Pemasangan Ventriculoperitoneal Shunt (VP Shunt)

14 Mar 2023|Nurul Rafiqua
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Pemasangan ventriculoperitoneal shunt (vp shunt) dilakukan untuk mengurangi cairan di kepala pasien hidrosefalus.Pemasangan ventriculoperitoneal shunt dilakukan melalui prosedur bedah.

Apa itu pemasangan ventriculoperitoneal shunt?

Ventriculoperitoneal shunt (VP Shunt) adalah alat yang berfungsi mengalirkan cairan otak yang menumpuk pada pengidap hidrosefalus. Penumpukan cairan ini bisa menyebabkan peningkatan tekanan di otak dan lambat laun akan memicu kerusakan yang serius. Pemasangan VP shunt dilakukan melalui prosedur bedah oleh dokter spesialis bedah saraf. 

Dokter bedah menempatkan ventriculoperitoneal shunt di dalam salah satu ventrikel otak. Dengan ini, VP shunt mengalihkan cairan yang menumpuk di otak serta mengembalikan aliran normal dan penyerapan cairan serebrospinal.

Mengapa pemasangan ventriculoperitoneal shunt diperlukan?

Pemasangan VP shunt direkomendasikan untuk orang yang menderita hidrosefalus. Hidrosefalus merupakan kondisi penumpukan cairan otak (cairan serebrospinal) yang mengelilingi rongga otak serta sumsum tulang belakang.

Cairan ini berfungsi sebagai bantalan pelindung agar terhindar dari cedera, mengalirkan nutrisi yang dibutuhkan otak, serta mengeluarkan produk limbah dari otak.

Normalnya, cairan serebrospinal akan mengalir melalui ventrikel ke dasar otak. Cairan itu ini kemudian membasahi otak dan sumsum tulang belakang sebelum diserap kembali ke dalam darah.

Ketika alirannya terganggu, maka penumpukan cairan akan terjadi. Kondisi ini dapat menciptakan tekanan berbahaya pada jaringan otak. Bila penumpukan terus terjadi, otak akan mengalami kerusakan.

Gejala paling khas dari hidrosefalus pada bayi dan anak-anak adalah ukuran kepala yang membesar. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini bisa menimbulkan sakit kepala yang parah.

Terdapat sejumlah faktor yang dianggap dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hidrosefalus, yaitu: 

  • Faktor genetik, yakni diwariskan dari orangtua pada anak
  • Mengalami cedera kepala
  • Memiliki tumor otak
  • Menderita stroke
  • Mengalami infeksi otak

Apa saja persiapan sebelum menjalani pemasangan ventriculoperitoneal shunt?

Sebelum melalui operasi pemasangan VP Shunt, beberapa langkah di bawah ini perlu dilakukan: 

Memberikan informasi lengkap seputar riwayat kesehatan pada dokter

Sebelum VP shunt dipasang, dokter akan memeriksa kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Informasikan pada dokter jika pasien memiliki kondisi-kondisi berikut:

  • Mengonsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin, heparin, warfarin, clopidogrel, enoxaparin, dabigatran, apixaban, dan rivaroxaban
  • Mengonsumsi obat-obatan lainnya, baik obat resep, obat bebas, obat herbal ataupun suplemen tertentu. Dokter mungkin akan meminta pasien untuk menghentikan konsumsi beberapa jenis obat. 
  • Menggunakan alat pacu jantung
  • Menderita sleep apnea
  • Memiliki riwayat alergi terhadap obat (terutama obat anestesi) atau bahan tertentu (seperti lateks)
  • Tidak beserdia menerima transfusi darah
  • Mengonsumsi alkohol
  • Merokok 
  • Menggunakan obat-obatan terlarang

Persiapan beberapa hari sebelum operasi

Pada periode waktu tertentu sebelum prosedur VP shunt dilaksanakan, dokter akan merekomendasikan beberapa hal di bawah inI untuk pasien:

  • Menjalani pemeriksaan fisik preoperasi
  • Melatih pernapasan dan refleks batuk
  • Berolahraga setiap hari, misalnya berlari atau bersepeda sejauh 1-2 km setiap hari
  • Menjalani pola makan dengan gizi yang seimbang

Persiapan pada hari operasi

Di ada hari operasi, lakukanlah hal berikut:

  • Jika pasien menggunakan lensa kontak, gantilah dengan kacamata. Mengenakan lensa kontak selama operasi dapat merusak mata pasien.
  • Jangan memakai benda logam apapun, misalnya perhiasan, anting (atau tindikan lain), jam tangan, dan sebagainya
  • Jangan memakai losion, krim, deodoran, makeup, bedak, parfum, kolonye, atau produk rambut (seperti gel rambut)
  • Melepaskan alat bantu dengar, gigi palsu, perangkat prostetik, rambut palsu, dan benda lain yang mungkin dikenakan
  • Membawa mesin pernapasan (seperti mesin CPAP) bagi pasien dengan sleep apnea
  • Berpuasa setidaknya delapan jam sebelum operasi. Khusus untuk pasien bayi dan balita, mereka mungkin perlu berhenti mengonsumsi susu dan makanan padat selama enam jam sebelum operasi.

Bagaimana pemasangan ventriculoperitoneal shunt dilakukan?

Proses pemasangan ventriculoperitoneal shunt akan dilakukan oleh dokter dengan langkah-langkah di bawah ini:

  • Pasien akan menjalani bius total agar tertidur dan tidak merasakan sakit selama prosedur berlangsung.
  • Perawat akan mencukur rambut bagian belakang telinga pasien agar tidak menghalangi akses kateter. Selang ini digunakan untuk mengeluarkan cairan serebrospinal berlebih. 
  • Dokter kemudian membuat sayatan kecil di belakang telinga pasien dan mengebor lubang kecil di tulang tengkorak. 
  • Satu kateter lalu dimasukkan ke dalam otak melalui lubang tengkorak tersebut, sementara kateter lain ditempatkan di bawah kulit telinga bagian belakang. 
  • Kateter tersebut nantinya akan bergerak ke dada dan perut untuk mengalirkan cairan serebrospinal yang perlu dikeluarkan.
  • Dokter akan memasang pompa kecil ke kedua kateter dan menempatkannya di bawah kulit belakang telinga. 
  • Pompa tersebut akan mengeluarkan cairan ketika tekanan dalam tengkorak meningkat. Pompa ini juga dapat diprogram sebagai katup yang akan terbuka secara otomatis untuk mengalirkan cairan serebrospinal ketika volumenya mencapai angka tertentu.
  • Ketika VP shunt telah terpasang, dokter akan menutup sayatan dengan jahitan atau staples.

Seperti apa hasil pemasangan ventriculoperitoneal shunt?

Biasanya 1-2 hari setelah operasi akan dilakukan CT scan untuk memastikan posisi kateter tidak bergerak. Kebanyakan pasien yang telah menjalani ventriculoperitoneal shunting berhasil mengalami penurunan tekanan di otak mereka. Berkurangnya tekanan ini juga akan memberikan efek positif di bawah ini:

  • Peningkatan fungsi otak terkait memori
  • Sakit kepala yang berkurang atau hilang
  • Frekuensi kejang yang berkurang atau hilang sama sekali
  • Tidak mudah marah
  • Tidak lagi mengalami kesulitan berpikir 
  • Tidak lagi mengalami masalah penglihatan
  • Tidak lagi kehilangan kontrol terhadap kandung kemih atau usus
  • Ukuran kepala yang mengecil atau kembali normal
  • Tidak lagi memiliki gangguan koordinasi tubuh

Ventriculoperitoneal shunt kemungkinan harus diganti setelah beberapa tahun, terutama pada pasien anak kecil.

Perangkat ini dapat bertahan pada bayi selama sekitar dua tahun. Sedangkan pada orang dewasa dan anak-anak di atas usia dua tahun, VP shunt mungkin baru perlu diganti setelah delapan tahun atau lebih.

Apa saja komplikasi pemasangan ventriculoperitoneal shunt?

Sama seperti operasi apda umumnya, pemasangan VP shunt juga dapat menyebabkan komplikasi. Beberapa komplikasi prosedur ventriculoperitoneal shunt meliputi:

Komplikasi anestesi dan operasi secara umum

Komplikasi ventriculoperitoneal shunt

  • Terbentuknya gumpalan darah atau perdarahan di otak
  • Terjadi pembengkakan otak
  • Terbentuknya lubang di usus (perforasi usus
  • Kebocoran cairan serebrospinal di bawah kulit
  • Infeksi pada shunt, otak, atau perut
  • Kerusakan jaringan otak
  • Kejang
hidrosefaluscedera kepalatumor otak

Healthline. https://www.healthline.com/health/ventriculoperitoneal-shunt
Diakses pada 20 Juli 2020

Memorial Sloan Kettering Cancer Center.
https://www.mskcc.org/cancer-care/patient-education/about-your-ventriculoperitoneal-vp-shunt-surgery
Diakses pada 20 Juli 2020

Kids Health. https://kidshealth.org/en/parents/vp-shunts.html
Diakses pada 20 Juli 2020

Medline Plus. https://medlineplus.gov/ency/article/003019.htm
Diakses pada 20 Juli 2020

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324117
Diakses pada 20 Juli 2020

Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/81058-overview#a2
Diakses pada 20 Juli 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email