Rehabilitasi pasca stroke adalah bagian penting dari pemulihan setelah penyakit stroke yang menyerang pasien. Terapi ini akan dilakukan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik.
Stroke dapat menyebabkan kerusakan otak jangka panjang. Kerusakan otak tersebut dapat memicu keterbatasan bahasa, kognitif, fungsi gerak (motorik) dan sensoris pasien.
Oleh karena itu, rehabilitasi setelah stroke dibutuhkan untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas dan keterampilan seoptimal mungkin. Terapi ini dapat dimulai sejak 24 jam sesudah stroke terjadi, setelah kondisi pasien kembali stabil.
Rehabilitasi pasca stroke dapat berlangsung singkat maupun lama. Durasi ini tergantung pada tingkat keparahan dan komplikasi stroke yang terjadi.
Rehabilitasi pasca stroke diperlukan karena pasien butuh berlatih kembali untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang kini terasa sulit akibat kerusakan otak.
Efek dari stroke tergantung pada area otak yang mengalami kerusakan. Karena itu, disabilitas akibat stroke bisa meliputi:
Karena menyangkut beragam aspek, rehabilitasi pasca stroke perlu melibatkan tenaga kesehatan profesional. Tujuannya adalah membantu pasien tetap mandiri dan memiliki kualitas hidup seoptimal mungkin.
Pasien yang mengalami stroke membutuhkan rehabilitasi yang dimulai sejak 24-48 jam setelah serangan stroke, saat pasien masih di rumah sakit. Semakin cepat rehabilitasi dilakukan, hasilnya akan semakin baik.
Akan tetapi, rehabilitasi baru dapat dilakukan ketika kondisi pasien sudah stabil. Dokter akan memastikan dulu bahwa kondisi darurat yang mengancam nyawa pasien sudah berhasil dikendalikan, serta melakukan pencegahan komplikasi dan kemungkinan stroke yang berulang.
Tujuan rehabilitasi adalah memperbaiki atau mengembalikan kemampuan bahasa, kognitif, motorik, dan sensorik pasien. Dengan ini, pasien dapat melakukan aktivitasnya semandiri mungkin.
Stroke dapat menyebabkan gangguan bahasa yang dikenal dengan afasia. Pasien akan mengalami gangguan berbicara, seperti sulit menemukan kata-kata yang tepat atau sukar berbicara dalam kalimat lengkap.
Afasia terjadi karena otot-otot yang mengatur kemampuan bicara yang mengalami kerusakan. Terapis akan membantu pasien untuk berbicara secara koheren dan jelas melalui terapi wicara dan bahasa.
Bila kerusakan dinilai terlalu parah, terapis akan mengajari cara-cara lain agar pasien bisa tetap berkomunikasi.
Stroke dapat merusak kemampuan berpikir dan bernalar, sehingga menyebabkan gangguan daya ingat. Tak hanya itu, perubahan perilaku juga bisa terjadi akibat stroke. Akibatnya, pasien bisa tampak lebih sembrono.
Karena itu, keterampilan kognitif perlu dipulihkan demi alasan keselamatan. Terapi okupasi, terapi wicara, dan terapi bahasa harus dijalani untuk mengembalikan keterampilan ini.
Tenaga medis juga akan memastikan bahwa rumah pasien menjadi lingkungan yang aman bagi pasien.
Stroke bisa membuat otot-otot pada satu sisi tubuh lemah dan mengganggu fungsi gerak sendi. Kondisi ini akan mengganggu koordinasi tubuh sehingga pasien sulit berjalan dan melakukan aktivitas fisik. Kejang-kejang pun bisa dialam oleh pasien
Terapis akan membantu pasien untuk menyeimbangkan dan memperkuat otot, serta mengendalikan kejang. Misalnya melalui latihan peregangan. Jika diperlukan, alat bantu jalan bisa diberikan.
Stroke dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk merasakan rangsangan sensorik. Misalnya, panas, dingin, dan tekanan.
Terapis akan membantu agar tubuh pasien untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut.
Beberapa faktor di bawah ini perlu diperhatikan karena berperan dalam kesuksesan rehabilitasi pasca stroke:
Semakin rendah tingkat keparahan cedera otak, semakin besar kemungkinan pasien untuk pulih.
Sikap pasien yang positif dan optimis selama rehabilitasi dapat membantu pasien dalam mengatasi masa-masa sulit serta fokus untuk pulih.
Dukungan keluarga pasien berperan penting dalam kelancaran rehabilitasi. Anggota keluarga dapat meyakinkan pasien bahwa kehadirannya sangat berharga bagi mereka.
Waktu rehabilitasi dimulai juga menentukan keberhasilan, karena rehabilitasi harus dilakukan sedini mungkin.
Tindakan sederhana perlu dilakukan segera setelah kondisi asien stabil. Misalnya, menggerakkan otot-otot yang lumpuh dan mengganti posisi tubuh pasien secara berkala di tempat tidur.
Kerja sama dari pasien, keluarga, serta tim medis yang baik sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan rehabilitasi.
Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/5600-stroke-rehabilitation-services
Diakses pada 17 Mei 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/in-depth/stroke-rehabilitation/art-20045172
Diakses pada 17 Mei 2020
Healthline. https://www.healthline.com/health/stroke/recovery
Diakses pada 17 Mei 2020
Medline Plus. https://medlineplus.gov/strokerehabilitation.html
Diakses pada 17 Mei 2020
WebMD. https://www.webmd.com/assetid-091e9c5e8134cdad
Diakses pada 17 Mei 2020