Vaksin hepatitis A adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus hepatitis A. Virus ini dapat menyebabkan peradangan pada organ hati yang dikenal dengan nama hepatitis A. Vaksin ini berisi virus hepatitis A yang sudah mati (inaktif). Saat vaksin disuntikkan ke dalam pembuluh darah, tubuh akan menghasilkan antibodi terhadap virus tersebut. Antibodi merupakan protein yang dapat menyerang dan membunuh virus, sehingga penyakit hepatitis A dapat dicegah.
Tingkat keparahan hepatitis A bervariasi. Mulai dari ringan dan tanpa gejala hingga menyebabkan gagal ginjal serta kematian.
Virus hepatitis A dapat menyebar apabila seseorang memakan sesuatu yang telah terkontaminasi oleh virus ini. Misalnya, dari kotoran orang yang telah terinfeksi hepatitis A. Hal ini biasanya terjadi ketika orang yang terinfeksi tidak mencuci tangannya dengan baik.
Vaksin hepatitis A diperlukan untuk mencegah penyakit hepatitis A. Penyakit ini biasanya ditandai dengan gejala-gejala berikut:
Pada beberapa pasien, hepatitis A tidak menimbulkan gejala apapun. Akan tetapi, pasien tetap dapat menularkannya pada orang lain di sekitarnya.
Oleh karena itu, vaksin hepatitis A dapat membantu Anda dalam mencegah penularan virus hepatitis A pada komunitas.
Vaksin hepatitis A bisa diberikan pada anak maupun orang dewasa. Berikut penjelasannya.
Berdasarkan jadwal imuniasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) tahun 2020, vaksinasi hepatitis A pada anak bisa dilakukan setelah anak berusia satu tahun. Pada anak, vaksin hepatitis A diberikan dalam dua dosis. Dosis pertama dilakukan setelah anak berusia 1 tahun. Sementara dosis kedua diulang setelah 6-12 bulan berikutnya.
Vaksin hepatitis A juga dianjurkan untuk pasien dewasa, terutama kelompok orang yang berisiko tinggi terinfeksi virus hepatitis A. Berikut contohnya:
Pada orang dewasa, vaksin juga diberikan dalam dua dosis dengan jarak 6-18 bulan di antara pemberian vaksin hepatitis A.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hingga kini pemberian vaksin hepatitis A untuk ibu hamil belum terbukti keamanannya. Meski begitu, karena vaksin ini dibuat dari virus yang sudah mati, maka risiko virus tersebut menginfeksi janin cukup rendah.
Dokter akan melakukan pertimbangan tersendiri untuk melihat apabila risiko yang bisa terjadi akibat vaksinasi sebanding dengan manfaat yang akan didapatkan.
Anda disarankan untuk tidak melakukan vaksin hepatitis A apabila:
Secara umum, tidak ada persiapan khusus sebelum menjalani vaksin hepatitis A. Apabila Anda tidak memiliki kondisi-kondisi di atas, Anda bisa melakukan imunisasi ini.
Vaksin hepatitis A diberikan melalui suntikan pada lengan atas. Satu dosis berisi 0,5 ml vaksin untuk anak-anak atau 1 ml vaksin untuk orang dewasa. Vaksin ini akan disuntikkan secara intramuskular, yakni tegak lurus pada kulit.
Tidak ada hal khusus yang perlu diperhatikan setelah pemberian vaksin hepatitis A. Umumnya, pasien bisa kembali berakitvitas seperti biasa sesudahnya.
Efek samping yang dapat timbul setelah pemberian vaksin tergolong ringan dan biasanya hilang dalam beberapa hari. Efek samping tersebut bisa meliputi:
Sementara efek samping yang serius sangatlah jarang terjadi.
CDC. https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/hep-a.html
Diakses pada 17 Maret 2020
Medicine Net. https://www.medicinenet.com/hepatitis_a_vaccine-injection/article.htm
Diakses pada 17 Maret 2020
Kids Health. https://kidshealth.org/en/parents/hepa-vaccine.html
Diakses pada 17 Maret 2020
U.S. Department of Health & Human Services.
https://www.vaccines.gov/diseases/hepatitis_a
Diakses pada 17 Maret 2020
WHO. https://www.who.int/ith/vaccines/hepatitisA/en/
Diakses pada 17 Maret 2020
CDC. https://www.cdc.gov/vaccines/pregnancy/hcp-toolkit/guidelines.html
Diakses pada 13 Juli 2021
IDAI. https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020
Diakses pada 13 Juli 2021