Percutaneous nephrolitotomy (PCNL) merupakan prosedur yang dilakukan untuk mengangkat batu ginjal yang tidak dapat dikeluarkan melalui urine. Dalam prosedur ini, alat khusus bernama scope dimasukkan melalui sayatan kecil pada punggung untuk mengeluarkan batu ginjal tersebut.
Jenis operasi batu ginjal ini menjadi pilihan apabila metode pengobatan batu ginjal lainnya tidak dapat dilakukan atau tidak berhasil. Dibandingkan prosedur pengangkatan batu ginjal lainnya, PCNL cenderung memiliki risiko yang lebih besar dan pasien perlu menjalani rawat inap paskaprosedur. PCNL juga tidak dapat dilakukan pada pasien dengan kelainan pendarahan.
Sebagian besar batu ginjal tidak membutuhkan operasi. Akan tetapi, beberapa batu ginjal tidak dapat dikeluarkan dengan sendirinya melalui urin dan akan menimbulkan rasa nyeri hebat. Selain itu, pada beberapa kasus, batu ginjal tidak dapat ditangani dengan metode lainnya seperti extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL).
Pada kondisi seperti ini, dokter akan merekomendasikan prosedur percutaneous nephrolitotomy (PCNL) untuk mengatasi batu ginjal.
Prosedur ini diperlukan pada batu ginjal dengan kondisi berikut:
Sebelum prosedur ini dilakukan, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan. Tes urin dan darah akan dilakukan untuk mengecek keberadaan infeksi atau kondisi medis lainnya. Selain itu, pemeriksaan pencitraan seperti computerized tomography (CT) scan juga akan dilakukan untuk mendeteksi lokasi batu pada ginjal.
Dokter juga mungkin akan memberikan antibiotik untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi paskaprosedur. Pasien akan diminta untuk berpuasa selama semalam sebelum PCNL.
Sekitar seminggu sebelum PCNL, dokter akan meminta pasien untuk menghindari konsumsi obat yang dapat mengganggu proses penggumpalan darah, seperti ibuprofen, aspirin, antasida, vitamin E, obat-obatan radang sendi, dan pengencer darah.
Prosedur ini dilakukan di bawah pengaruh anestesi (bius) umum yang akan membuat pasien tidak sadarkan diri selama operasi. PCNL dilakukan di ruang operasi, dan prosedurnya meliputi:
Pasien mungkin akan menjalani rawat inap selama 1 hingga 2 hari setelah PCNL. Pasien akan diminta untuk tidak mengangkat, mendorong, atau menarik beban berat selama 2 hingga 4 minggu paskaprosedur. Pasien biasanya baru dapat kembali bekerja setelah 1 minggu.
Segera hubungi dokter apabila pasien mengalami pendarahan pada urin atau saluran drainase ginjal yang dipasang dokter selama operasi. Selain itu, segera hubungi dokter apabila pasien mengalami demam atau menggigil paskaoperasi, juga bila terdapat nyeri yang tidak kunjung membaik setelah pemberian obat antinyeri.
Seperti prosedur operasi lainnya, PCNL juga memiliki beberapa risiko seperti:
Meskipun sangat jarang terjadi, pasien dapat kehilangan darah dalam jumlah besar selama operasi yang membutuhkan transfusi.
Tanda infeksi meliputi demam, keluarnya cairan dari sayatan di punggung, nyeri saat berkemih, atau buang air kecil menjadi lebih sering.
Meskipun sangat jarang terjadi, PCNL dapat merusak organ di sekitar ginjal, seperti usus, pembuluh darah, limpa, dan hati. Ureter (saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih) juga dapat tertusuk selama operasi. Bila hal ini terjadi, operasi perbaikan mungkin diperlukan.
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/percutaneous-nephrolithotomy/about/pac-20385051
Diakses pada 15 April 2020
WebMD. https://www.webmd.com/kidney-stones/kidney-stones-nephrolithotomy#1
Diakses pada 15 April 2020
Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/17349-percutaneous-nephrolithotomy/procedure-details
Diakses pada 15 April 2020
Michigan Medicine. https://www.uofmhealth.org/conditions-treatments/adult-urology/percutaneous-nephrolithotomy
Diakses pada 15 April 2020