Sistometri

20 Mar 2020|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Sistometri digunakan untuk mengukur kapasitas dan fungsi kandung kemihSistometri bertujuan mengukur kapasitas dan fungsi kandung kemih

Apa itu sistometri?

Sistometri adalah prosedur yang dilakukan untuk mengukur kapasitas dan menilai fungsi kandung kemih. Dengan ini, penyebab gangguan berkemih bisa terdeteksi.

Kandung kemih merupakan salah satu organ dalam saluran kemih. Organ ini memiliki otot yang dapat mengalami kontraksi dan relaksasi untuk menyimpan urine.

Ketika sudah penuh, kandung kemih akan mengirimkan sinyal lewat serabut saraf ke otak untuk memicu aktivitas berkemih. Sistem saraf tulang belakang kemudian merangsang refleks berkemih.

Normalnya, Anda dapat mengatur refleks berkemih dengan sadar. Hal ini menyebabkan Anda bisa menahan untuk tidak buang air kecil meski kandung kemih sudah penuh.

Namun kondisi medis tertentu dapat mengganggu fungsi otot atau serabut saraf pada kandung kemih. Akibatnya, Anda tidak bisa mengendalikan fungsi berkemih. Sistometri menjadi pemeriksaan yang diperlukan untuk mengetahui penyebab yang mendasari masalah ini.

Kenapa sistometri diperlukan?

Sistometri dapat membantu dokter dalam mengukur kapasitas dan menilai fungsi kandung kemih, yakni dengan menentukan:

  • Seberapa banyak urine yang mampu ditampung oleh kandung kemih
  • Apakah kandung kemih dalam kondisi penuh ketika pasien ingin buang air kecil
  • Tekanan aliran kencing

Dengan pemeriksaan ini, dokter dapat mengidentifikasi masalah yang dimiliki oleh pasien dan merekomendasikan pengobatan yang tepat. Pasalnya, gangguan berkemih dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan mengganggu kualitas hidup Anda.

Siapa yang membutuhkan sistometri?

Sistometri dibutuhkan untuk mengecek masalah pada kandung kemih dan saluran kencing. Masalah ini dapat terjadi karena:

Apa saja persiapan untuk menjalani sistometri?

Sebelum sistometri dilakukan, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi. Dokter juga akan menjelaskan prosedur sistometri pada pasien.

Bagaimana sistometri dilakukan?

Sistometri dapat dilakukan di klinik maupun rumah sakit. Dokter akan meminta pasien untuk mengosongkan kandung kemihnya, sehingga beberapa hal berikut dapat dinilai:

  • Waktu yang diperlukan untuk mulai berkemih
  • Ukuran dan kekuatan aliran kencing
  • Jumlah urine yang dikeluarkan
  • Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh pasien untuk mengosongkan kandung kemih

Setelah itu, sistometri akan dilakukan oleh dokter dengan langkah-langkah di bawah ini:

  • Pasien akan diminta berbaring di meja pemeriksaan.
  • Dokter akan membersihkan kulit di sekitar lubang kencing dan memberi obat bius lokal.
  • Dokter akan memasukkan selang kecil bernama kateter ke dalam saluran kencing hingga kandung kemih. Kateter berfungsi mengukur jumlah urine dalam kandung kemih.
  • Kemudian dokter memasukkan kateter kedua ke dalam rektum dengan elektroda di sekitarnya.
  • Alat bernama sistometer yang terpasang pada kateter akan mengukur tekanan kandung kemih.
  • Dokter mengisi kandung kemih dengan larutan saline dan air.
  • Dokter lalu menanyakan apakah pasien merasa nyeri, ingin buang air kecil, atau merasa penuh pada kandung kemih.
  • Setelah kandung kemih pasien penuh, pasien diminta untuk berkemih.
  • Dokter akan mengukur tekanan aliran kencing pasien.
  • Dokter kemudian membuang seluruh cairan yang tersisa dalam kandung kemih dan melepas kateter.

Prosedur sistometri umumnya berlangsung selama 20 hingga 30 menit.

Seperti apa hasil sistometri?

Hasil pemeriksaan sistometri akan menunjukkan fungsi otot, respons saraf, serta cara kerja kandung kemih dan saluran kemih. Dengan ini, dokter bisa mendeteksi ada tidaknya masalah pada proses berkemih pasien.

Apabila terdeteksi maslah tertentu, dokter bisa menganjurkan pemeriskaan lanjutan guna mengetahui penyebabnya. Setelah penyebanya sudah pasti, dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai untuk kondisi pasien.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah sistometri?

Tidak ada hal khusus yang perlu dilakukan setelah sistometri. Pasien bisa makan, minum, dan kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa.

Pasien akan diminta untuk mengonsumsi banyak air putih untuk mengencerkan urine dan mengurangi rasa tidak nyaman saat buang air kecil. Dokter juga mungkin meresepkan obat antibiotik untuk menghindari infeksi saluran kemih pascaprosedur.

Apa saja risiko sistometri?

Anda mungkin akan merasa kurang nyaman saat buang air kecil selama beberapa hari setelah sistometri. Air seni Anda juga mungkin mengandung sedikit darah.

Pada beberapa kasus, infeksi saluran kencing dapat terjadi. Segeralah berkonsultasI dengan dokter apabila Anda mengalami gejala-gejala berikut:

  • Demam
  • Menggigil
  • Darah yang banyak dalam air seni
  • Nyeri yang memburuk
infeksi saluran kencinginfeksi saluran kemihpenyakit saluran kemihkandung kemih

Healthline. https://www.healthline.com/health/cystometric-study
Diakses pada 20 Maret 2020

Johns Hopkins Medicine. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/cystometry
Diakses pada 20 Maret 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email