Salpingektomi adalah operasi pengangkatan salah satu ataupun kedua saluran tuba falopi. Operasi ini bertujuan untuk mengatasi kanker tuba falopi, kehamilan ektopik, endometriosis, penyumbatan tuba falopi, dan beberapa kondisi lainnya.
Tuba falopi merupakan organ reproduksi wanita yang berupa saluran penghubung antara indung telur (ovarium) dan rahim. Sel telur yang dikeluarkan oleh ovarium akan melewati tuba falopi sebelum mencapai rahim.
Ovarium mengeluarkan sel telur setiap bulan, dan sel sperma akan membuahi sel telur di dalam tuba falopi. Ketika terjadi kondisi tertentu pada tuba falopi (seperti kanker dan kehamilan ektopik), salpingektomi dapat menjadi pilihan pengobatan.
Operasi pengangkatan tuba falopi dianjurkan untuk wanita dengan kondisi medis di bawah ini:
Jenis kanker yang membutuhkan salpingektomi bisa meliputi kanker tuba falopi, kanker ovarium, dan kanker pada organ reproduksi wanita lainnya.
Selain mengangkat tuba falopi, dokter bedah juga mungkin mengangkat rahim, ovarium, serviks, dan kelenjar getah bening di sekitar organ reproduksi untuk mencegah penyebaran kanker.
Kehamilan ektopik merupakan kondisi di mana sel telur yang telah dibuahi tumbuh di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan pengangkatan tuba falopi.
Endometriosis terjadi ketika ada jaringan dinding rahim yang tumbuh di luar rahim. Pada kasus yang berat dan tidak bisa diobati dengan metode penanganan lain, dokter akan menyarankan pengangkatan ovarium dan tuba falopi.
Tuba falopi bisa tersumbat oleh cairan. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan kesuburan (infertilitas), sehingga penderita sulit untuk hamil.
Pengangkatan tuba falopi mungkin saja dianjurkan sebagai cara mengatasi gangguan kesuburan tersebut.
Selain itu, salpingektomi dapat dilakukan sebagai metode kontrasepsi permanen atau untuk mengurangi risiko terjadinya kanker ovarium.
Pertama-tama, dokter menjelaskan manfaat dan risiko operasi pengangkatan tuba falopi. Setelah pasien setuju untuk menjalaninya, beberapa persiapan berikut perlu dilakukan sebelum prosedur:
Pada beberapa kondisi (seperti kehamilan ektopik), dokter akan melakukan prosedur salpingektomi sebagai tindakan gawat darurat. Karena itu, pasien tidak akan sempat untuk melakukan langkah persiapan.
Secara umum, salpingektomi dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum sehingga pasien tidak sadar selama operasi. Dokter bedah dapat melakukan dua jenis operasi di bawah ini:
Teknik laparoskopi paling umum dilakukan karena termasuk prosedur minimal invasif. Jadi dokter hanya membutuhkan beberapa sayatan kecil pada perut pasien.
Prosedur laparoskopi untuk salpingektomi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Bila tuba falopi tidak bisa dicapai lewat laparoskopi, dokter akan melakukan salpingektomi dengan metode laparotomi atau bedah terbuka. Operasi ini melibatkan sayatan besar di perut pasien untuk mengangkat tuba falopi.
Setelah operasi, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan. Selama di ruangan ini, kondisi pasien akan dipantau oleh dokter dan tenaga medis lain. Mulai dari detak jantung, tekanan darah, hingga tingkat kesadaran.
Butuh waktu beberapa saat sampai efek obat bius hilang. Pasien mungkin mengalami mual, serta nyeri dan pegal di lokasi operasi.
Bila kondisi pasien stabil, pasien biasanya akan diizinkan untuk pulang. Namun ingatlah untuk segera menghubungi dokter apabila pasien mengalami:
Pasien juga perlu menghindari mengangkat beban dan berolahraga berat dalam seminggu pascaoperasi. Umumnya, durasi pemulihan total salpingektomi memakan waktu sekitar 3-6 minggu untuk laparotomi dan 2-4 minggu untuk laparoskopi.
Seperti operasi lainnya, salpingektomi juga memiliki beberapa risiko komplikasi. Beberapa di antaranya meliputi:
Healthline. https://www.healthline.com/health/salpingectomy
Diakses pada 20 Juni 2020
WebMD. https://www.webmd.com/infertility-and-reproduction/guide/fertility-fallopian-tube-procedures#1
Diakses pada 20 Juni 2020
Health Direct. https://www.healthdirect.gov.au/salpingectomy
Diakses pada 20 Juni 2020
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/327146
Diakses pada 20 Juni 2020