Pharyngolaryngectomy adalah operasi untuk menghilangkan laring (kotak suara) dan faring (area di belakang mulut dan tenggorokan). Prosedur ini adalah operasi besar yang dilakukan dengan bius total dan terkadang memerlukan dua tahap dalam pengerjaannya.
Tahap pertama adalah proses pengangkatan dan tahap kedua adalah proses pembentukan kembali struktur leher. Proses pembentukan ini membutuhkan cangkok jaringan dari organ lain seperti dada, punggung atau lengan pasien.
Sebelum prosedur ini dilakukan, pasien akan menjalani prosedur praoperasi yang terdiri dari konseling dengan tenaga kesehatan untuk mempersiapkan diri ketika nantinya kehilangan suara seperti terapi vokalisasi dengan terapi wicara.
Setelah operasi, pasien dapat bernapas seperti biasanya. Namun sebuah lubang di leher pasien akan menjadi bagian yang permanen.
Umumnya, pharyngolaryngectomy dilakukan untuk mengangkat tumor ganas atau kanker laring yang telah menyebar ke faring. Prosedur ini ditempuh jika operasi adalah satu-satunya kesempatan untuk menyelamatkan hidup pasien.
Pharyngolaryngectomy juga mungkin diperlukan sebagai langkah penanganan terakhir ketika organ laring dan faring telah rusak parah oleh penyakit atau cidera.
Berikut ini tahapan yang biasanya ditempuh pasien sebelum menjalani tindakan pharyngolaryngectomy.
Selanjutnya, ini tahapan yang dilakukan tim medis selama prosedur pharyngolaryngectomy.
Versi yang lebih rumit dari prosedur ini melibatkan pengangkatan bagian dari kerongkongan, dan kadang-kadang, kelenjar tiroid dan paratiroid. Pencangkokan diperlukan lebih banyak dalam prosedur ini, dan seringkali bagian usus kecil digunakan untuk menggantikan bagian kerongkongan yang diangkat.
Rekonstruksi akhir akan dilakukan melalui operasi plastik, yang biasanya dilakukan sekitar 3 minggu setelah operasi awal.
Laring memainkan beberapa peran penting di tubuh manusia. Bagian inilah yang menciptakan vokal, sehingga suara kita dapat terdengar. Laring juga membantu kita bernapas dan menelan.
Oleh karena itu, pengangkatan laring yang dilakukan melalui prosedur ini tidak hanya akan mengarah pada perubahan suara, tetapi juga perubahan dalam kemampuan bernapas, menelan, dan mencium aroma.
Pada awalnya, kehilangan suara alami bisa sangat menjengkelkan, dan berdampak besar pada kemampuan Anda berkomunikasi, yang tentunya memengaruhi identitas diri. Namun ada beberapa cara untuk mendapatkan kembali suara Anda.
Ada 3 metode vokal yang dapat dipelajari setelah operasi dengan bantuan terapis wicara, yaitu berbicara dengan prosthesis suara (tracheoesophageal speech), menggunakan electrolarynx dan terapi wicara esophageal.
Fungsi hidung Anda juga akan ikut terpengaruh setelah pharyngolaryngectomy dilakukan. Anda akan bernapas melalui stoma di leher, sehingga fungsi hidung pada umumnya akan hilang.
Bernapas melalui stoma yang terbuka menyebabkan suhu dan kelembaban di paru-paru Anda turun. Paru-paru bereaksi terhadap hal ini dengan menghasilkan lebih banyak lendir, yang berarti Anda akan lebih banyak terbatuk, mirip ketika sedang pilek dengan tenggorokan yang bisa saja teriritasi.
Terlepas dari berbagai konsekuensi hasil yang dijelaskan di atas, hasil utama yang diharapkan dari prosedur pharyngolaryngectomy adalah meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pharyngolaryngectomy adalah prosedur besar dengan risiko yang serius.
Setelah operasi, bekas lukanya akan menyebabkan Anda kesulitan menelan atau berbicara, selain itu air liur dan cairan lain dapat merembes dari faring ke dalam jaringan leher dan mengelilingi luka.
Kebocoran kecil biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah tabung nasogastrik dimasukkan kembali. Kerusakan ya terjadi pada stoma akan menyebabkan penyempitan. Hal tersebut biasanya dapat dikontrol dengan meninggalkan tabung laringektomi lebih lama. jika tidak memungkinkan, operasi lebih lanjut mungkin perlu dilakukan.
Jika tabung pembuangan terhalang, cangkok kulit yang dilakukan pada prosedur ini dapat menyebabkan masalah perdarahan seperti hematoma (bekuan darah) di bawah lapisan jaringan kulit hasil cangkok (skin flap).
Apabila terjadi perdarahan serius, Anda mungkin harus kembali menjalani operasi agar pembuluh darah dapat diikat, untuk menghentikan perdarahan. Selain darah, cairan lain dapat menggumpal di bawah skin flap, menghasilkan seroma yang dapat menyebabkan infeksi.
Nose and Sinus.
http://www.noseandsinus.net/sites/default/files/Pharyngolaryngectomy_PT-INFO.pdf
Diakses pada 12 Juni 2020
Atos Medical.
https://www.atosmedical.com/support/what-is-laryngectomy/?gclid=Cj0KCQjwz4z3BRCgARIsAES_OVdaD0lXhFD5JwfTfONkxJ5DGZMeHplm4q01P-UTUBTE5vQFJVQdvEAaAh5gEALw_wcB
Diakses pada 12 Juni 2020
Cancer Organization.
https://www.cancer.org/cancer/laryngeal-and-hypopharyngeal-cancer/treating/surgery.html
Diakses pada 12 Juni 2020
International Journal of Oral and Maxillofacial Surgery
https://www.ijoms.com/article/S0901-5027(17)30654-9/fulltext
Diakses pada 12 Juni 2020
Annals of the Royal College of Surgeons of England.
http://europepmc.org/backend/ptpmcrender.fcgi?accid=PMC2494463&blobtype=pdf
Diakses pada 12 Juni 2020