Pemberian Vaksin Rotavirus

13 Mar 2023|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Vaksin rotavirus diberikan dengan cara meneteskannya ke mulutVaksin rotavirus diteteskan ke dalam mulut

Apa itu vaksin rotavirus?

Vaksin rotavirus adalah jenis vaksin yang berfungsi mencegah penyakit diare pada anak, khususnya akibat rotavirus. Selain diare, infeksi virus ini juga dapat menyebabkan muntah, demam, dan sakit perut. Virus ini mudah menyebar di kalangan anak-anak dan bayi. Anak-anak yang terkena infeksi rotavirus dapat mengalami dehidrasi yang berujung pada perawatan di rumah sakit.

Diare yang disebabkan rotavirus tergolong mudah menular. Virus bisa ditemukan di tinja pasien dan dapat bertahan untuk waktu lama pada tangan dan benda-benda yang sudah terkontaminasi.

Penularan terjadi ketika bayi atau anak memegang benda yang sudah tercemar virus, kemudian memasukkan tangan tersebut ke mulutnya.

Vaksin rotavirus sangat efektif dan memberikan perlindungan daya tahan tubuh terhadap infeksi virus tersebut. Vaksin ini mengandung virus yang sudah dilemahkan, sehingga dan tidak akan menimbulkan penyakit.

Menurut rekomendasi WHO, pemberian dosis pertama vaksin dapat dilakukan sejak bayi berusia enam minggu, bersamaan dengan pemberian vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus).

Siapa yang boleh dan tidak boleh menerima vaksin rotavirus?

Vaksin rotavirus diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi dan anak terhadap rotavirus. Dengan ini, bayi tidak akan sakit parah ketika terinfeksi.

Diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat menimbulkan dehidrasi yang bila tidak ditangani dengan tepat, bisa berkembang menjadi parah dan dapat mengancam nyawa. Pemberian vaksin rotavirus dapat melindungi sekitar 90 persen bayi dari diare berat yang disebabkan oleh virus ini. 

Berikut ini anak yang boleh dan tidak boleh menerima vaksin ini.

Anak yang boleh menerima vaksin rotavirus

Vaksin rotavirus disarankan untuk semua bayi. Dosis pertama vaksin Rotateq dapat diberikan pada bayi sejak usia enam minggu. Sementara dosis pertama vaksin Rotarix bisa dilakukan sejak bayi berusia 10 minggu.

Anak yang tidak disarankan menerima vaksin rotavirus 

Harap diingat bahwa vaksin rotavirus tidak boleh diberikan pada:

  • Anak yang pernah mengalami reaksi alergi berat terhadap vaksin
  • Anak yang kurang sehat ketika hendak divaksin. Dokter akan menunda vaksin hingga kondisi anak kembali
  • Penderita HIV/AIDS
  • Orang yang sedang menjalani pengobatan steroid jangka panjang
  • Penderita kanker atau orang yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi
  • Pengidap intususepsi atau gangguan pencernaan lain yang terkait intususepsi

Bagaimana jadwal pemberian vaksin rotavirus?

Jadwal pemberian vaksin rotavirus akan bergantung pada jenis vaksinnya. Di Indonesia sendiri, terdapat dua jenis vaksin rotavirus yang beredar, yaitu vaksin Rotateq dan Rotarix.

  • Vaksin Rotateq

Vaksin Rotateq diberikan sebanyak tiga kali. Dosis pertama saat bayi berusia 6-14 minggu, dosis kedua saat bayi berusia 4-8 minggu, dan dosis ketiga diberikan paling lambat saat bayi berusia delapan bulan.

  • Vaksin Rotarix

Vaksin Rotarix diberikan sebanyak dua dosis. Dosis pertama dapat diberikan saat bayi berusia 10 minggu dan dosis kedua saat bayi berusia 14 minggu (atau paling lambat di usia enam bulan).

Apa saja persiapan untuk menjalani pemberian vaksin rotavirus?

Tidak ada hal khusus yang perlu dilakukan sebelum pemberian vaksin rotavirus.

Bagaimana pemberian vaksin rotavirus dilakukan?

Vaksin rotavirus diberikan melalui oral (mulut). Satu dosis Rotarix berisi 1 ml vaksin, sedangkan satu dosis Rotateq mengandung 2 ml vaksin.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah pemberian vaksin rotavirus?

Virus yang dilemahkan dalam vaksin dapat ditemukan pada feses bayi setidaknya sampai 10 hari pascaimunisasi. Agar tidak tertular, orang tua dan pengasuh perlu mencuci tangan hingga benar-benar bersih setelah mengganti popok bayi.

Apa saja efek samping vaksin rotavirus?

Pada semua jenis vaksin, terdapat risiko timbulnya reaksi alergi terhadap vaksin. Gejala-gejalanya bisa berupa:

  • Sesak napas
  • Mengi
  • Muncul bentol-bentol pada kulit
  • Kulit tampak pucat
  • Detak jantung yang cepat

Namun risiko reaksi alergi pada vaksin rotavirus cenderung rendah. Selain itu, anak juga bisa mengalami efek samping yang meliputi diare, muntah, dan rewel.

Meski sangat jarang, vaksin rotavirus juga dapat memicu terjadinya intususepsi (sumbatan usus). Tapi kemungkinannya hanya 1-2 dari 100.000 bayi yang divaksin.

Gejala intususepsi meliputi perut yang membesar, lemas, sering muntah, sering menangis, dan buang air besar berdarah. Apabila bayi mengalami tanda-tanda ini, segera bawa ke unit gawat darurat (UGD) terdekat.

diare pada bayirotavirus

IDAI. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-iii
Diakses pada 21 April 2020

CDC. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/rotavirus/index.html
Diakses pada 21 April 2020

WebMD. https://www.webmd.com/children/vaccines/rotavirus-rv-vaccine#1
Diakses pada 21 April 2020

Health Link British Columbia. https://www.healthlinkbc.ca/healthlinkbc-files/rotavirus-vaccine
Diakses pada 21 April 2020

NHS. https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/rotavirus-vaccine/
Diakses pada 21 April 2020

WHO. https://www.who.int/immunization/diseases/rotavirus/en/
Diakses pada 21 April 2020

U.S. Department of Health & Human Services. https://www.vaccines.gov/diseases/rotavirus
Diakses pada 21 April 2020

FDA. https://www.fda.gov/media/75726/download
Diakses pada 21 April 2020

Merck. https://www.merck.com/product/usa/pi_circulars/r/rotateq/rotateq_pi.pdf
Diakses pada 21 April 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email