Vaksin tifoid adalah jenis vaksin yang berfungsi mencegah demam tifoid. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi atau paratyphi yang ditemukan pada:
Demam tifoid disebarkan melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri. Orang yang terinfeksi kemudian bisa menularkan penyakit ini melalui feses yang mengandung bakteri. Bakteri Salmonella dapat bertahan hingga beberapa minggu dalam air.
Setelah masuk ke dalam tubuh, bakteri akan menuju usus halus dan masuk ke dalam peredaran darah. Oleh sel darah putih, bakteri dibawa ke hati, limpa, kelenjar getah bening, dan sumsum tulang, lalu memperbanyak diri dan kembali masuk ke aliran darah.
Secara umum, penyakit yang dikenal dengan nama tipes ini akan menyebabkan gejala demam dan gangguan pencernaan. Bila dibiarkan, penyakit ini dapat mengancam nyawa penderitanya.
Vaksinasi tifoid diperlukan untuk mencegah demam tifoid. Penyakit ini biasanya ditandai dengan gejala berupa:
Vaksinasi tifoid direkomendasikan untuk orang-orang dengan kondisi tertentu yang meliputi:
Vaksin tifoid diberikan pada usia di atas dua tahun, dan dapat diulang setiap tiga tahun. Di Indonesia sendiri, vaksin ini merupakan vaksin jenis polisakarida sehingga diberikan di atas usia dua tahun.
Sebelum vaksin tifoid diberikan, Anda perlu menginformasikan pada dokter mengenai hal-hal di bawah ini:
Pemberian vaksin tifoid akan dilakukan ketika Anda dalam kondisi sehat. Jadi dokter akan menyarankan Anda untuk beristirahat hingga kondisi Anda membaik terlebih dulu.
Prosedur pemberian vaksin tifoid berbeda-beda. Perbedaan ini tergantung pada jenis vaksin yang akan diberikan oleh dokter.
Hingga saat ini, terdapat tiga jenis vaksin tifoid, yaitu vaksin konjugat tifoid (TCV), ViPS, dan Ty21a. Ketiganya memiliki prosedur yang berlainan. Berikut penjelasannya:
Vaksin TCV diberikan melalui suntikan pada otot sebanyak satu kali, untuk rentang usia 6 bulan hingga 45 tahun. Satu dosisnya berisi 0,5 ml vaksin yang akan disuntikan secara intramuskular (tegak lurus kulit).
Pemberian vaksin ViPS dilakukan dengan penyuntikan ke otot atau di bawah kulit, minimal dua minggu sebelum risiko paparan.
Vaksin ini aman diberikan untuk anak di atas dua tahun dan dapat diulang setiap dua tahun. Satu dosisnya berisi 0,5 ml vaksin dan tersedia di Indonesia.
Vaksin Ty21a berbentuk kapsul dan diberikan sebanyak empat dosis, yakni pada hari ke 0, 2, 4, dan 6. Tiap kapsul harus diminum dengan air dingin bersuhu tidak lebih dari 370C, dan satu jam sebelum makan.
Semua dosis vaksin Ty21a harus selesai dalam waktu satu minggu sebelum risiko paparan. Vaksin ini mengandung bakteri Salmonella yang telah dilemahkan, sehingga tidak dianjurkan untuk anak di bawah enam tahun. Dosisnya dapat diulang setiap lima tahun.
Tidak ada hal khusus yang perlu dilakukan setelah vaksin tifoid diberikan. Pasien biasanya bisa langsung pulang dan beraktivitas seperti biasa.
Setelah pemberian vaksin tifoid, beberapa pasien bisa mengeluhkan:
IDAI. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-iii
Diakses pada 1 April 2020
NHS. https://www.nhs.uk/conditions/typhoid-fever/vaccination/
Diakses pada 1 April 2020
CDC. https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/typhoid.html
Diakese pada 1 April 2020
CDC. https://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm6411a4.htm
Diakses pada 1 April 2020
WHO. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/272272/WER9313.pdf?ua=1
Diakses pada 1 April 2020
Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/231135-clinical#b1
Diakses pada 1 April 2020
WebMD. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/typhoid-fever#1
Diakses pada 1 April 2020