Anemia merupakan kondisi medis yang ditandai dengan kurangnya sel darah merah atau hemoglobin di dalam tubuh. Karena itu, penyakit ini juga sering disebut kurang darah.
Penyakit anemia dapat disebabkan oleh banyak hal. Penting untuk menentukan penyebabnya agar pengobatan bisa diberikan dengan tepat.
Berikut beberapa jenis anemia berdasarkan penyebabnya:
Kondisi ini disebabkan oleh kadar zat besi yang rendah dalam darah. Anemia defisiensi besi seringkali terjadi karena tubuh kehilangan banyak darah. Misalnya, menstruasi yang deras atau pendarahan saluran cerna.
Jenis anemia ini disebabkan oleh tubuh yang kekurangan vitamin B12, asam folat, atau vitamin C.
Anemia aplastik terjadi karena sumsum tulang belakang gagal memproduksi sel-sel darah.
Anemia ini disebabkan oleh tubuh yang menghancurkan sel-sel darah merah sebelum waktunya.
Penyakit keturunan ini ditandai dengan sel darah merah berbentuk tidak normal, yakni seperti bulan sabit.
Talasemia juga termasuk penyakit keturunan. Kondisi ini ditandai dengan kelainan bentuk hemoglobin, sehingga sel darah merah hancur sebelum waktunya.
Pemeriksaan anemia dilakukan melalui tes darah untuk membantu dokter dalam mendiagnosis jenis anemia dan mencari tahu penyebab yang mendasarinya.
Beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan meliputi:
Sementara pemeriksaan tambahan lainnya bisa berupa:
Anemia dapat disebabkan oleh banyak hal dan memiliki tingkat keparahan yang bervariasi pada tiap penderita.
Dengan menjalani pemeriksaan anemia, dokter dapat menentukan jenis anemia, penyebab yang mendasari, serta tingkat keparahannya. Hal ini penting dilakukan karena pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya.
Pemeriksaan anemia dianjurkan oleh dokter pada orang yang mengalami gejala-gejala anemia. Gejala tersebut umumnya meliputi:
Pada penderita anemia berat, gejalanya bisa berupa:
Pemeriksaan anemia membutuhkan pengambilan sampel darah oleh tenaga medis. Berikut prosedurnya:
Proses pengambian darah biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit. Pasien mungkin akan merasa sedikit nyeri saat jarum disuntikkan atau dilepaskan.
Hasil pemeriksaan anemia tergantung pada jenis pemeriksaannya. mari simak penjelasan di bawah ini:
Anemia biasanya dideteksi dari tes darah rutin. Tes ini disebut tes darah lengkap dan akan menghitung jumlah serta proporsi sel darah dalam pembuluh darah.
Pada penderita anemia, beberapa komponen tes darah lengkap akan menunjukkan hasil tidak normal. Komponen ini meliputi:
Indeks sel darah merah terdiri atas mean corpuscular volume (MCV), mean corpuscular hemoglobin (MCH), dan mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC).
Indeks sel darah merah dapat memberi gambaran terkait ukuran sel darah merah dan kadar hemoglobin dalam sel darah merah. Karakteristik ini akan membantu dokter untuk menentukan jenis anemia.
Ketika hasil tes darah lengkap menunjukkan adanya anemia, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berupa apus darah tepi dan hitung jenis sel darah putih.
Lewat kedua pemeriksaan tersebut, dokter dapat melihat bentuk sel darah merah sekaligus ada tidaknya sel abnormal dalam darah. Dengan ini, dokter dapat mendiagnosis jenis anemia yang dialami oleh pasien.
Retikulosit adalah sel darah merah yang masih muda. Pemeriksaan ini juga bertujuan menentukan penyebab dan jenis anemia. Misalnya, pasien dengan kadar retikulosit rendah bisa menandakan gangguan produksi sel darah merah di sumsum tulang belakang.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendiagnosis anemia defisiensi besi. Secara umum, tiga jenis tes zat besi berikut yang bisa dijalani oleh pasien:
Vitamin B12 dan B9 (folat) diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Jika kadar kedua vitamin ini menunjukan angka di bawah normal, dokter bisa mendiagnosis pasien dengan anemia defisiensi B12 dan folat.
Tes elektroforesis hemoglobin dilakukan untuk mengevaluasi bentuk hemoglobin yang tidak normal. Hal ini ditemukan pada penderita talasemia dan anemia sel sabit.
Bila hasil pemeriksaan anemia menandakan adanya kelainan, dokter mungkin bisa menganjurkan pemeriksaan penunjang lain untuk memastikan penyebab anemia.
Sebagai contoh, bila perdarahan diyakini sebagai penyebab anemia, dokter akan melakukan prosedur endoskopi untuk memeriksa tanda-tanda pendarahan di saluran pencernaan atas.
Kolonoskopi juga mungkin dilakukan guna mencari tanda perdarahan atau kelainan lain dalam usus besar. Sampel sel dan sumsum tulang pun dapat diambil untuk memeriksa produksi sel darah.
Tak hanya itu, dokter bisa melakukan pemeriksaan pencitraan untuk mengevaluasi penyebab anemia lebih lanjut. Pemeriksaan ini umumnya meliputi rontgen dada, ultrasonografi, CT scan, maupun MRI.
Setelah penyebab anemia ditemukan, dokter akan melakukan langkah pengobatan yang sesuai dengan diagnosis dan tingkat keparahannya.
Pemeriksaan anemia melibatkan pengambilan sampel darah yang memiliki beberapa risiko di bawah ini:
Radiology Info. https://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=anemia#disease-evaluation
Diakses pada 29 Mei 2020
WebMD. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/qa/what-blood-tests-can-diagnose-anemia
Diakses pada 29 Mei 2020
Centers for Cancer Care and Blood Disorders. https://www.hoacny.com/patient-resources/blood-disorders/anemia/how-anemia-diagnosed
Diakses pada 29 Mei 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anemia/diagnosis-treatment/drc-20351366
Diakses pada 29 Mei 2020
Healthline. https://www.healthdirect.gov.au/iron-studies
Diakses pada 29 Mei 2020
Lab Tests Online. https://labtestsonline.org/conditions/anemia
Diakses pada 29 Mei 2020