Vaksin rotavirus adalah jenis vaksin yang berfungsi mencegah penyakit diare pada anak, khususnya akibat rotavirus. Selain diare, infeksi virus ini juga dapat menyebabkan muntah, demam, dan sakit perut. Virus ini mudah menyebar di kalangan anak-anak dan bayi. Anak-anak yang terkena infeksi rotavirus dapat mengalami dehidrasi yang berujung pada perawatan di rumah sakit.
Diare yang disebabkan rotavirus tergolong mudah menular. Virus bisa ditemukan di tinja pasien dan dapat bertahan untuk waktu lama pada tangan dan benda-benda yang sudah terkontaminasi.
Penularan terjadi ketika bayi atau anak memegang benda yang sudah tercemar virus, kemudian memasukkan tangan tersebut ke mulutnya.
Vaksin rotavirus sangat efektif dan memberikan perlindungan daya tahan tubuh terhadap infeksi virus tersebut. Vaksin ini mengandung virus yang sudah dilemahkan, sehingga dan tidak akan menimbulkan penyakit.
Menurut rekomendasi WHO, pemberian dosis pertama vaksin dapat dilakukan sejak bayi berusia enam minggu, bersamaan dengan pemberian vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus).
Vaksin rotavirus diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi dan anak terhadap rotavirus. Dengan ini, bayi tidak akan sakit parah ketika terinfeksi.
Diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat menimbulkan dehidrasi yang bila tidak ditangani dengan tepat, bisa berkembang menjadi parah dan dapat mengancam nyawa. Pemberian vaksin rotavirus dapat melindungi sekitar 90 persen bayi dari diare berat yang disebabkan oleh virus ini.
Berikut ini anak yang boleh dan tidak boleh menerima vaksin ini.
Vaksin rotavirus disarankan untuk semua bayi. Dosis pertama vaksin Rotateq dapat diberikan pada bayi sejak usia enam minggu. Sementara dosis pertama vaksin Rotarix bisa dilakukan sejak bayi berusia 10 minggu.
Harap diingat bahwa vaksin rotavirus tidak boleh diberikan pada:
Jadwal pemberian vaksin rotavirus akan bergantung pada jenis vaksinnya. Di Indonesia sendiri, terdapat dua jenis vaksin rotavirus yang beredar, yaitu vaksin Rotateq dan Rotarix.
Vaksin Rotateq diberikan sebanyak tiga kali. Dosis pertama saat bayi berusia 6-14 minggu, dosis kedua saat bayi berusia 4-8 minggu, dan dosis ketiga diberikan paling lambat saat bayi berusia delapan bulan.
Vaksin Rotarix diberikan sebanyak dua dosis. Dosis pertama dapat diberikan saat bayi berusia 10 minggu dan dosis kedua saat bayi berusia 14 minggu (atau paling lambat di usia enam bulan).
Tidak ada hal khusus yang perlu dilakukan sebelum pemberian vaksin rotavirus.
Vaksin rotavirus diberikan melalui oral (mulut). Satu dosis Rotarix berisi 1 ml vaksin, sedangkan satu dosis Rotateq mengandung 2 ml vaksin.
Virus yang dilemahkan dalam vaksin dapat ditemukan pada feses bayi setidaknya sampai 10 hari pascaimunisasi. Agar tidak tertular, orang tua dan pengasuh perlu mencuci tangan hingga benar-benar bersih setelah mengganti popok bayi.
Pada semua jenis vaksin, terdapat risiko timbulnya reaksi alergi terhadap vaksin. Gejala-gejalanya bisa berupa:
Namun risiko reaksi alergi pada vaksin rotavirus cenderung rendah. Selain itu, anak juga bisa mengalami efek samping yang meliputi diare, muntah, dan rewel.
Meski sangat jarang, vaksin rotavirus juga dapat memicu terjadinya intususepsi (sumbatan usus). Tapi kemungkinannya hanya 1-2 dari 100.000 bayi yang divaksin.
Gejala intususepsi meliputi perut yang membesar, lemas, sering muntah, sering menangis, dan buang air besar berdarah. Apabila bayi mengalami tanda-tanda ini, segera bawa ke unit gawat darurat (UGD) terdekat.
IDAI. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-iii
Diakses pada 21 April 2020
CDC. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/rotavirus/index.html
Diakses pada 21 April 2020
WebMD. https://www.webmd.com/children/vaccines/rotavirus-rv-vaccine#1
Diakses pada 21 April 2020
Health Link British Columbia. https://www.healthlinkbc.ca/healthlinkbc-files/rotavirus-vaccine
Diakses pada 21 April 2020
NHS. https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/rotavirus-vaccine/
Diakses pada 21 April 2020
WHO. https://www.who.int/immunization/diseases/rotavirus/en/
Diakses pada 21 April 2020
U.S. Department of Health & Human Services. https://www.vaccines.gov/diseases/rotavirus
Diakses pada 21 April 2020
FDA. https://www.fda.gov/media/75726/download
Diakses pada 21 April 2020
Merck. https://www.merck.com/product/usa/pi_circulars/r/rotateq/rotateq_pi.pdf
Diakses pada 21 April 2020