Pemeriksaan Endokrin

Pemeriksaan endokrin umumnya dimulai melalui tes darahPemeriksaan endokrin umumnya diawali dengan tes darah

Apa itu pemeriksaan endokrin?

Pemeriksaan endokrin adalah serangkaian tes yang dilakukan untuk mengevaluasi fungsi endokrin. Endokrin memiliki fungsi sangat penting, yakni mengatur metabolisme, pernapasan, pertumbuhan, fungsi reproduksi, dan pergerakan.

Bagian-bagian tubuh manusia yang termasuk organ endokrin meliputi:

  • Hipotalamus
  • Kelenjar hipofisis
  • Kelenjar tiroid dan paratiroid
  • Pankreas
  • Kelenjar adrenal
  • Ovarium
  • Testis

Karena organnya begitu beragam, pemeriksaan endokrin juga bermacam-macam. Jenisnya bisa berupa tes teslaboratorium maupun pencitraan.

Namun tidak semua pasien harus menjalani semua jenis pemeriksaan endokrin. Jenis tes yang perlu Anda jalani akan ditentukan oleh dokter sesuai dengan gejala dan penyakit endokrin yang Anda alami. 

Kenapa pemeriksaan endokrin dilakukan?

Pemeriksaan endokrin bertujuan menilai fungsi organ-organ endokrin. Dengan ini, penyebab dari keluhan yang Anda alami bisa diketahui secara pasti.

Siapa yang membutuhkan pemeriksaan endokrin?

Prosedur ini umumnya dianjurkan pada orang yang mengalami gangguan fungsi endokrin atau kelainan hormon. Berikut contohnya:

Apa saja jenis pemeriksaan endokrin?

Karena penyakit endokrin bergitu banyak, pemeriksaannya juga beragam. Berdasarkan gangguan medis yang terjadi, beberapa jenis tes yang umum dianjurkan meliputi:

1. Diabetes mellitus

2. Penyakit tiroid

  • Tes darah untuk mengukur kadar hormon T4,T3, dan TSH
  • Pencitraan, contohnya USG
  • Biopsi tiroid

3. Gangguan kesuburan atau infertilitas

  • Analisis sperma
  • Tes kadar hormon testosteron
  • Tes genetik
  • Biopsi testis
  • Pencitraan, seperti USG

4. Prolaktinoma

  • Tes kadar prolaktin dalam darah
  • Pencitraan, seperti MRI atau CT scan untuk mendeteksi tumor penghasil prolaktin

Seberapa sering Anda harus menjalani pemeriksaan endokrin?

Frekuensi pemeriksaan endokrin yang harus Anda lakukan tergantung dari jenis tesnya. Berikut contohnya:

  • Biopsi jarum halus dilakukan setidaknya 3-6 kali
  • Sestamibi scan dilakukan beberapa kali dalam sehari ketika pemeriksaan

Sementara jenis pemeriksaan endokrin lainnya tidak memiliki panduan spesifik mengenai frekuensi yang harus dijalanni.

Apa saja persiapan untuk menjalani pemeriksaan endokrin?

Persiapan yang dapat dilakukan sebelum pemeriksaan endokrin meliputi:

  • Berkonsultasi dengan dokter.
  • Menjalani pemeriksaan klinis.
  • Menanyakan konsumsi obat-obatan yang harus dihentikan sebelum prosedur.
  • Pada beberapa jenis tes endokrin, pasien perlu berpuasa (tidak makan dan minum) sebelum pemeriksaan. Karena itu, tanyakan hal ini pada dokter.

Bagaimana prosedur pemeriksaan endokrin dilakukan?

Terdapat berbagai macam pemeriksaan endokrin. Beberapa jenis tes yang umum meliputi:

1. Tes darah

Tes darah merupakan prosedur pemeriksaan awal untuk mengevaluasi kadar senyawa tertentu dalam tubuh pasien. Tindakan medis ini dilakukan dengan cara:

  • Petugas medis akan mencari pembuluh darah vena mana pada bagian lengan yang terlihat paling jelas, biasanya di bagian dalam lipat siku.
  • Tali elastis lalu dipasangkan di lengan atas pasien agar darah terkumpul dan vena mudah ditemukan.
  • Pasien bisa diminta untuk mengepalkan tangan supaya pembuluh darah vena lebih tampak.
  • Petugas medis kemudian membersihkan area pengambilan darah dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi.
  • Jarum kemudian ditusukkan pada vena pasien.
  • Tabung khusus akan dipasang di belakang jarum untuk menamppung darah.
  • Saat jumlah darah sudah cukup, jarum akan dilepaskan.
  • Lokasi penusukan lalu dibersihkan dan ditutup dengan plester steril.

Tabung bersisi sampel darah pasien akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut.

2. Pencitraan

Pada penyakit endokrin tertentu, dibutuhkan pemeriksaan pencitraan. Tes ini bertujuan memastikan diagnosis dan dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

  • USG

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi massa atau cairan pada jaringan lunak. USG umumnya disarankan guna mengevaluasi nodul tiroid dan pembesaran kelenjar getah bening di leher, serta mengidentifikasi pembesaran kelenjar paratiroid.

  • Endoscopic ultrasound

Endoscopic ultrasound menggunakan alat bernama endoskop untuk mendeteksi masalah pada organ endokrin, khususnya pankreas. Endoskop memiliki lampu dan kamera di ujungnya agar dokter bisa melihat kondisi organ secara langsung.

  • CT scan

CT scan akan memberikan gambar struktur organ endokrin yang lebih jelas daripada USG. Pasien bisa berbaring atau duduk selama proses ini berlangsung, tergantung pada bagian tubuh yang diperiksa.

  • Sestamibi scan

Pemeriksaan ini menggunakan zat pewarna radioaktif guna mendeteksi pembesaran kelenjar paratiroid. Pewarna akan disuntikkan ke dalam pembuluh darah pasien, lalu pemindaian akan dilakukan.

  • PET scan

PET scan menggunakan zat kontras khusus yang keberadaannya dapat dilacak di dalam tubuh ketika dan diserap oleh beberapa jaringan atau organ.

  • Octreoscan

Octreoscan menggunakan obat octreotide. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan untuk mendeteksi tumor karsinoid dan tumor pankreas.

  • Meta iodo benzo guanidine scan

MIBG scan bertujuan mendeteksi feokromositoma dan paraganglioma, serta kanker yang telah menyebar ke organ tubuh lain.

3. Biopsi

Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel, baik jaringan maupun cairan. Pada pemeriksaan endokrin, biopsi yang dilakukan biasanya adalah fine needle aspiration (FNA).

Di Indonesia, FNA lebih dikenal dengan istilah biopsi jarum halus (BJH). Pada biopsi jenis ini, jarum berukuran tipis ditusukkan ke dalam area yang akan diperiksa. Misalnya, di nodul kelenjar tiroid.

Seperti apa hasil pemeriksaan endokrin?

Pemeriksaan endokrin bisa memberikan hasil normal atau tidak normal (abnormal). Pada  tes laboratorium, hasil dikatakan tidak normal bila angkanya di luar rentang nilai ideal yang sudah ditentukan.

Sedangkan pada pencitraan, hasil tes dikatakan tidak normal ketika gambar menunjukkan adanya massa abnormal atau kelainan tertentu pada organ endokrin yang diperiksa.

Apa yang harus dilakukan bila hasil pemeriksaan endokrin tidak normal?

Bila hasil pemeriksaan endokrin Anda termasuk tidak normal, dokter bisa menganjurkan Anda untuk menjalani tes lain guna memastikan diagnosis. Sedangkan pada diagnosis yang telah dipastikan, dokter akan mendiskusikan rencana penanganan dengan Anda.

Apa saja risiko pemeriksaan endokrin?

Komplikasi pemeriksaan endokrin akan berbeda-beda pada tiap jenis tes. Berikut contohnya:

1. Tes darah dan biopsi

2. Pencitraan

Pada pemeriksaan pencitraan, paparan radiasi merupakan risiko utamanya. Namun jumlah radiasi ini biasanya tergolong rendah.

Meski begitu, wanita yang sedang hamil dan kemungkinan hamil perlu menginformasikan kondisinya pada dokter. Dengan ini, dokter bisa mempertimbangkan risiko paparan radiasi pada kesehatan janin.

diabetesmasalah infertilitaskelenjar tiroid

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infertility/diagnosis-treatment/drc-20354322
Diakses pada 15 Juni  2020

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/diagnosis-treatment/drc-20371451
Diakses pada 15 Juni 2020

Mayo Clinic Laboratories. https://endocrinology.testcatalog.org/search?q=%22mml-endo-thyroid%22&sort=alpha
Diakses pada 15 Juni 2020

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. https://www.niddk.nih.gov/health-information/endocrine-diseases/prolactinoma
Diakses pada 15 Juni 2020

University of Iowa Hospitals and Clinics. https://uihc.org/health-topics/endocrine-system-diagnostic-tests
Diakses pada 15 Juni 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email