Pemeriksaan tiroid adalah pemeriksaan untuk mengetahui struktur maupun fungsi kelenjar tiroid saat kelenjar tersebut diduga mengalami gangguan atau kerusakan. Selain di kelenjar tiroid, pemeriksaan ini juga dilakukan di organ-organ lain tempat hormon tiroid bekerja, seperti di jantung dan saraf.
Kelenjar tiroid merupakan bagian tubuh yang fungsinya sangat vital. Kelenjar ini mampu menghasilkan hormon yang mengatur hampir seluruh metabolisme tubuh. Hormon tiroid yang terdiri dari hormon T4 dan T3 berfungsi mengatur pertumbuhan, penggunaan energi, perkembangan jaringan dan proses metabolisme terutama di jantung, saraf, organ reproduksi dan ketahanan tubuh (imunitas).
Pada keadaan tertentu, baik karena kekurangan zat tertentu maupun karena penyakit, kadar hormon tiroid dapat meningkat atau menurun. Tentunya hal ini berakibat pada berbagai pengaturan tubuh.
Pemeriksaan tiroid dilakukan untuk mendeteksi kelainan hormon tiroid. Pada keadaan tertentu, hormon ini terlalu banyak diproduksi sehingga jumlahnya meningkat dalam tubuh dan menyebabkan hipertiroidisme. Sebaliknya, pada keadaan lain, produksi hormon dapat terhambat sehingga jumlahnya menurun dan menyebabkan hipotiroidisme.
Selain itu, jika ada benjolan di leher seperti pada penyakit kanker tiroid dan struma nodosa, pemeriksaan tiroid juga perlu dilakukan. Beberapa indikasi medis yang memerlukan prosedur pemeriksaan tiroid, antara lain:
Tidak ada persiapan khusus sebelum menjalani pemeriksaan tiroid. Anda hanya perlu menyiapkan mental sebelum menghadapi prosedur biopsi.
Berikut ini adalah beberapa tahapan pemeriksaan tiroid.
Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kelainan yang terjadi di kelenjar tiroid atau organ yang berhubungan dengan hormon tiroid. Dokter bisa menanyakan tentang benjolan di sekitar leher, suara serak,
sulit menelan, mudah berkeringat, mudah merasa kedinginan, jantung berdebar, gangguan tidur, mudah cemas, mudah lupa, mudah lelah, turun berat badan dan kelainan haid (pada wanita). Gejala-gejala ini berkaitan dengan fungsi hormon tiroid yang mengatur hampir sebagian besar metabolisme tubuh
Dokter akan meraba bagian leher Anda untuk memeriksa ukuran kelenjar tiroid. Biasanya pasien akan diminta menelan ludah untuk membantu dokter menentukan batas kelanjar tiroid. Dengan pemeriksaan sederhana ini, dokter dapat mendiagnosis adanya benjolan berbahaya di kelenjar tiroid Anda.
Tes darah dilakukan untuk mengevaluasi fungsi kelenjar tiroid melalui jumlah hormon tiroid di tubuh Anda. Dokter akan mengukur beberapa hormon terkait fungsi kelenjar tiroid seperti Free T4 (FT4), T3 dan TSH (Thyroid Stimulating Hormone). Sampel darah Anda akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Melalui pemeriksaan ini, dokter bisa mendiagnosis hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid) atau hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid). Nantinya, dokter pun akan menelusuri lebih lanjut penyebab kelainan ini, misalnya berasal dari kelenjar tiroid atau ada organ lain yang terlibat.
Secara umum, ketiga tahapan di atas sudah menegakkan diagnosis. Namun, pada beberapa kasus, dokter akan meminta Anda untuk menjalani pemindaian melalui USG tiroid atau nuklir tiroid. Hal ini akan disesuaikan dengan kondisi klinis Anda. Dari pemeriksaan USG Tiroid, dokter dapat menentukan jenis, bentuk, ukuran dan batas benjolan pada kelenjar tiroid.
Bila ada benjolan dan dicurgai bersifat ganas, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan biopsi tiroid. Biopsi tiroid biasanya dilakukan dengan teknik fine needle aspiration biopsy (FNAB). Tindakan ini dilakukan melalui pengambilan sampel jaringan dari kelenjar tiroid Anda dengan jarum kecil khusus. Selanjutnya, sampel itu akan dikirim ke laboratorium dan diperiksa di bawah mikroskop.
Pemeriksaan tiroid akan mengarahkan dokter pada diagnosis tertentu. Pemeriksaan ini bisa memperlihatkan hipertiroidisme yaitu peningkatan (kelebihan) hormon tiroid atau sebaliknya, kondisi hipotiroidisme atau penurunan (kekurangan) hormon tiroid.
Kedua kondisi ini bukanlah penyakit tunggal, biasanya dokter akan menelusuri lebih lanjut penyebab kondisi tersebut. Kadar normal TSH adalah 0,4-4,0 mikroIU/ml, sedangkan kadar T3 yang normal adalah 0,9-1,95 ng/ml, dan kadar T4 adalah 4,4-12,5 mikogram.
Pada kasus benjolan leher, dengan menjalani pemeriksaan tiroid, Anda dapat mengetahui jenis, ukuran, bentuk dan yang terpenting adalah sifat benjolan: ganas atau jinak. Sehingga, pengobatan lanjutan yang diambil tidak terlambat.
Secara umum, tidak ada hal yang berbahaya dari rangkaian pemeriksaan tiroid. Namun, Anda mungkin merasakan nyeri saat menjalani pengambilan sampel darah atau saat prosedur biopsi. Selain itu, risiko perdarahan pada leher juga mungkin terjadi pada tindakan biopsi. Namun hal ini jarang terjadi dan dapat diantisipasi dengan tindakan yang direkomendasikan dokter sebelum pemeriksaan tiroid.
Universitas Gadjah Mada. Pemeriksaan Ekstraoral.
https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/2018/05/23/pemeriksaan-ekstraoral-pemeriksaan-kelenjar-tiroid/
Diakses pada 11 April 2020
Smith TJ. Neck and Thyroid Examination. In: Walker HK, Hall WD, Hurst JW, editors. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston: Butterworths; 1990. Chapter 138.
Stanford Medicine. https://stanfordmedicine25.stanford.edu/the25/thyroid.html
Diakses pada 11 April 2020
Healthline. https://www.healthline.com/health/thyroid-function-tests
Diakses pada 11 April 2020