Prosedur maze adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengatasi fibrilasi atrium, yakni gangguan irama jantung (aritmia) yang ditandai dengan denyut jantung cepat dan tidak teratur.
Kondisi fibrilasi atrium dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke, gagal jantung, dan komplikasi penyakit jantung lainnya.
Pada fibrilasi atrium, ruang jantung atas (atrium) berdenyut secara tidak teratur dan tidak sesuai dengan detak ruang jantung bawah (ventrikel). Gejala yang ditimbulkan biasanya berupa jantung berdebar, sesak napas, dan tubuh terasa lemas.
Pada prosedur maze, dokter akan membuat pola jaringan parut pada atrium jantung dengan energi panas atau dingin. Jaringan parut juga dapat dibuat dengan menciptakan sayatan pada dinding jantung.
Karena jaringan parut tidak bisa menyalurkan arus listrik, prosedur maze dapat menghentikan impuls listrik jantung yang menyebabkan fibrilasi atrium.
Operasi maze dikembangkan oleh dokter bedah dari Amerika Serikat yang bernama James. L. Cox. Hingga saat ini, terdapat dua jenis operasi maze berikut:
Pada prosedur Cox maze III, teknik yang digunakan adalah operasi terbuka. Dokter akan membuat sayatan kecil dengan pola seperti labirin (maze) pada atrium jantung kanan dan kiri, untuk menghentikan aliran listrik yang memicu gangguan irama jantung.
Prosedur Cox maze IV termasuk operasi minimal invasif. Dokter akan menggunakan selang berkamera sebagai pemandu untuk mencapai jantung.
Dokter kemudian memanaskan atau membekukan area jantung yang menyebabkan fibrilasi atrium, guna menghentikan aliran listrik.
Operasi maze dibutuhkan untuk mengatasi fibrilasi atrium agar kualitas hidup penderita bisa meningkat. Tiap jenis prosedur maze memiliki tujuan yang berbeda-beda.
Prosedur Cox maze III biasanya dipilih bagi pasien dengan fibrilasi atrium yang juga membutuhkan operasi jantung lainnya, seperti operasi perbaikan katup atau operasi bypass jantung.
Namun kebanyakan penderita fibrilasi atrium tidak membutukan operasi jantung terbuka, sehingga operasi Cox maze IV dapat menjadi pilihan.
Dokter akan menyarankan prosedur maze pada pasien dengan kondisi berikut:
Sebelum operasi maze, beberapa persiapan di bawah ini perlu dilakukan oleh pasien:
Terdapat dua jenis prosedur operasi maze, yaitu prosedur operasi Cox maze III dan IV. Kedua operasi dilakukan di bawah pengaruh obat bius umum yang akan membuat pasien tertidur selama operasi.
Setelah pembiusan efektif, dokter kemudian melaksanakan operasi Cox maze III atau IV dengan langkah-langkah di bawah ini:
Pada prosedur Cox maze III, operasi dilakukan dengan cara:
Prosedur Cox maze III biasanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam. Selama operasi, pasien akan dihubungkan dengan alat khusus bernama heart-lung bypass machine. Dengan ini, dokter dapat menghentikan denyut jantung pasien selama operasi.
Pada prosedur Cox maze IV atau mini maze, operasi dilakukan dengan cara:
Beberapa rumah sakit juga menggunakan teknologi robotik, sehingga dokter dapat membuat sayatan yang lebih kecil dan presisi. Dokter akan meletakkan kamera video atau robot kecil di dada pasien yang akan membuat bekas luka pada jantung.
Waktu pemulihan berbeda-beda tergantung jenis operasi maze yang dijalani oleh pasien. Pada bedah terbuka (Cox maze III), pasien perlu rawat inap selama satu minggu pascaoperasi.
Bila dihitung secara keseluruhan, pasien membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk pulih dari prosedur Cox maze III, dengan syarat tidak ada komplikasi yang terjadi.
Sementara pada operasi robotik terbantu (biasanya pada Cox maze IV), pasien umumnya hanya perlu dirawat selama 1-2 hari setelah operasi. Pasien juga dapat kembali beraktivitas lebih cepat daripada operasi terbuka. Namun pada umumnya, butuh waktu sekitar enam bulan hingga bekas luka terbentuk seluruhnya.
Pasien mungkin mengalami beberapa episode fibrilasi atrium selama masa pemulihan. Pada sebagian pasien, prosedur maze meredakan gejala fibrilasi atrium sepenuhnya.
Prosedur maze memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, di mana 70-95 persen dari pasien yang menjalaninya bisa sembuh dari fibrilasi atrium untuk jangka panjang.
Meski demikian, sebagian pasien mungkin masih memerlukan konsumsi obat-obatan untuk mengendalikan irama jantungnya.
Jika fibrilasi atrium pasien kembali, dokter akan menyarankan prosedur ablasi kateter atau perawatan lainnya. Apabila irama jantung pasien menjadi lambat setelah prosedur maze, dokter mungkin akan menganjurkan pemasangan alat pacu jantung.
Risiko komplikasi prosedur maze serupa dengan operasi jantung lainnya. Beberapa di antaranya meliputi:
Meski begitu, dokter akan tetap merekomendasikan prosedur maze pada pasien. Pasalnya, operasi iin dapat meredakan gejala fibrilasi atrium dan menurunkan risiko terbentuknya gumpalan darah serta stroke di kemudian hari.
Pasien juga akan merasa lebih bertenaga dan mampu beraktivitas atau berolahraga lebih aktif dibanding sebelum menjalani prosedur maze.
WebMD. https://www.webmd.com/heart-disease/atrial-fibrillation/maze-procedure
Diakses pada 31 Agustus 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/maze-procedure/pyc-20384973
Diakses pada 31 Agustus 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/atrial-fibrillation/symptoms-causes/syc-20350624
Diakses pada 31 Agustus 2020
MD Edge. https://www.mdedge.com/cardiology/article/194818/arrhythmias-ep/not-all-af-maze-operations-are-amaze-ing
Diakses pada 31 Agustus 2020
NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5358279/
Diakses pada 31 Agustus 2020