Rontgen gigi adalah prosedur untuk mendapatkan gambaran bagian dalam gigi, gusi, dan rahang. Pemeriksaan radiologi ini dilakukan dengan memanfaatkan pencitraan sinar X dalam dosis kecil.
Prosedur ini cukup umum dilakukan saat Anda menjalani pemeriksaan gigi rutin. Biasanya rontgen gigi direkomendasikan jika dokter mendeteksi adanya kerusakan yang tidak terlihat selama pemeriksaan fisik. Misalnya, untuk mengidentifikasi kondisi gigi berlubang, kerusakan gigi, atau gigi yang tidak bisa keluar dari gusi (impaksi).
Tidak semua orang akan diminta melakukan rontgen gigi. Ini tergantung dari kondisi kesehatan gigi dan mulut yang dimiliki.
Sebagian orang menjalani prosedur ini sebagai bagian pemeriksaan gigi rutin tiap enam bulan sekali atau satu tahun sekali.
Rontgen gigi juga dapat dilakukan lebih sering atau di luar waktu pemeriksaan gigi rutin pada pasien dengan kondisi berikut:
Rontgen gigi diperlukan untuk mendiagnosis gangguan kesehatan gigi dan rahang, seperti:
Ada berbagai jenis rontgen gigi berdasarkan sudut pengambilan gambar yang dilakukan sinar X.
Secara umum, dua kelompok besar rontgen gigi, yaitu intraoral X-ray dan extraoral X-ray.
Intraoral X-ray adalah jenis rontgen gigi yang paling sering dilakukan. Prosedur ini memungkinkan dokter untuk menemukan gigi berlubang dan memeriksa kesehatan akar maupun tulang di sekitar gigi.
Prosedur rontgen gigi ini dibagi lagi menjadi beberapa tipe lagi, yaitu:
1. Bitewing
Teknik ini biasanya digunakan untuk memeriksa rongga antargigi (interdental). Pada prosesnya, dokter akan meminta pasien untuk menggigit selembar kertas khusus. Tindakan medis ini berguna untuk mendeteksi kerusakan di antara gigi dan perubahan ketebalan tulang akibat penyakit gusi.
2. Oklusal
Rontgen oklusal dilakukan dengan cara pasien mengatupkan rahangnya untuk melihat gigi atas dan bawah sejajar atau tidak. Tujuannya adalah mendeteksi kelainan anatomi di dasar atau langit-langit mulut.
3. Periapikal
Rontgen gigi periapikal memungkinkan dokter untuk melihat seluruh struktur gigi, dari mahkota hingga akar gigi. Dengan ini, dokter bisa mendeteksi ada tidaknya perubahan abnormal pada akar maupun struktur tulang di sekitar gigi.
Extraoral X-ray bermanfaat untuk mendeteksi masalah gigi di rahang dan tengkorak pasien. Jenis-jenisnya meliputi:
1. Panorama
Untuk melakukan rontgen panorama, dokter akan meletakkan mesin yang berputar di sekitar kepala pasien. Dokter gigi biasanya menggunakan teknik ini untuk memeriksa gigi bungsu, merencanakan pemasangan perangkat gigi, atau menyelidiki masalah rahang.
2. Tomogram
Tomogram bekerja dengan menunjukkan lapisan mulut tertentu dan mengaburkan lapisan lainnya. Sinar X ini berguna untuk memeriksa struktur yang sulit terlihat.
3. Sialogram
Jenis rontgen ini bermanfaat untuk menemukan sumber masalah pada kelenjar ludah. Contonya, penyumbatan kelenjar atau sindrom Sjogren.
Untuk melakukan sialogram, dokter akan menyuntikkan cairan pewarna ke kelenjar ludah. Dengan begitu, kelenjar ludah dapat terlihat dengan jelas.
4. Cephalometric projections
Cephalometric projections dapat menunjukkan seluruh sisi kepala pasien. Jenis rontgen ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kondisi gigi dengan rahang.
5. Dental computed tomography (CT)
Dental CT adalah jenis pencitraan yang dapat melihat struktur bagian dalam mulut dan gigi dalam 3D (tiga dimensi) dengan akurat. Prosedur ini biasanya digunakan untuk menemukan masalah pada tulang wajah, seperti kista, tumor, dan patah tulang.
6. Cone beam CT
Cone beam CT adalah jenis sinar-X yang menghasilkan gambar 3D dari struktur gigi, jaringan lunak, saraf, dan tulang. Tindakan ini dapat membantu memandu dokter dalam penempatan implan gigi dan mengevaluasi kista dan tumor di mulut dan wajah.
Cara kerja cone beam CT mirip dengan dental CT gigi biasa. Namun, cara pengambilan gambarnya berbeda.
Mesin cone beam CT berputar di sekitar kepala pasien untuk menangkap semua gambaran dalam satu putaran. Sementara dental CT scan bekerja dengan mengumpulkan "irisan datar" saat mesin membuat beberapa putaran di sekitar kepala pasien.
Sebelum menjalani pemeriksaan kesehatan mulut, termasuk rontgen gigi, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, yaitu:
Prosedur rontgen gigi dilakukan di ruangan khusus radiografi yang terdapat di rumah sakit, klinik, atau laboratorium tertentu. Tindakan ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit hingga selesai. Hasilnya pun bisa langsung keluar, dilihat, dan didiskusikan bersama dokter.
Berikut ini adalah proses pemeriksaan rontgen gigi:
Setelah rontgen gigi, dokter gigi akan segera memeriksa hasilnya. Jika ditemukan masalah, seperti gigi berlubang atau kerusakan gigi lain, dokter akan mendiskusikan perawatan lebih lanjut dengan pasien.
Namun bila tidak ada gangguan gigi signifikan yang ditemukan, dokter biasanya akan melakukan perawatan gigi seperti biasa. Dokter juga akan menyarankan pasien untuk tetap menjalani pemeriksaan gigi dengan rutin, yakni enam bulan sekali.
Rontgen gigi akan menghasilkan gambar struktur gigi dalam foto hitam putih yang menunjukkan bagian lebih terang dan gelap. Rontgen gigi bekerja berdasarkan prinsip bahwa jaringan yang lebih keras dan termineralisasi akan memblokir lebih banyak radiasi sinar-x sehingga berwarna terang atau putih.
Secara umum, hasil rontgen gigi dapat dibaca sebagai berikut:
Risiko komplikasi atau efek samping dari rontgen gigi tergolong kecil. Pasalnya, prosedur ini menggunakan sinar radiasi dalam dosis kecil yang aman untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Namun untuk mengurangi risiko terpapar sinar X, dokter gigi dapat meletakkan bib atau celemek khusus di bagian dada, perut, dan panggul pasien.
Selain itu, Anda perlu tetap memberi tahu jika sedang hamil sekalipun dosisnya mungkin sangat kecil.
Biaya rontgen gigi dapat bervariasi harganya, tergantung dari jenis yang dipilih dan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakannya.
Sebagai gambaran, biaya rontgen gigi di rumah sakit swasta dimulai dari harga Rp90.000 untuk per gigi. Sementara untuk rontgen panoramik berkisar di harga Rp100.000-Rp500.000.
Jika Anda peserta BPJS Kesehatan, Anda dapat menggunakannya pada kasus gigi yang parah, misalnya pada pencabutan gigi bungsu. Rontgen gigi yang merupakan bagian dari rangkaian perawatan gigi tersebut dapat ditanggung oleh BPJS, asalkan sesuai dengan diagnosis dan rujukan dari dokter gigi.
Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/11199-dental-x-rays
Diakses pada 1 Maret 2022
National Institutes of Health. https://medlineplus.gov/ency/article/003801.htm
Diakses pada 1 Maret 2022
Healthline. https://www.healthline.com/health/dental-x-rays
Diakses pada 1 Maret 2022
WebMD. https://www.webmd.com/oral-health/dental-x-rays
Diakses pada 25 Mei 2021
Verywellhealth. https://www.verywellhealth.com/all-about-dental-x-rays-1058980
Diakses pada 1 Maret 2022
Dawson Dental. https://dawsondental.ca/understanding-dental-x-rays/
Diakses pada 1 Maret 2022
Animated Teeth. https://www.animated-teeth.com/tooth_decay/t1_tooth_decay_cavities.htm
Diakses pada 1 Maret 2022