifat sangat pribadi. Tapi jawablah dengan jujur karena informasi tersebut penting bagi dokter untuk menegakkan diagnosis. Dokter juga memiliki kode etik untuk tidak membocorkan rahasia medis Anda.
  • Mendeskripsikan gejala secara rinci.
  • Menjalani pemeriksaan fisik.

Bagaimana skrining penyakit menular seksual dilakukan?

Terdapat beragam skrining penyakit menular seksual karena jenis infeksnya juga banyak. Contohnya, klamidia, herpes, sifilis, gonore, HPV, serta HIV.

Sampel cairan yang diperlukan pun berbeda-beda dan disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang dilakukan. Berikut contohnya:

  • Pemeriksaan klamidia dan gonore: Memerlukan sampel urine atau swab serviks (leher rahim) untuk wanita dan swab di sekitar penis (untuk pria)
  • Pemeriksaan HIV: Memerlukan sampel darah
  • Pemeriksaan sifilis. Memerlukan sampel darah dan terkadang swab pada luka di sekitar kelamin.
  • Pemeriksaan herpes: Memerlukan swab pada luka yang muncul.
  • Pemeriksaan infeksi HPV: Memerlukan tes darah dan/atau Pap smear (untuk wanita).

Seperti apa hasil skrining penyakit menular seksual?

Hasil skrining penyakit menular seksual dapat berupa positif atau negatif. Hasil positif berarti pasien menderita penyakit menular seksual tertentu. Sedangkan hasil negatif mengartikan seseorang tidak mengalaminya.

Meski begitu, hasil negatif palsu juga bisa terjadi. Karena itu, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk kembali menjalani skrining penyakit menular seksual pada jangka waktu tertentu agar diagnosisnya pasti.

Apa yang harus dilakukan bila hasil skrining penyakit menular seksual positif?

Bila hasil skrining penyakit menular seksual tidak normal (positif), dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan penunjang lainnya. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis.

Jika diagnosis sudah dipastikan, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan jenis penyakit menular seksual yang Anda alami.

Apa saja risiko skrining penyakit menular seksual?

Skrining penyakit menular seksual termasuk pemeriksaan yang aman. Namun seperti halnya tindakan medis lain, prosedur ini juga memiliki beberapa risiko yang meiputi:

  • Pada pengambilan sampel darah, mungkin dapat terjadi infeksi di sekitar area penusukan, muncul memar, dan rasa nyeri.
  • Merasa tidak nyaman dan malu selama menjalani tes.
  • Muncul rasa takut seandainya ketahuan dan dikucilkan karena sudah menjalani tes penyakit menular seksual.
penyakit menular seksualinfeksi menular seksual

Healthline. https://www.healthline.com/health/sexually-transmitted-diseases/getting-tested
Diakses pada 15 April 2020

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sexually-transmitted-diseases-stds/in-depth/std-testing/art-20046019
Diakses pada 15 April 2020

NHS. https://www.nhs.uk/live-well/sexual-health/visiting-an-sti-clinic/
Diakses pada 15 April 2020

Planned Parenthood. https://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/get-tested
Diakses pada 15 April 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email