Pemeriksaan Feses

14 Mar 2023|dr. M. Helmi A.
Ditinjau olehdr. Reni Utari
Pemeriksaan feses dilakukan dengan mengambil sampel feses lalu ditempatkan pada tabung khususPemeriksaan feses biasanya diperlukan untuk penderita wasir

Apa itu prosedur pemeriksaan feses?

Pemeriksaan feses adalah prosedur memeriksa feses atau tinja untuk mengetahui masalah pada saluran pencernaan. Nantinya, sampel feses yang diambil akan diperiksa di laboratorium. 

Dalam pemeriksaan feses lengkap di laboratorium, sampel akan dilihat cirinya secara fisik, meliputi warna, konsistensi, hingga bau. Selain itu, komponen di dalamnya, seperti keberadaan bakteri atau parasit, jumlah lendir yang abnormal, lemak, serat daging juga akan diperiksa. 

Pemeriksaan feses merupakan jenis tes yang dengan risiko yang minim, tidak menyakitkan, dan dapat dilakukan secara rawat jalan.

Mengapa prosedur pemeriksaan feses perlu dilakukan?

Pemeriksaan feses biasanya direkomendasikan oleh dokter pada pasien yang menunjukkan gejala seperti diare tak kunjung sembuh, BAB berdarah, nyeri dan kram perut, mual dan muntah

Secara umum, pemeriksaan feses lengkap bertujuan untuk mendeteksi penyakit, seperti:

  • Infeksi parasit, bakteri, virus, jamur
  • Alergi atau peradangan dalam tubuh 
  • Peradangan pada usus pada kondisi kolitis ulserativa atau penyakit Crohn
  • Hemoroid atau wasir
  • Polip
  • Tukak lambung
  • Gangguan penyerapan makanan
  • Fisura ani
  • Penggunaan obat-obatan antiradang non-steroid
  • Kanker kolorektal
  • Pankreatitis
  • Penyakit Celiac 
  • Irritable bowel syndrome (IBS)
  • Fibrosis kistik atau gangguan lain yang mempengaruhi penyerapan lemak
  • Gangguan saluran pencernaan lainnya

Apa saja jenis pemeriksaan feses yang bisa dilakukan?

Ada beberapa pilihan pemeriksaan feses dengan tujuan yang berbeda-beda pula, yaitu:

  • Tes guaiac-based fecal occult blood test (gFOBT), yaitu pemeriksaan feses yang menggunakan reaksi kimia untuk melihat kemungkinan adanya darah samar yang tidak terlihat dengan mata telanjang. Biasanya dilakukan untuk mendeteksi kanker usus.
  • Tes fecal immunochemical test (FIT), yaitu pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kanker usus besar. Tes ini memeriksa adanya darah yang tersembunyi dalam tinja, yang biasanya berasal dari usus bagian bawah
  • Kultur feses, untuk melihat pertumbuhan bakteri, virus, atau kuman lain yang seharusnya tidak ditemukan di saluran cerna
  • Evaluasi lemak feses, untuk mencari kelebihan lemak di dalam feses yang merupakan pertanda tubuh memiliki masalah dalam penyerapan lemak.

Apa yang perlu diperhatikan sebelum pemeriksaan feses?

Ada beberapa hal yang perlu Anda informasikan ke dokter sebelum menjalani pemeriksaan feses, yaitu:

  • Informasikan ke dokter segala jenis obat baik resep ataupun nonresep, termasuk vitamin dan herbal yang Anda konsumsi
  • Dokter mungkin akan meminta menghentikan beberapa jenis obat 1-2 minggu sebelum proses pengambilan feses, seperti antasida, obat antidiare, pencahar, beberapa jenis antibiotik dan antiparasit, serta enema. Obat-obat tersebut  dapat memengaruhi hasil pemeriksaan feses Anda
  • Informasikan pada dokter jika baru saja menjalani pemeriksaan radiologi yang mengharuskan Anda menelan barium agar hasil tes akurat
  • Beri tahu dokter mengenai riwayat perjalanan Anda, khususnya kunjungan ke daerah rawan infeksi bakteri atau parasit supaya proses diagnosis jadi lebih mudah

Apa yang harus Anda ketahui sebelum mengambil sampel feses?

Untuk mengambil sampel feses, Anda dapat melakukannya sendiri tanpa bantuan tim medis. Biasanya, tim medis hanya akan memberikan wadah untuk menampung sampel.

Ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui sebelum mengambil sampel, yaitu:

  • Jangan mengambil sampel saat sedang menstruasi atau mengalami perdarahan akibat wasir. 
  • Jangan gunakan sampel tinja yang sudah menyentuh permukaan lain karena berisiko terkontaminasi bakteri atau parasit lain yang sebenarnya tidak ada di tubuh kita.

Bagaimana cara pemeriksaan feses lengkap?

Cara pemeriksaan feses lengkap umumnya meliputi proses pengambilan sampel dan pengujian sampel di laboratorium dengan penjelasan sebagai berikut:

Proses pengambilan sampel

Biasanya, sampel pada pemeriksaan feses diambil di rumah dan tim medis akan memberikan instruksi yang jelas mengenai cara mengambil dan menyimpan sampel tinja untuk pemeriksaan feses lengkap. 

Anda akan mendapatkan perangkat sampel yang biasanya terdiri dari wadah berupa tabung bertutup. Tabung tersebut telah diberi nama dan tanggal lahir pada label khusus. 

Berikut adalah cara pengambilan sampel feses untuk mendapatkan hasil yang akurat:

  1. Tempatkan sesuatu pada toilet Anda untuk menampung feses, seperti wadah plastik atau kantong plastik.
  2. Pastikan feses tidak menyentuh bagian dalam toilet. Jika menyentuh, hal ini dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi bakteri yang bukan dari feses Anda.
  3. Gunakan spatula atau sendok khusus yang diberikan dokter untuk memasukkan feses ke dalam wadah.
  4. Ambillah sampel feses sebesar biji kacang. Usahakan ambil bagian yang mengandung darah, lendir, dan bertekstur encer.
  5. Usahakan untuk mencegah urine mengenai feses. Sebaiknya, buang air kecil lebih dulu sebelum pengambilan sampel.
  6. Letakkan wadah yang berisi feses ke dalam wadah plastik tertutup. Cuci tangan Anda dengan sabun dan air mengalir. Siram sisa feses di dalam toilet.
  7. Berikan sampel feses ke kepada tim medis. Anda dapat menyimpan sampel feses ini di dalam lemari pendingin, maksimal 24 jam setelah pengambilan dilakukan. Gunakan lemari pendingin terpisah dari makanan.

Untuk pemeriksaan feses tertentu, seperti pada tes gFOBT, pasien akan diberikan satu perangkat untuk mengambil dan mengumpulkan sampel tinja. Anda akan diminta untuk mengumpulkan sampel tinja dari 2-3 proses BAB (defekasi) ke dalam wadah bersih.

Pasien akan diinstruksikan untuk mengoleskan tinja pada area tertentu pada kartu menggunakan aplikator yang telah diberikan. Setelah sampel kering, pasien harus menyerahkannya pada dokter atau petugas laboratorium yang ditunjuk.

Pemeriksaan sampel feses

Setelah sampel feses dikirim, tim medis akan menganalisis sampel sesuai standar perangkat pemeriksaan. 

Di laboratorium, feses akan diperiksa mulai dari warna, konsistensi, jumlah, dan bentuknya. Untuk tes kultur feses, sampel akan dicampurkan pada media tumbuh bakteri untuk melihat ada tidaknya kuman penyebab penyakit. 

Hasil apa yang didapatkan dari pemeriksaan feses?

Feses yang normal berwarna cokelat, memiliki konsistensi lunak, tanpa darah, lendir, nanah, atau bakteri yang tumbuh pada kultur feses. 

Sementara, feses yang tidak normal dapat menandakan adanya suatu kondisi medis. Hasil pemeriksaan feses yang tidak normal biasanya menunjukkan:

  • Feses berwarna hitam, merah, putih, kuning, atau hijau.
  • Tinja cair atau sangat keras.
  • Jumlah tinja terlalu banyak
  • Tinja mengandung darah, lendir, nanah, serat daging yang tidak tercerna, bakteri berbahaya, virus, jamur, atau parasit.
  • Feses mengandung enzim tingkat rendah, seperti tripsin atau elastase.
  • Tingginya kadar lemak dalam tinja, yang dapat disebabkan oleh penyakit seperti pankreatitis, penyakit Celiac, fibrosis kistik atau gangguan lain yang mempengaruhi penyerapan lemak.
  • Kehadiran serat daging yang tidak tercerna dalam tinja mungkin disebabkan oleh pankreatitis tau gangguan pada pankreas lainnya.
  • Tinja memiliki PH rendah yang dapat disebabkan oleh penyerapan karbohidrat atau lemak yang buruk.
  • Feses dengan pH tinggi dapat menandakan peradangan pada usus (kolitis), kanker, atau penggunaan antibiotik.
  • Darah dalam tinja mungkin disebabkan oleh perdarahan di saluran pencernaan.
  • Sel darah putih dalam tinja mungkin disebabkan oleh peradangan usus, seperti kolitis ulserativa, atau infeksi bakteri.
  • Ditemukannya rotavirus yang menjadi penyebab umum diare pada anak.
  • Tingkat gula pereduksi yang tinggi dalam tinja bisa menandakan adanya masalah dalam mencerna beberapa jenis gula.
  • Tingkat gula pereduksi yang rendah bisa menunjukkan adanya penyakit Celiac, fibrosis kistik, atau malnutrisi, atau penggunaan obat-obatan, seperti colchicine (untuk asam urat) atau pil KB.

Tim medis mungkin akan menyarankan pemeriksaan tambahan atau pemeriksaan lain untuk memastikan kondisi yang Anda.

Berapa biaya pemeriksaan feses?

Biaya untuk melakukan pemeriksaan feses bisa berbeda-beda tergantung dari lokasi pemeriksaan dilakukan. Namun umumnya, harga pemeriksaan feses cukup terjangkau, yaitu mulai dari sekitar Rp75.000 untuk pemeriksaan biasa. Sementara itu, pemeriksaan lengkap harganya bisa lebih tinggi, yaitu sekitar Rp100.000.

diaresaluran pencernaanwasirperdarahan

Canadian Cancer Society. https://www.cancer.ca/en/cancer-information/diagnosis-and-treatment/tests-and-procedures/stool-test/?region=on
Diakses pada 4 Januari 2022

Turk Pediatri Arsivi. ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6776453/
Diakses pada 4 Januari 2022

WebMD. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-a-stool-culture#1
Diakses pada 6 Maret 2020

KidsHealth. https://kidshealth.org/en/parents/labtest8.html
Diakses pada 4 Januari 2022

Very Well Health.https://www.verywellhealth.com/stool-culture-1942652
Diakses pada 4 Januari 2022

Healthdirect. https://www.healthdirect.gov.au/stool-tests
Diakses pada 4 Januari 2022

University of Michigan. https://www.uofmhealth.org/health-library/aa80714#tp16704
Diakses pada 4 Januari 2022

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email