Scan hati-limpa merupakan suatu prosedur pemeriksaan pencitraan yang dilakukan untuk mengetahui ukuran dan mendeteksi kelainan pada organ hati dan limpa.
Pemeriksaan ini menggunakan substansi radioaktif (nuklir) dalam prosesnya. Substansi radioaktif yang dikenal juga dengan nama radionuklida ini memancarkan radiasi gamma yang akan dideteksi mesin pemindai. Hasilnya berupa gambar yang dapat memberi informasi terkait kondisi hati dan limpa.
Dengan scan hati-limpa, dokter dapat menilai dan mendiagnosa berbagai kondisi medis pada hati dan limpa, seperti tumor, abses, hematoma, pembesaran organ, atau kista. Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan untuk mengecek fungsi organ dan sirkulasi darah pada organ tersebut.
Hati adalah salah satu organ terbesar dan terpenting dalam tubuh. Hati berperan dalam pembentukan protein pembekuan darah dan kolesterol yang dapat diubah menjadi hormon, vitamin, dan membran sel. Hati juga berperan untuk mengubah makanan menjadi energi, dan bersama dengan limpa berperan untuk membuang zat-zat berbahaya dalam tubuh.
Ketika hati mengalami cedera atau penyakit, fungsinya akan terganggu. Scan hati-limpa menjadi salah satu prosedur yang dapat dilakukan mendeteksi kelainan tersebut. Pemeriksaan hati dilakukan bersama dengan limpa karena kerja hati dan limpa saling terkait sehingga dokter dapat memeriksa kelainan yang mungkin ada pada limpa.
Scan hati limpa biasanya digunakan untuk mendeteksi penyakit seperti kanker, hepatitis, atau sirosis. Selain itu, kondisi lain seperti tumor, abses, atau kista pada hati atau limpa juga dapat tampak pada hasil scan. Beberapa indikasi lain pemeriksaan ini dapat berupa:
Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan sebelum pemeriksaan ini. Pasien dapat makan dan minum seperti biasa dan tidak perlu berpuasa.
Beritahukan kepada dokter apabila pasien sedang hamil atau mungkin hamil, karena radiasi dari scan hati-limpa dapat meningkatkan risiko cedera pada bayi. Beritahukan juga bila pasien sedang menyusui, karena radionuklida yang digunakan dapat mengontaminasi ASI.
Secara umum, prosedur scan hati-limpa meliputi:
Pencitraan biasanya berlangsung selama 45 menit hingga 1 jam.
Dokter spesialis radiologi akan memeriksa hasil scan hati-tulang dan akan mencari adanya tanda kelainan hati maupun limpa pada hasil pencitraan.
Area hati dan limpa yang menyerap radionuklida dalam jumlah besar akan tampak lebih cerah pada hasil pemeriksaan, yang dikenal dengan sebutan “hot spots”. Area yang lebih gelap dinamakan “cold spots”, yang menandakan jaringan tersebut tidak menyerap zat radionuklida.
Setelah pemeriksaan dilakukan, pasien akan diminta untuk banyak minum air putih dan buang air kecil sesering mungkin untuk membantu mengeluarkan zat radionuklida dari dalam tubuh. Pasien dapat kembali beraktivitas seperti biasa sesuai anjuran dokter. Hubungi dokter bila pasien mengalami bengkak atau kemerahan di area pemasangan infus.
Risiko scan hati-limpa sangat kecil. Meskipun pemasangan jarum infus dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, jumlah substansi radioaktif yang diterima pasien sangatlah sedikit.
Zat radionuklida ini biasanya dapat diserap oleh hati, limpa, maupun sumsum tulang belakang. Meskipun sangat jarang, pasien dapat mengalami reaksi alergi terhadap zat radionuklida.
Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/17180-liver-spleen-scan
Diakses pada 24 September 2020
WebMD. https://www.webmd.com/digestive-disorders/liver-spleen-scan#1
Diakses pada 24 September 2020
Johns Hopkins Medicine. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/liver-scan
Diakses pada 24 September 2020
South West Health. https://www.southwesthealth.org/radiology/nuclear-medicine-liverspleen-scan/
Diakses pada 24 September 2020