Rehabilitasi saraf adalah prosedur yang dilakukan untuk membantu pemulihan penyakit atau cedera pada sistem saraf. Kerusakan sistem saraf dapat menyebabkan nyeri dan mengganggu fungsi tubuh. Mulai dari berjalan, menelan, bicara, hingga belajar.
Berdasarkan jenis kerusakan sistem saraf dan rencana pengobatan, proses rehabilitasi saraf bisa melibatkan:
Sementara tipe rehabilitasi yang dilakukan akan tergantung pada area tubuh pasien yang terganggu karena kerusakan sistem saraf tersebut.
Dengan rehabilitasi saraf, pasien akan dilatih untuk kembali mandiri sehingga bisa beraktivitas dengan optimal dan belajar melakukan hal baru. Gejala yang melibatkan sistem saraf juga dapat diatasi.
Rehabilitasi saraf dilakukan dengan tujuan di bawah ini:
Terdapat berbagai gangguan medis yang diharapkan akan membaik melalui rehabilitasi saraf. Beberapa di antaranya meliputi:
2. Infeksi
Semua pasien dengan kondisi medis yang melibatkan sistem saraf biasanya disarankan untuk menjalani rehabilitasi saraf. Kondisi medis umumnya bisa meicu gejala berupa:
Pertama-tama, dokter akan memastikan bahwa pasien sudah siap untuk menjalani rehabilitasi. Prosedur ini biasanya dimulai dengan target yang sederhana guna mempersiapkan kondisi tubuh untuk menjalani rehabilitasi. Misalnya, bangkit berdiri dari kursi.
Pasien dapat mempersiapkan diri dengan menjaga kondisi kesehatan selama proses pemulihan. Ikuti instruksi dokter terkait makanan dan olahraga yang perlu dilakukan. Jangan lupa pula untuk memberitahukan pada dokter apabila ada instruksi yang tidak bisa dijalankan karena alasan tertentu.
Pastikan juga ada keluarga atau teman yang bisa membantu dan mendukung pasien selama rehabilitasi, maupun beraktivitas sehari-hari di rumah.
Jika rehabilitasi dilakukan dengan rawat jalan, pastikan ada orang yang mengantar maupun menjemput pasien.
Rencana rehabilitasi saraf tergantung pada cedera dan kondisi pasien. Berikut contohnya:
Secara uum, beberapa langkah ini dapat dilakukan dalam rehabilitasi saraf:
Rehabilitasi saraf membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Karena itu, perlu kesabaran dan komitmen yang besar dari pasien serta keluarga.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai target rehabilitasi bergantung pada banyak hal. Mulai dari kondisi kesehatan pasien hingga keinginan pasien untuk menjalani terapi yang direncanakan.
Pasien bisa merasa lelah dan frustasi selama rehabilitasi karena kecewa dengan disabilitasnya. Jadi dukungan keluarga maupun orang terdekat (baik dukungan mental maupun fisik) sangat penting bagi pasien.
Rehabilitasi saraf menyediakan edukasi, bimbingan, dan dukungan selama proses pemulihan pasien. Pada umumnya, risiko prosedur ini cenderung kecil.
Contoh komplikasi rehabilitasi saraf yang mungkin terjadi adalah cedera. Misalnya, pasien terjatuh ketika sedang belajar berjalan.
Namun pasien tidak perlu khawatir. Pasalnya, para terapis sudah terlatih untuk mengatasi sekaligus mencegah komplikasi tersebut.
Cedars Sinai. https://www.cedars-sinai.edu/Patients/Health-Conditions/Neurological-Rehabilitation.aspx
Diakses pada 22 Mei 2020
Intermountain Healthcare. https://intermountainhealthcare.org/services/physical-medicine/services/neurological-rehabilitation/
Diakses pada 22 Mei 2020
Royal Free London. https://www.royalfree.nhs.uk/services/services-a-z/neurosciences/neurological-rehabilitation-centre-nrc/neurological-rehabilitation/
Diakses pada 22 Mei 2020