Pleurodesis adalah tindakan medis yang dilakukan untuk menempelkan paru-paru pada dinding dada.
Prosedur ini akan menutup rongga di antara bagian luar paru-paru dengan dinding dada. Rongga ini dikenal dengan nama rongga pleura. Melalui pleurodesis, penumpukan cairan atau udara pada rongga pleura dapat dihindari.
Pada pleurodesis, dokter akan memasukkan obat ke dalam rongga pleura. Obat ini dapat menimbulkan iritasi pada lapisan pleura, sehingga permukaannya akan menjadi lengket dan menyatu.
Sebagai hasilnya, rongga yang terbentuk di antara kedua lapisan pleura akan hilang. Dengan ini, terbentuknya kumpulan cairan atau udara pada rongga tersebut bisa dicegah.
Ketika cairan atau udara menumpuk di rongga pleura, pasien akan mengalami sesak napas. Pleurodesis dapat mencegah akumulasi cairan dan udara pada rongga antara paru-paru dan dinding dada, sehingga bisa memperbaiki pernapasan pasien.
Pleurodesis melibatkan penyuntikan obat ke dalam rongga pleura yang akan mengiritasi dan menimbulkan peradangan pada lapisan pleura. Dengan ini, paru-paru akan menempel pada dinding dada dan rongga pleura lenyap.
Cairan atau udara pun tidak dapat menumpuk lagi. Prosedur ini juga menjaga agar paru-paru tetap mengembang.
Pleurodesis diperlukan untuk:
Normalnya, rongga pleura hanya mengandung sedikit cairan. Pada beberapa kondisi medis, terjadi penumpukan cairan di dalam rongga ini sehingga paru-paru tidak bisa mengembang dengan baik.
Kondisi-kondisi medis yang dapat memicu penumpukan cairan dalam rongga pleura meliputi:
Penumpukan cairan tersebut bisa menimbulkan gejala berupa nyeri dada, batuk-batuk, dan sesak napas.
Tidak semua orang merupakan kandidat yang cocok untuk pleurodesis. Dokter tidak menyarankan prosedur ini bila:
Sebelum pleurodesis, dokter akan mempertimbangkan beberapa hal terkait kondisi pasien. Berikut contohnya:
Oleh karena itu, tiap kondisi medis yang menyebabkan penumpukan cairan atau udara di rongga pleura, akan memerlukan persiapan yang berbeda-beda pula.
Prosedur pleurodesis biasanya dilakukan di rumah sakit dengan langkah-langkah yang meliputi:
Pleurodesis juga dapat dilakukan bersamaan dengan tindakan medis untuk mengeluarkan cairan atau udara dari rongga pleura, misalnya thoracostomy atau thoracoscopy. Prosedur ini dilakukan di ruang operasi dan di bawah pengaruh obat bius. Langkah-langkahnya berupa:
Chest tube akan tetap terpasang di dada pasien selama 1-2 hari, hingga paru-paru menempel pada rongga dada.
Pasien yang menjalani pleurodesis yang disertai thoracostomy atau thoracoscopy perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Pemeriksaan rontgen berkala akan dilakukan untuk memeriksa keberhasilan prosedur.
Setelah chest tube dilepas, pasien perlu menjaga supaya luka operasi tetap bersih. Pasie bisa membersihkankannya setiap hari dengan sabun dan air, lalu menepuk-nepuk secara perlahan-lahan dengan handuk hingga kering.
Keluarnya cairan dari bekas luka dapat terjadi selama 1-2 hari pascaprosedur. Pastikan bekas luka tetap tertutup perban hingga cairan tidak keluar lagi. Gantilah perban ini setiap hari.
Pasien juga perlu menghindari hal-hal di bawah ini selama beberapa hari setelah operasi:
Bertanyalah pada dokter terkait kapan pasien dapat kembali berkendara, bekerja, dan melanjutkan aktivitas normal.
Komplikasi pleurodesis dapat berupa:
Jika prosedur pleurodesis dilakukan bersama thoracostomy, risiko komplikasi yang ditimbulkan meliputi:
Healthline. https://www.healthline.com/health/pleurodesis
Diakses pada 3 Juli 2020
NHS. https://www.ouh.nhs.uk/patient-guide/leaflets/files/12373Ppleurodesis.pdf
Diakses pada 3 Juli 2020
Verywell Health. https://www.verywellhealth.com/what-type-of-procedure-is-a-pleurodesis-2249164
Diakses pada 3 Juli 2020