Pharyngectomy

13 Mar 2023|Nurul Rafiqua
Ditinjau olehdr. Reni Utari
Pharyngectomy mampu mengangkat sebagian faring pada kasus kanker tenggorokan.Pharyngectomy dilakukan untuk mengangkat beberapa bagian faring.

Apa itu prosedur pharyngectomy?

Pharyngectomy adalah operasi pengangkatan sebagian faring.  Yang dimaksud faring adalah daerah di belakang tenggorokan yang terdiri dari nasofaring (di belakang rongga hidung), orofaring (di belakang mulut), dan hipofaring (di belakang kotak suara atau laring).

Pharyngectomy dilakukan untuk menangani kasus kanker tertentu yang menjangkiti salah satu area tersebut. Prosedur ini dapat bervariasi prosesnya dari operasi untuk mengangkat tumor kecil di dinding samping atau belakang faring, hingga reseksi mayor faring melingkar yang membutuhkan flap bebas untuk rekonstruksi.

Mengapa prosedur pharyngectomy perlu dilakukan?

Prosedur ini biasanya dilakukan pada:

  • Pasien dengan kanker tenggorokan (kanker nasofaring, orofaring, dan hipofaring)
  • Pasien dengan karsinoma hipofaringeal
  • Pasien yang kankernya muncul kembali atau tidak hilang setelah kemoterapi atau radiasi

Dokter akan menentukan apakah Anda memerlukan prosedur faringektomi total atau parsial berdasarkan stadium dan lokasi kanker tenggorokan.

Apa yang harus dipersiapkan sebelum menjalani prosedur pharyngectomy?

Dokter akan memberikan instruksi spesifik kepada pasien mengenai persiapan sebelum prosedur pharyngectomy dilaksanakan. Secara umum, pasien tidak boleh makan atau minum apa pun (kecuali obat esensial) 12 jam sebelum operasi dilakukan.

Apa yang dilakukan dokter pada prosedur pharyngectomy?

Pada hari pharyngectomy dilaksanakan, pasien akan dibius total selama operasi. Beberapa pasien juga mungkin memerlukan trakeotomi atau tabung makanan, tergantung pada luasnya operasi dan rekonstruksi yang dilakukan.

Pharyngectomy terdiri dari beberapa jenis metode, sebagai berikut ini:

1. Laryngopharyngectomy total:

Laryngopharyngectomy total adalah operasi pengangkatan seluruh kotak suara dan faring. Setelah laring dan faring diangkat, trakea akan dijahit ke kulit di atas tulang dada. Prosedur ini menghasilkan lubang pernapasan permanen di leher pasien.

Dokter bedah akan melakukan prosedur rekonstruktif untuk menciptakan kembali tabung yang menghubungkan mulut ke kerongkongan agar pasien bisa makan dengan normal.

2. Laringektomi total dengan faringektomi parsial:

Pada prosedur ini, laring akan diangkat bersama dengan bagian dari faring. Sebagian besar pasien membutuhkan flap untuk merekonstruksi faring setelah prosedur ini dilakukan.

3. Hipofaringektomi parsial:

Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat sebagian hipofaring dengan menggunakan laringoskopi atau robot bedah. Dalam beberapa kasus, jika tumor berada pada dinding posterior orofaring, dokter mungkin akan melakukan orofaringektomi parsial posterior secara bersamaan.

Tumor tersebut akan diangkat menggunakan robot bedah atau laringoskopi dan laser.

Hasil apa yang didapatkan dari prosedur pharyngectomy?

Hasil akhir yang paling diharapkan dari prosedur pharyngectomy adalah peningkatan kualitas hidup pasien ke arah yang lebih baik. Faring berperan penting di sistem pernapasan manusia yang berfungsi untuk membawa makanan masuk ke dalam kerongkongan.

Oleh karena itu, pengangkatan faring yang dilakukan melalui prosedur akan memengaruhi fungsinya.

Untuk mempertahankan fungsi faring yang telah diangkat setelah operasi, tim perawatan akan memonitor fungsi paru-paru Anda, keseimbangan cairan dan nutrisi juga luka di leher, dada dan perut.

Beberapa pasien mungkin memerlukan selang makanan, ditempatkan langsung ke perut, untuk memberikan nutrisi dalam prosedur yang disebut gastrostomi.

Dalam kebanyakan kasus, pembedahan rekonstruktif diperlukan untuk membentuk kembali tenggorokan. Operasi rekonstruktif dengan membangun kembali koneksi dari rongga mulut ke kerongkongan, dapat membantu pasien menelan.

Apa risiko dari prosedur pharyngectomy?

Pharyngectomy adalah operasi besar. Oleh sebab itu, komplikasi dapat timbul selama atau setelah operasi.

Komplikasi tersebut meliputi:

  • Perdarahan hebat
  • Fistula saliva. Jika telah menjalani kemoterapi atau terapi radiasi sebelumnya, Anda mungkin dapat mengembangkan fistula saliva, yang menyebabkan kebocoran air liur dari faring ke leher.
  • Pembuluh darah pecah
  • Seroma, yang menyebabkan berkumpulnya cairan tubuh di leher setelah drainase dilakukan
  • Hematoma, yang membuat berkumpulnya darah di luar pembuluh darah yang biasanya disebabkan oleh cedera pada dinding pembuluh darah
  • Infeksi. Walaupun jarang terjadi, infeksi dapat ditandai dengan kemerahan dan pembengkakan di area bekas operasi.
  • Penyempitan ujung esofagus dari rekonstruksi faring
  • Kesulitan menelan
  • Gumpalan darah. Pasien yang menderita kanker berisiko lebih tinggi untuk mengalami gumpalan darah di kaki setelah operasi (deep vein thrombosis), yang dapat menyebabkan emboli paru.
operasikanker nasofaringfaringitis

Thanc Guide.
https://thancguide.org/cancer-basics/treatments/surgery/ablative/pharyngectomy/
Diakses pada 15 Juni 2020

Mercy Health.
https://www.mercy.com/health-care-services/cancer-care-oncology/specialties/oral-laryngeal-thyroid-cancer/treatments/pharyngectomy
Diakses pada 15 Juni 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email