Sitologi serviks berbasis cairan (SSBC) adalah metode baru untuk memeriksa sampel sel serviks sebagai deteksi dini kanker mulut rahim (serviks). Metode SSBC lebih spesifik dan sensitif dalam memberikan hasil yang lebih akurat. Metode ini memungkinkan sel serviks terpisah dari faktor pengganggu lainnya, misalnya kotoran, lendir, darah dan zat lain, karena dimasukkan ke dalam cairan khusus. Dengan demikian, semua sel serviks dapat dipertahankan dan sel lebih mudah dilihat di bawah mikroskop.
Ada beberapa teknologi yang dipakai dalam SSBC antara lain Surepath, Cytoscreen, Labonard Easy Prep dan Thinprep. Di Indonesia metode Thinprep lebih banyak digunakan karena dapat secara otomatis memisahkan sel dengan faktor penganggu dan menghasilkan 80 spesimen dalam sekali siklus.
SSBC digunakan sebagai sarana deteksi dini kanker serviks. Kanker servis menjadi penyebab utama kematian selain kanker payudara bagi wanita usia produktif. Dokter biasanya merekomendasikan pemeriksaan ini bagi wanita mulai usia 21 tahun atau yang sudah aktif secara seksual.
Wanita yang aktif secara seksual direkomendasikan untuk menjalani tes ini tiap 3 tahun sekali atau tiap 5 tahun sekali jika dikombinasikan dengan pemeriksaan DNA HPV. Namun, bila Anda termasuk kelompok risiko tinggi, dokter merekomendasikan mengulang pemeriksaan lebih sering, yaitu setiap 1 tahun sekali. Wanita dengan kondisi berikut ini memerlukan SSBC lebih sering:
Ada beberapa persiapan yang harus Anda lakukan sebelum menjalani prosedur pemeriksaan ini. Persiapan yang baik akan menunjang keakuratan hasil. Berikut ini persiapan yang harus dijalani:
Selain itu, pastikan Anda tidak sedang mengalami menstruasi. Waktu terbaik untuk melakukan SSBC adalah 5 hari setelah menstruasi berhenti atau 2 minggu setelah hari pertama haid terakhir.
Langkah-langkah pemeriksaan SSBC serupa pap smear konvensional. Perbedaannya hanya terletak ketika sampel sudah diambil menggunakan sikat kecil, sampel langsung dimasukkan ke tabung kecil yang berisi cairan khusus, untuk memisahkan sel dengan berbagai faktor pengganggu lainnya (misalnya kotoran) sebelum dilihat di bawah mikroskop.
Sebelum pemeriksaan dilakukan, dokter akan menjelaskan secara detail tentang prosedur yang akan dilakukan. Anda akan diminta membuka celana dalam kemudian duduk di kursi ginekologi, yaitu kursi khusus pemeriksaan bagian kewanitaan. Kaki diletakkan pada penyangga untuk memudahkan dokter melakukan pemeriksaan.
Dokter secara perlahan akan membuka vagina dengan menggunakan spekulum (disebut juga cocor bebek). Tarik napas dalam ketika spekulum masuk ke bagian kewanitaan Anda, untuk menghindari nyeri.
Kemudian dokter akan mengambil sampel dari mulut rahim dengan menggunakan sikat halus dan langsung memasukkan sampel tersebut ke tabung cairan khusus. Setelah sampel diambil, dokter akan menyemprotkan air saline untuk membilas bagian kewanitaan Anda. Spekulum dikeluarkan dan pemeriksaan selesai.
Sampel sel dari mulut rahim Anda akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop oleh seorang ahli patologi anatomi. Anda dapat langsung kembali ke rumah selesai pemeriksaan. Hasil pemeriksaan biasanya dapat diketahui dalam waktu 2-4 minggu.
Jika hanya ada sel mulut rahim (serviks) normal pada sampel, Anda akan mendapatkan hasil negatif. Namun jika terlihat sel yang berbeda dari sel serviks normal, maka pemeriksaan akan menunjukkan hasil positif. Namun, hasil positif tidak serta-merta menunjukkan kanker serviks.
Hal ini tergantung dari sel yang terlihat di bawah mikroskop. Dokter akan menjelaskan hasil pemeriksaan dan rencana lanjutan, termasuk kebutuhan atas pemeriksaan tambahan atau terapi. Beberapa nama sel yang mungkin muncul dalam hasil SSBC antara lain:
Jika pemeriksaan menunjukkan hasil abnormal, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan kolposkopi untuk menilai jaringan serviks, vagina dan vulva. Selain itu, mungkin Anda perlu menjalani pemeriksaan HPV DNA untuk mendeteksi tipe virus yang menginfeksi.
Prosedur pemeriksaan sitologi serviks berbasis sitologi adalah tindakan yang aman. Anda mungkin hanya merasa tidak nyaman saat pemeriksaan berlangsung. Berkonsultasilah pada dokter jika setelah pemeriksaan Anda mengalami nyeri, keputihan dan perdarahan.
Singh VB, Gupta N, Nijhawan R, Srinivasan R, Suri V, Rajwanshi A. Liquid based cytology versus conventional cytology for evaluation of cervical pap smears. Experience from the first 1000 split samples. Indian J Pathol Microbiol 2015;58:17-21
Kitchener, H. C., Almonte, M., Thomson, C., Wheeler, P., Sargent, A., Stoykova, B., Peto, J. (2009). HPV testing in combination with liquid-based cytology in primary cervical screening (ARTISTIC): a randomised controlled trial. The Lancet Oncology, 10(7), 672–682.
Siebers A et al. Comparison of Liquid-Based Cytology With Conventional Cytology for Detection of Cervical Cancer Precursors A Randomized Controlled Trial. JAMA. 2009; `302(16):1757-1764
National Cancer Institute. https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/liquid-based-pap-test
Diakses pada 24 April 2020
National Institute for Health and Care Excellence.https://www.nice.org.uk/guidance/ta69/chapter/3-The-technology Diakses
Diakses pada 26 April 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/pap-smear/about/pac-20394841
Diakses pada 25 April 2020