Rhinoplasty

13 Mar 2023|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Rhinoplasty adalah operasi hidung alias nose job untuk memperbaiki bentuk hidungProsedur rhinoplasty dilakukan oleh tim dokter bedah

Apa itu rhinoplasty?

Rhinoplasty adalah operasi untuk memperbaiki bentuk hidung dengan cara memodifikasi tulang maupun tulang rawan pada hidung. Prosedur ini sering juga disebut sebagai nose job dan merupakan salah satu jenis operasi plastik yang paling umum dilakukan.

Rhinoplasty bisa dilakukan karena alasan estetika maupun kesehatan, dan hanya boleh dilakukan oleh dokter spesialis bedah plastik. Secara estetika, prosedur ini dapat mengubah bentuk atau ukuran hidung, fitur wajah pasien akan menjadi lebih seimbang dan penampilan akan tampak lebih menarik. Sementara secara kesehatan, prosedur ini biasanya dilakukan untuk memperbaiki gangguan pernapasan yang disebabkan oleh kelainan pada hidung.

Kenapa rhinoplasty diperlukan?

Rhinoplasty secara umum diperlukan alasan-alasan di bawah ini:

Alasan medis

Rhinoplasty dapat dianjurkan guna mengatasi sumbatan jalan napas ketika pengobatan lain tidak efektif. Sumbatan jalan napas dapat menyebabkan gangguan tidur, seperti mengorok dan sleep apnea, atau mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.

Prosedur ini juga dapat dilakukan untuk memperbaiki gangguan pernapasan akibat masalah pada struktural di dalam hidung. Pada orang dengan kelainan bentuk hidung karena cacat lahir maupun cedera, rhinoplasty bisa jadi solusi untuk memperbaikinya.

Alasan kosmetika

Selain karena alasan medis, rhinoplasty juga dapat dilakukan karena alasan estetis atau kosmetik. Operasi hidung ini bisa mulai dilakukan saat seseorang memasuki usia 14-15 tahun untuk perempuan dan di atas 15 tahun untuk laki-laki. Sebab di usia tersebut, tulang hidung sudah berhenti bertumbuh.

Prosedur rhinoplasty alias operasi hidung biasanya diperlukan pada beberapa kondisi di bawah ini:

  • Memperbaiki posisi septum, yakni sekat di antara kedua lubang hidung. Ini merupakan operasi hidung yang paling umum dilakukan.
  • Mengubah ukuran hidung yang tidak sesuai dengan ukuran wajah, misalnya terlalu besar atau kecil.
  • Memperbaiki bentuk di bagian pangkal atau ujung hidung.
  • Mengubah ukuran dan bentuk lubang hidung.
  • Memperbaiki hidung yang tidak simetris.

Apa saja persiapan untuk menjalani rhinoplasty?

Sebelum rhinoplasty dilakukan, dokter akan memberikan beberapa petunjuk terkait persiapan operasi. Berikut contohnya:

  • Pasien diminta untuk menghentikan penggunaan obat-obatan pengencer darah seperti aspirin atau ibuprofen.
  • Pemeriksaan rutin preoperasi akan dilakukan untuk memastikan pasien dalam kondisi sehat, sehingga operasi dapat dilakukan dengan aman.
  • Pasien diminta untuk berhenti merokok sekitar 2-3 minggu sebelum dan sesudah operasi.
  • Pasien perlu memastikan ada keluarga atau teman yang mengantarnya pulang setelah operasi.

Bagaimana prosedur rhinoplasty dilakukan?

Rhinoplasty dilakukan di bawah pengaruh obat anestesi atau bius. Teknik anestesi dapat berupa anestesi lokal ataupun anesteti umum, tergantung pada tingkat kesulitan prosedur dan anjuran dokter bedah plastik.

Secara umum, prosedur rhinoplasty meliputi:

  • Dokter akan membuat sayatan dari bagian dalam atau luar hidung.
  • Dokter lalu memposisikan tulang dan tulang rawan di bawah kulit hidung.
  • Dokter kemudian mengubah bentuk tulang atau tulang rawan dengan beberapa teknik.
  • Dokter dapat melakukan prosedur pencangkokan tulang dari tulang rawan dari telinga atau bagian hidung yang lebih dalam. Untuk perubahan yang lebih signifikan, dokter bisa memakai tulang rawan dari rusuk, tulang di bagian tubuh lain, atau implan.
  • Setelah perubahan dilakukan, dokter akan mengembalikan kulit dan jaringan hidung pada tempatnya.
  • Dokter lalu menutup sayatan dengan jahitan.
  • Jika posisi septum tidak berada di tengah, dokter akan memperbaikinya guna melancarkan jalur pernapasan pasien.

Setelah oeperasi, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan. Selama di ruang tersebut, tanda-tanda vital pasien akan dipantau, seperti detak jantung, tekanan darah, serta tingkat kesadaran.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah rhinoplasty?

Pasien biasanya dapat pulang di hari yang sama dengan hari operasi. Setelah rhinoplasty, hidung dan wajah pasien akan bengkak serta terasa nyeri. Sakit kepala juga umum dirasakan oleh pasien.

Perban biasanya akan dilepas dalam 3-5 hari pascaoperasi. Sementara penyangga (splint) hidung akan tetap dipasang selama 1-2 minggu.

Pemulihan total membutuhkan waktu beberapa minggu. Pasalnya, proses penyembuhan rhinoplasty tergolong lambat dan bertahap.

Ujung hidung pasien mungkin akan terasa baal dan bengkak selama beberapa bulan. Hasil optimal baru akan tampak hingga satu tahun sesudah operasi.

Apa saja komplikasi rhinoplasty?

Sama seperti operasi besar lainnya, rhinoplasty juga memiliki sederet komplikasi. Beberapa di antaranya meiputi:

  • Perdarahan
  • Infeksi
  • Reaksi alergi terhadap obat anestesi
  • Kesulitan bernapas melalui hidung
  • Sensai mati rasa atau baal di sekitar hidung yang tidak kunjung hilang
  • Kemungkinan hidung yang tidak simetris
  • Nyeri, bengkak, dan perubahan warna pada hidung yang terus terjadi
  • Bekas luka
  • Lubang pada septum (perforasi septum)
  • Kemungkinan dibutuhkannya operasi tambahan
operasi

Healthline. https://www.healthline.com/health/rhinoplasty
Diakses pada 30 Maret 2020

Johns Hopkins Medicine. https://www.hopkinsmedicine.org/otolaryngology/specialty_areas/facial-plastic-reconstructive/cosmetic/rhinoplasty.html
Diakses pada 30 Maret 2020

Better Health Channel. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/nose-rhinoplasty
Diakses pada 30 Maret 2020

American Society of Plastic Surgeons. https://www.plasticsurgery.org/cosmetic-procedures/rhinoplasty
Diakses pada 30 Maret 2020

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/rhinoplasty/about/pac-20384532
Diakses pada 30 Maret 2020

Harvard Health Publishing. https://www.health.harvard.edu/blog/thinking-about-rhinoplasty-2019030616112
Diakses pada 30 Maret 2020

Medline Plus. https://medlineplus.gov/ency/article/002983.htm
Diakses pada 30 Maret 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email