Imunisasi BCG adalah tindakan pemberian vaksin BCG (bacille Calmette-Guerin) yang berfungsi mencegah penyakit tuberkulosis (TB). TB merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang umumnya menyerang paru-paru.
Selain paru-paru, penyakit ini juga bisa menyerang bagian tubuh lain seperti tulang, sendi, dan ginjal. TB pun dapat menyebabkan radang selaput otak (meningitis).
Vaksin BCG berisi strain bakteri Mycobacterium yang sudah dilemahkan. Nantinya, tubuh akan mendeteksi vaksin ini sebagai benda asing yang perlu dilawan. Tubuh kemudian akan membentuk sistem imun terhadap bakteri tersebut.
Dengan begitu, jika ada bakteri TB yang akan menginfeksi di kemudian hari, tubuh sudah mengenali bakteri tersebut dan akan memberikan perlindungan bagi tubuh.
Imunisasi BCG rutin dilakukan pada negara-negara dengan angka kejadian TB yang tinggi, termasuk Indonesia.
Mengingat BCG merupakan imunisasi wajib maka pemerintah memberikan secara gratis jika menggunakan BPJS
Imunisasi BCG dianjurkan sebelum usia 3 bulan. Manfaatnya paling optimal jika diberikan sebelum usia 2 bulan.
Sementara pada bayi berusia 3 bulan dan anak-anak, tes Mantoux atau uji tuberkulin perlu dilakukan sebelum vaksinasi BCG. Jika hasilnya negatif, anak Anda dapat diimunisasi.
Vaksin BCG juga dianjurkan pada anak yang berada di lingkungan dengan tingkat paparan tinggi.Vaksin BCG jarang diberikan pada orang dewasa berusia di atas 16 tahun. Pasalnya, kerja vaksin ini akan kurang optimal pada pasien dewasa.
Namun, vaksin BCG tetap disarankan bagi orang dewasa yang memiliki risiko tinggi terpapar bakteri penyebab TBC, seperti:
Vaksin BCG tidak boleh diberikan pada orang yang memiliki kondisi-kondisi di bawah ini:
Vaksin BCG termasuk bagian imunisasi dasar lengkap pada bayi. Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian vaksin BCG dilakukan dengan jadwal dan dosis sebagai berikut:
Sementara untuk orang dewasa dosis yang diberikan adalah 0,2-0,3 ml.
Dosis vaksin BCG bagi anak dan dewasa untuk untuk mencegah TBC umumnya diberikan sebanyak satu kali.
Akan tetapi, imunisasi BCG dapat diulang dalam 2-3 bulan apabila sistem kekebalan tubuh tidak terbentuk dengan baik. Hal ini bisa dipastikan dengan tes tuberkulin.
Sebelum vaksin BCG diberikan, beri tahukan pada dokter apabila Anda atau anak Anda memiliki kondisi berikut:
Vaksin BCG diberikan melalui suntikan pada lengan atas sebelah kanan yang disuntikkan secara intrakutan (di bawah kulit). Prosedurnya adalah sebagai berikut:
Sesudah menerima vaksin, pasien umumnya bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Dokter mungkin akan menjadwalkan pasien untuk menjalani tes Mantoux 2-3 bulan kemudian untuk mengamati efektivitas vaksin.
Setelah pemberian vaksin BCG, umumnya akan muncul bisul atau luka bernanah pada kulit yang jadi lokasi suntik. Hal ini normal.
Luka tersebut merupakan reaksi tubuh yang sedang membentuk kekebalan pada kuman hidup yang berada di dalam vaksin. Setelah beberapa waktu, bisul akan mengering dan menimbulkan jaringan parut (bekas luka).
Jaringan parut atau bekas luka yang disebabkan oleh vaksin BCG biasanya muncul dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin.
Pada pasien yang belum pernah terpapar bakteri pemicu TB, bisul akan muncul dalam 2-12 minggu pascapemberian vaksin BCG. Apabila bisul sudah muncul kurang dari 1 minggu, pasien kemungkinan besar pernah terpapar bakteri penyebab TB sehingga butuh pemeriksaan lanjutan.
Pada beberapa pasien, bisul bisa saja tidak terbentuk. Akan tetapi, ini bukan berarti vaksin gagal. Anda tidak perlu mengulang imunisasi BCG.
Selain bisul atau luka bernanah yang merupakan reaksi tubuh terhadap vaksin BCG, beberapa efek imunisasi BCG yang dapat timbul meliputi:
Pasien juga perlu segera memberitahu dokter jika mengalami reaksi alergi terhadap vaksin BCG yang ditandai dengan:
IDAI. http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/skar-bcg
Diakses pada 24 November 2021
Kementerian Kesehatan RI. https://www.depkes.go.id/article/view/18043000011/berikan-anak-imunisasi-rutin-lengkap-ini-rinciannya.html
Diakses pada 24 November 2021
IDAI. https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/1900/pdf
Diakses pada 24 November 2021
Kementerian Kesehatan RI. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/10/03Buku-Ajar-Imunisasi-06-10-2015-small.pdf
Diakses pada 24 November 2021
Medline Plus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682809.html
Diakses pada 24 November 2021
CDC. https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/prevention/bcg.htm
Diakses pada 11 Maret 2020
NHS. https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/bcg-tuberculosis-tb-vaccine/
Diakses pada 24 November 2021
University of Michigan. https://www.uofmhealth.org/health-library/d08998a1
Diakses pada 24 November 2021
BPOM. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-14-produk-imunologis-dan-vaksin/144-vaksin-dan-antisera/vaksin-bcg
Diakses pada 24 November 2021