Pemeriksaan hepatitis B adalah tes untuk mengetahui status infeksi hepatitis B baik yang aktif maupun tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk melihat efektivitas pengobatan yang dilakukan.
Pemeriksaan hepatitis B dilakukan dengan tes darah. Ada beberapa jenis hepatitis B yang bisa dilakukan, antara lain tes HBsAg, tes anti-HBs, tes anti-HBc, dan beberapa pemeriksaan lanjutan lain.
Hepatitis B adalah infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Saat menginfeksi tubuh, virus akan menghasilkan protein yang disebut sebagai antigen. Sementara itu, tubuh akan membuat antibodi spesifik untuk melawan virus tersebut.
Pemeriksaan hepatitis B dapat mendeteksi antigen yang dihasilkan virus, antibodi yang dibuat tubuh, atau DNA yang ada pada virus itu sendiri.
Berikut ini beberapa jenis pemeriksaan hepatitis B yang dapat dilakukan:
Antigen adalah protein pada virus hepatitis B yang dibuat oleh sel-sel kekebalan tubuh. Tes HBsAg adalah pemeriksaan hepatitis B yang mendeteksi antigen hepatitis B dalam darah.
Antigen akan muncul dalam darah antara 1-10 minggu setelah terjadi paparan terhadap virus hepatitis B. Setelah pulih, antigen akan hilang setelah 4 hingga 6 bulan, namun jika setelah 6 bulan masih terdeteksi antigen hepatitis B maka kondisi yang ini dapat dikategorikan sebagai penyakit hati kronis.
Kalau hasil pemeriksaan HBsAg positif, itu tandanya ada kemungkinan Anda terinfeksi virus hepatitis B.
Saat virus hepatitis B masuk ke dalam tubuh, maka akan terbentuk antibodi alami untuk melawan virus ini. Pemeriksaan hepatitis B jenis anti-HBs bekerja dengan cara medeteksi antibodi tersebut.
Pemebentukan antibodi hepatitis B juga bisa terjadi apabila seseorang menerima vaksin hepatitis B. Sehingga, pemeriksaan ini tidak bisa dijadikan pemeriksaan tunggal untuk mendiagnosis status infeksi seseorang.
Biasanya, tes anti-HBS dilakukan bersama dengan tes HBsAg.
Tes anti-HBc adalah pemeriksaan hepatitis B yang mendeteksi antibodi IgM ataupun IgG yang terbentuk saat terjadi infeksi. Tes anti-HBc ada dua jenis, yaitu yang mendeteksi kedua antibodi ini dan yang hanya mendeteksi IgM saja.
IgM terbentuk pada infeksi yang akut sedangkan IgG baru akan terbentuk pada infeksi hepatitis B yang kronis.
Setelah mengetahui ada atau tidaknya virus hepatitis B di tubuh, dokter biasanya akan melanjutkan pemeriksaan dengan beberapa metode, seperti:
Pemeriksaan hepatitis B ini mendeteksi protein virus yang diproduksi dan dilepaskan ke darah. Hasil pemeriksaan biasanya digunakan untuk melihat kemampuan virus menular ke orang lain dan melihat keberhasilan perawatan hepatitis B.
Pemeriksaan Anti-HBe mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh tubuh yang merespon pada hepatitis B e-antigen. Biasanya dilakukan untuk memeriksa infeksi akut pada pasien yang sudah pernah terinfeksi hepatitis B sebelumnya.
Pemeriksaan hepatitis B yang lebih spesifik karena mendeteksi materi genetik virus atau DNA-nya secara langsung. Kalau hasilnya positif, artinya virus ini sedang aktif bereplikasi di tubuh dan orang tersebut sedang dalam fase menular.
Pemeriksaan hepatitis B ini dapat mendeteksi virus yang sudah bermutasi sehingga resisten terhadap pengobatan yang ada. Hasil pemeriksaan ini dipakai untuk menentukan jenis perawatan yang paling efektif.
Tes hepatitis B perlu dilaksanakan karena infeksi hepatitis B merupakan penyakit yang serius, terutama pada anak. Pada orang dewasa, penyakit ini tidak akan bertahan lama. Tubuh akan berusaha melawan virus ini dalam beberapa bulan, dan Anda akan kebal terhadap virus ini untuk seterusnya.
Itu artinya, Anda tidak bisa terkena penyakit ini untuk kedua kalinya. Namun ketika virus ini menginfeksi bayi yang baru lahir, maka infeksi mungkin tidak bisa hilang.
Anda harus menjalani pemeriksaan hepatitits B jika merasakan gejala seperti di bawah ini:
Gejala mungkin tidak muncul 1-6 bulan setelah Anda terinfeksi virus. Sekitar sepertiga dari orang yang memiliki penyakit ini tidak merasakan gejala-gejala seperti di atas. Mereka baru mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B melalui hasil pemeriksaan darah.
Seseorang bisa tertular virus hepatitis B ketika terpapar darah, luka terbuka, maupun cairan tubuh penderita hepatitis B.
Tidak ada persiapan khusus untuk menjalani tes hepatitis B.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap, kemudian memeriksa darah untuk melihat kemungkinan adanya peradangan hati. Jika memiliki gejala hepatitis B dan hasil pemeriksaan enzim hati menunjukkan angka tinggi tinggi, Anda perlu menjalani pemeriksaan hepatitis B. Dokter akan menentukan jenis pemeriksaan yang paling pas untuk Anda.
Secara umum, pemeriksaan hepatitis B dilakukan dengan mengambil sampel darah melalui vena dan hanya memerlukan waktu kurang lebih 5 menit. Berikut ini langkah-langkahnya.
Hasil penanda antibodi dan antigen HBV dapat dilihat secara kualitatif atau kuantitatif dalam satuan internasional. Misalnya, jika nilai HBsAg kurang dari 1 s/c maka Anda dianggap negatif. Sementara itu, apabila nilai HBsAg lebih dari 5 s/c, maka dianggap positif hepatitis B.
Nilai antara 1-5 s/c menunjukkan hasil yang tidak pasti dan artinya, pemeriksaan harus diulang.
Untuk anti-HBs, jika nilainya kurang dari 5 mIU, maka Anda dianggap negatif hepatitis B. Sementara itu, nilai lebih dari 12 mIU dianggap bersifat melindungi terhadap penyakit tersebut.
Nilai antara 5-12 mIU menandakan ketidakpastian, dan diperlukan pemeriksaan ulang.
Jika mengalami hepatitis B, segera lanjutkan perawatan dengan pengawasan dokter, karena kondisi Anda bisa menjadi serius. Anda harus kembali berkonsultasi dengan dokter jika:
Medline Plus. https://medlineplus.gov/hepatitisb.html
Diakses pada 4 Maret 2020
Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/2109144-overview
Diakses pada 4 Maret 2020
NHS. https://www.nhs.uk/conditions/hepatitis-b/
Diakses pada 4 Maret 2020
WebMD. https://www.webmd.com/hepatitis/digestive-diseases-hepatitis-b?print=true
Diakses pada 4 Maret 2020
Lab Test Online. https://labtestsonline.org/tests/hepatitis-b-testing
Diakses pada 12 Agustus 2021